tag:blogger.com,1999:blog-56460962526248221572024-03-14T00:09:17.356-07:00.Ushuluddin Nur, SHhttp://www.blogger.com/profile/04268661347934469722noreply@blogger.comBlogger31125tag:blogger.com,1999:blog-5646096252624822157.post-79806269833670416282012-01-07T04:50:00.000-08:002012-02-18T01:28:29.038-08:00Penyelenggaraan Maulid NabiPertanyaan:<br />
<br />
Assalamu 'alaikum Wr. Wb.<br />
Di kampung kami ada yang menyelenggarakan Maulid Nabi tapi ada sebagian yang mengatakan tidak perlu diselenggarakan. Bagaimana menurut Majelis Tarjih mengenai hal ini?<br />
Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
Jawaban:<br />
<br />
Pertanyaan tentang penyelenggaraan peringatan Maulid Nabi Muhammad saw seperti yang saudara sampaikan pernah ditanyakan dan telah pula dijawab oleh Tim Fatwa Majelis Tarjih Muhammadiyah. Untuk itu, kami sarankan saudara membaca kembali jawaban-jawaban tersebut, yaitu terdapat dalam buku Tanya Jawab Agama terbitan Suara Muhammadiyah Jilid IV, Cetakan Ketiga, halaman 271-274, Majalah Suara Muhammadiyah No. 12 Tahun Ke-90 16-30 Juni 2005 dan juga di Majalah Suara Muhammadiyah No. 1 Tahun Ke-93 1-15 Januari 2008. Namun demikian, berikut ini akan kami sampaikan ringkasan dari dua jawaban yang telah dimuat sebelumnya tersebut.<br />
Pada prinsipnya, Tim Fatwa belum pernah menemukan dalil tentang perintah menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi saw, sementara itu belum pernah pula menemukan dalil yang melarang penyelenggaraannya. Oleh sebab itu, perkara ini termasuk dalam perkara ijtihadiyah dan tidak ada kewajiban sekaligus tidak ada larangan untuk melaksanakannya. Apabila di suatu masyarakat Muslim memandang perlu menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi saw tersebut, yang perlu diperhatikan adalah agar jangan sampai melakukan perbuatan yang dilarang serta harus atas dasar kemaslahatan.<br />
Perbuatan yang dilarang di sini, misalnya adalah perbuatan-perbutan bid'ah dan mengandung unsur syirik serta memuja-muja Nabi Muhammad saw secara berlebihan, seperti membaca wirid-wirid atau bacaan-bacaan sejenis yang tidak jelas sumber dan dalilnya. Nabi Muhammad saw sendiri telah menyatakan dalam sebuah hadis:<br />
عَنْ عُمَرَ يَقُوْلُ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ لاَ تُطْرُوْنِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُوْلُوْا عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ. [رواه البخاري ومسلم]<br />
Artinya: “Diriwayatkan dari Umar ra., ia berkata: Aku mendengar Nabi saw bersabda: Janganlah kamu memberi penghormatan (memuji/memuliakan) kepada saya secara berlebihan sebagaimana orang Nasrani yang telah memberi penghormatan (memuji/memuliakan) kepada Isa putra Maryam. Saya hanya seorang hamba Allah, maka katakan saja hamba Allah dan Rasul-Nya.” [HR. al-Bukhari dan Muslim]<br />
Adapun yang dimaksud dengan kemaslahatan di sini, adalah peringatan Maulid Nabi Muhammad saw yang dipandang perlu diselenggarakan tersebut harus mengandung manfaat untuk kepentingan dakwah Islam, meningkatkan iman dan taqwa serta mencintai dan meneladani sifat, perilaku, kepemimpinan dan perjuangan Nabi Muhammad saw. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan cara menyelenggarakan pengajian atau acara lain yang sejenis yang mengandung materi kisah-kisah keteladanan Nabi saw.<br />
Allah SWT telah menegaskan dalam al-Qur'an, bahwa Rasulullah Muhammad saw adalah sebaik-baiknya suri teladan bagi umat manusia. Allah berfirman:<br />
<br />
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” [QS. al-Ahzab (33): 21]<br />
<br />
Wallahu a'lam bish-shawab. *amr)Ushuluddin Nur, SHhttp://www.blogger.com/profile/04268661347934469722noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5646096252624822157.post-47275171053300741982012-01-07T04:48:00.000-08:002012-01-07T04:48:03.359-08:00WAKAF DAN HIBAHPengertian Wakaf<br />
Wakaf, dalam bahasa arab berarti habs (menahan) artinya menahan harta yang memberikan manfaatnya dijalan Allah. Dari pengertian itu kemudian dibuatlah rumusan pengertian wakaf menurut istilah, yaitu “perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari benda miliknya dan melembagakannya untuk selama-lamanya guna kepentingan ibadat atau kerpeluan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam” (Kompilasi Hukum Islam, Buku III, Bab I, Pasal 215).<br />
<a name='more'></a><br />
Adapun dalil-dalil sebagai anjuran melakukan wakaf antara lain adalah:<br />
1. Firman Allah dalam surah Ali Imran ayat 92:<br />
• . [آل عمران، 3: 92] <br />
Artinya: “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” [QS. Ali Imran (3): 92]<br />
2. Hadits riwayat Muslim dari Ibnu ‘Umar ra:<br />
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ أَصَابَ عُمَرُ أَرْضًا بِخَيْبَرَ فَأَتَى النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- يَسْتَأْمِرُهُ فِيهَا فَقَالَ يَا رَسُولَ اللهِ إِنِّى أَصَبْتُ أَرْضًا بِخَيْبَرَ لَمْ أُصِبْ مَالاً قَطُّ هُوَ أَنْفَسُ عِنْدِى مِنْهُ فَمَا تَأْمُرُنِى بِهِ قَالَ « إِنْ شِئْتَ حَبَسْتَ أَصْلَهَا وَتَصَدَّقْتَ بِهَا ». قَالَ فَتَصَدَّقَ بِهَا عُمَرُ أَنَّهُ لاَ يُبَاعُ أَصْلُهَا وَلاَ يُبْتَاعُ وَلاَ يُورَثُ وَلاَ يُوهَبُ. قَالَ فَتَصَدَّقَ عُمَرُ فِى الْفُقَرَاءِ وَفِى الْقُرْبَى وَفِى الرِّقَابِ وَفِى سَبِيلِ اللهِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَالضَّيْفِ لاَ جُنَاحَ عَلَى مَنْ وَلِيَهَا أَنْ يَأْكُلَ مِنْهَا بِالْمَعْرُوفِ أَوْ يُطْعِمَ صَدِيقًا غَيْرَ مُتَمَوِّلٍ فِيهِ. [رواه مسلم]<br />
Artinya: “Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra, dia berkata: Umar telah mendapatkan sebidang tanah di Khaibar, lalu dia datang kepada Nabi saw untuk meminta pertimbangan tentang tanah itu, kemudian ia berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhya aku mendapatkan sebidang tanah di Khaibar, dimana aku tidak mendapatkan harta yang lebih berharga bagiku selain dari padanya; maka apakah yang hendak engkau perintahkan kepadaku sehubungan dengannya? Rasulullah saw berkata kepada Umar: Jika engkau suka tahanlah tanah itu dan engkau sedekahkan manfaatnya. Lalu Umar pun menyedekahkan manfaat tanah itu dengan syarat tanah itu tidak akan dijual, tidak akan dihibahkan dan tidak akan diwariskan. Tanah itu dia wakafkan kepada orang-orang fakir kaum kerabat, hamba sahaya, sabilillah, Ibnu sabil, dan tamu, dan tidak ada halangan bagi orang yang mengurusnya untuk memakan sebagian darinya dengan cara yang ma’ruf dan memakannya tanpa menganggap bahwa tanah itu miliknya sendiri.” [HR. Muslim, Shahih Muslim, II: 13-14]<br />
3. Hadits riwayat Muslim dari Abu Hurairah ra:<br />
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِذَا مَات الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ ». [رواه مسلم]<br />
Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah saw bersabda: Apabila seseorang meninggal dunia maka terputuslah semua amalannya kecuali tiga, yaitu: Sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat atau anak shalih yang mendo’akan kepadanya.” [HR. Muslim, Shahih Muslim, II: 14]<br />
<br />
Pengertian Hibah<br />
Hibah berasal dari bahasa Arab yang berarti melewatkan atau menyalurkan, dengan demikian berarti telah disalurkan dari tangan orang yang memberi kepada tangan orang yang diberi. Sayyid Sabiq mendefinisikan hibah adalah akad yang pokok persoalannya pemberian harta milik seseorang kepada orang lain di waktu dia hidup, tanpa adanya imbalan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hibah adalah merupakan suatu pemberian yang bersifat sukarela (tidak ada sebab dan musababnya) tanpa ada kontra prestasi dari pihak penerima pemberian, dan pemberian itu dilangsungkan pada saat si pemberi masih hidup. Di dalam Kompilasi Hukum Islam Buku II Bab I Pasal 171 butir g disebutkan Hibah adalah pemberian suatu benda secara sukarela dan tanpa imbalan dari seseorang kepada orang lain yang masih hidup untuk dimiliki.<br />
Hibah dituntunkan oleh Allah swt, karena hibah dapat menciptakan kerukunan dan mempererat rasa kasih sayang antar umat manusia. Anjuran untuk melakukannya antara lain:<br />
1. Hadis riwayat al-Baihaqi dari Abu Hurairah:<br />
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " تَهَادَوْا تَحَابُّوا. [رواه البيهقي]<br />
Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Nabi saw bersabda: Saling memberi hadiahlah di antara kalian, niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. al-Baihaqi, Sunan al-Baihaqi VI: 169, Shahihul Jami’us Shaghir, hadis no: 3004 dan Irwaul Ghalil, 1601, hadis ini hasan).<br />
2. Hadis riwayat Ahmad dan Thabrabi dari Khalid bin Adi:<br />
وَعَن خَالِدِ بْنِ عَدِيِّ الْجُهَنِيِّ ، رَضِيَ الله عَنْهُ : سَمِعْتُ رَسُولَ الله صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم يَقُولُ : مَنْ بَلَغَهُ مَعْرُوفٌ مِنْ أَخِيهِ مِنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ ، وَلاَ إِشْرَافٍ فَلْيَقْبَلْهُ ، وَلاَ يَرُدُّهُ ، فَإِنَّمَا هُوَ رِزْقٌ سَاقَهُ الله إِلَيْهِ. [رواه أحمد والطبرني وصححه ابن حبان والحاكم]<br />
Artinya: “Diriwayatkan dari Khalid bin 'Adi, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: Barangsiapa mendapatkan kebaikan dari saudaranya yang bukan karena mengharap-harapkan dan meminta-minta, maka hendaklah ia menerimanya dan tidak menolaknya, karena itu adalah rezeki yang diberikan Allah kepadanya". [HR. Ahmad dan ath-Thabrani, dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Hakim]<br />
<br />
Persamaan dan Perbedaan antara Wakaf dan Hibah<br />
Beberapa persamaan dan perbedaan antara wakaf dan hibah antara lain adalah:<br />
1. Dalam wakaf dan hibah terdapat orang yang memberikan hartanya (yang disebut Wakif dan Wahib), barang yang diberikan, dan orang yang menerimanya.<br />
2. Apabila seseorang yang berwakaf telah mengatakan dengan tegas atau berbuat sesuatu yang menunjukkan kepada adanya kehendak untuk mewakafkan hartanya atau mengucapkan kata-kata, maka telah terjadi wakaf itu tanpa diperlukan penerimaan (qabul) dari pihak lain. Sedangkan Hibah, selain adanya perkataan dan perbuatan yang tegas dari wahib untuk menyerahkan barangnya (ijab) perlu ada pula penerimaan dari penerima harta yang dihibahkan (qabul).<br />
3. Benda wakaf adalah segala benda baik benda bergerak atau tidak bergerak yang memiliki daya tahan yang tidak hanya sekali pakai dan bernilai menurut ajaran Islam, sedangkan benda atau harta hibah dapat berupa barang apa saja, baik yang hanya sekali pakai maupun tahan lama. Tidak diperbolehkan mewakafkan ataupun menghibahkan barang yang terlarang untuk diperjual belikan, seperti barang tanggungan (borg), barang haram dan yang sejenisnya.<br />
4. Benda wakaf hanya boleh diberikan kepada sekelompok orang yang bisa dimanfa’atkan untuk kepentingan orang banyak sedangkan hibah bisa diberikan kepada perorangan ataupun kelompok baik untuk kepentingan orang banyak maupun kepentingan individu.<br />
5. Barang wakaf tidak bisa menjadi hak milik seseorang sedangkan barang yang dihibahkan bisa menjadi hak milik seseorang.<br />
<br />
Wallahu a'lam bish-shawab. *putm)Ushuluddin Nur, SHhttp://www.blogger.com/profile/04268661347934469722noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5646096252624822157.post-21531113537938926072011-12-30T00:33:00.000-08:002011-12-30T00:36:04.469-08:00PERLUKAH KITA MERAYAKAN TAHUN BARU MASEHIBila kita mengamati secara seksama realitas yang ada menjelang berakhirnya setiap tahun Masehi, maka akan kita dapatkan seakan Rasulullah Saw., berbicara tentang kondisi kontemporer saat ini. Betapa tidak, hampir mayoritas umat ini merayakan datangnya Tahun Baru Masehi tersebut persis dengan apa yang dilakukan oleh pemilik Hari Besar tersebut, yaitu kaum Yahudi. Anehnya, hal ini banyak juga dirayakan oleh kalangan Nashrani. <br />
<a name='more'></a><br />
Dari Abu Sa’id al-Khudry bahwasanya Nabi Saw., bersabda, “Sungguh kalian akan mengikuti sunnah (tata-cara) orang-orang sebelum kamu, sejengkal-demi sejengkal, sehasta demi sehasta, hingga andaikata mereka masuk lubang semutpun, niscaya kalian akan memasukinya juga”. Para shahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah (mereka itu) orang-orang Yahudi dan Nashrani?”. Beliau bersabda: “Siapa lagi (kalau bukan mereka)”. (Hr. Al-Bukhari)<br />
<br />
Perayaan yang berisi hura-hura, kemaksiatan dan pemubaziran dilakukan di hampir seluruh pelosok negeri, tidak oleh kalangan muda-mudi saja tetapi juga oleh orang-orang tua. Pada tengah malam menjelang pergantian tahun; berpesta pora, lelap dalam gegap-gempita serta suara hiruk-pikuk musik yang menggila. Beramai-ramai dalam suasana sesak, saling himpit dan bergaya dengan berbagai mode yang ada.<br />
<br />
Bila melihat nama, sepertinya memperingati dan merayakan Tahun Baru Masehi identik dengan tahunnya orang-orang Nashrani saja. Tetapi sebenarnya, perayaan Tahun Baru tersebut merupakan bagian dari aktifitas ritual agama Yahudi dan Majusi (yang disebut dengan an-Nayrûz). Oleh karena itu, merekalah yang sebenarnya memiliki misi merayakan dan memeriahkannya bukan kaum Nashrani apalagi kaum Muslimin.<br />
<br />
Dalam Islam, hanya dikenal tiga Hari Besar (’Ied) yang memang disyariatkan untuk dirayakan dan dimeriahkan; dua bersifat tahunan, yaitu ‘Iedul Fithri dan ‘Iedul Adlha yang belum lama ini kita lalui. Satu lagi, bersifat pekanan, yaitu Hari Jum’at. Selain tiga Hari Besar ini, tidak dikenal peringatan dan perayaan hari besar lainnya, apalagi bila perayaan itu identik dengan agama selain Islam.<br />
<br />
Yang menjadi masalah kemudian adalah keterlibatan sebagian besar dari umat Islam di dalamnya; Kenapa mereka ikut merayakan dan memeriahkannya juga? Tidak tahukah bahwa perayaan itu khusus untuk non Muslim, khususnya, kaum Yahudi dan Majusi? Tahukah bahwa hal ini bertentangan dengan ajaran agama?<br />
<br />
Tentu kita amat prihatin dengan nasib umat yang semakin lama semakin terkikis ‘aqidahnya, sedikit-demi sedikit sebagaimana yang disinyalir di dalam hadits Nabi di atas.<br />
<br />
Setidaknya ada dua faktor besar yang menyebabkan terjadinya hal tersebut: pertama, kurangnya ilmu sebagian besar umat Islam akan ajarannya. Kedua, Kurangnya kontrol para ulama, khususnya penekanan terhadap sisi ‘aqidah.<br />
<br />
Proses pembelajaran selama ini hanya bertumpu kepada acara-acara ceremonial. Rujukan-rujukan yang digunakan dari sisi materi kurang memberikan tekanan kepada pemurnian ‘aqidah dari syirik dan penyakit TBC (Takhayyul, Bid'ah, Syirik dan Churafat) sementara dari sisi otentititas dan validitasnya kurang dapat dipertanggungjawabkan pula karena banyak sekali hadits-hadits yang dijadikan sebagai hujjah sangat lemah kualitasnya bahkan maudlu’ (palsu).<br />
<br />
Umat yang awam hanya mengerti bahwa acara-acara ceremonial semacam itu adalah bagian dari agama yang mereka anggap “wajib” dilakoni dari masa ke masa secara turun-temurun. Terlepas apakah hal itu benar-benar dicontohkan oleh Rasulullah melalui hadits shahih atau tidak. Apalagi bila ditanyakan tentang rujukannya, logika berfikir hanya menjawab bahwa hal itu “Memang dari sononya.” terbiasa dengan “taqlid buta.”<br />
<br />
Selain acara-acara ceremonial tersebut, memang banyak sekali diadakan majlis-majlis ta’lim tetapi amat disayangkan bahwa bobot materinya kurang berimbang. Sangat sedikit -untuk tidak mengatakan hampir tidak pernah- di dalamnya menyentuh sisi ‘aqidah dan bagaimana mereka bisa terlepas dari kesyirikan dan penyakit TBC tersebut. Yang sering disuguhkan “hanyalah” masalah dzikir bersama, dzikir nasional, fadlâ-il ‘amâl (pahala ibadah yang ini sekian dan yang itu sekian) padahal hadits-hadits yang digunakan sebagai hujjahnya sebagian besar dla'if (lemah) bahkan maudlu’.<br />
<br />
Dengan posisi seperti ini, sudah sepatutnya bahkan wajib bagi mereka untuk memberikan pelajaran-pelajaran agama yang benar kepada umat sebab umat yang awam hanya bertaqlid kepada mereka. Mereka harus mengambil dalil-dalilnya dari rujukan yang dapat dipertanggungjawabkan dan valid sebab kelak mereka akan mempertanggungjawabkan hal ini di hadapan Allah Swt.<br />
<br />
Sudah sepantasnya, para ulama meneladani sikap para Imam empat Madzhab yang semuanya sepakat menyatakan keharusan untuk merujuk kepada hadits yang shahih. Imam Abu Hanifah dan Imam asy-Syafi’i mengatakan: “Bila hadits itu shahih, maka itulah madzhabku”. Imam Ahmad berkata: “Janganlah kalian mentaqlidiku, jangan pula mentaqlidi Malik, asy-Syafi'i, al-Awza'i dan ats-Tsawry tetapi ambillah darimana mereka mengambil”. Imam Malik berkata: “Tidak ada seorangpun setelah (wafatnya) Nabi Saw., kecuali pendapatnya diambil atau ditinggalkan kecuali Nabi Saw.” Para Imam ini melarang umat dan pengikutnya mentaqlid mereka secara buta bahkan salah seorang dari mereka, yakni Abu Hanifah amat keras sekali ucapannya, “Haram bagi siapa yang tidak mengetahui dalilku untuk berfatwa dengan ucapanku.”<br />
<br />
Bilamana pemurnian ‘aqidah dari kesyirikan dan penyakit TBC tersebut lebih difokuskan tentu kejahilan umat akan ajaran agamanya akan dapat teratasi dan terkikis sehingga perayaan semacam “Natal Bersama,” “Valentine Days,” “Tahun Baru (Happy New Year)” dan sebagainya tidak akan mampu membuai dan menggoyahkan ‘aqidah mereka.<br />
<br />
Terdapat korelasi yang jelas antara hadits di atas dengan hadits larangan Tasyabbuh (menyerupai) dengan suatu kaum. Dalam hadist diatas, Rasulullah mensinyalir bahwa umat ini akan mengikuti sunnah (tata-cara) orang-orang Yahudi dan Nashrani. Maka, di dalam mengikuti cara mereka tersebut terdapat penyerupaan di dalam banyak hal. <br />
<br />
Dalam hadits Rasulullah banyak sekali larangan agar kita jangan menyerupai suatu kaum, terutama sekali terhadap orang-orang Yahudi dan Nashrani, diantaranya sabda beliau, “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia adalah bagian dari mereka”.<br />
<br />
Imam Al-Munawy dan Al-‘Alqamy mengomentari makna “Barangsiapa menyerupai suatu kaum, yakni secara zhahirnya dia berpakaian seperti pakaian mereka, mengikuti gaya hidup dan petunjuk mereka di dalam berpakaian serta sebagian perbuatan mereka.”<br />
<br />
Al-Qary mengatakan, “Barangsiapa menjadikan dirinya serupa dengan orang-orang kafir, misalnya di dalam berpakaian dan selainnya atau serupa dengan orang-orang fasiq, Ahli Tasawwuf atau serupa dengan orang-orang yang lurus dan baik, maka dia adalah bagian dari mereka, yakni di dalam mendapatkan dosa atau kebaikan/pahala.”<br />
<br />
Dalam hal ini, tentu saja Fenomena Merayakan Tahun Baru tersebut masuk ke dalam katogeri larangan Tasyabbuh.<br />
<br />
Tidak ada cara lain bagi kita kecuali dengan membentengi diri dengan ‘aqidah yang benar sehingga tidak mudah tergoda oleh hal-hal yang dapat menodai, mengotori apalagi menggoyahkannya. Peranan orang tua pun sangat penting dalam mengarahkan pendidikan agama yang memadai bagi anak-anaknya terutama penekanan sisi ‘aqidah. Tidak hanya menjadi komandan di tengah keluarga namun hendaknya menjadi seorang imam seperti yang pernah disampaikan al-Ustadz Shiddiq Amien dalalm salah satu satu khutbahnya.<br />
<br />
Bagi sebagian orang “Tahun Baru” adalah salah satu momen yang mengingatkan bahwa jatah usia semakin berkurang. Padahal setiap hari pun, setiap jam, menit dan detik jatah usia memang terus berkurang, kematian semakin dekat, tamu terakhir sebentar lagi datang. Sudahkah mempersiapkan diri menghadapinya.<br />
<br />
“Dialah Allah yang menciptakan kematian dan kehidupan agar Dia menguji kamu siapakah yang paling banyak amalnya.” (Qs. Al Mulk [67]:2)<br />
<br />
Waktu adalah kesempatan hidup, kesempatan kita untuk beramal, untuk beribadah karena kita memang diciptakan untuk beribadah (Qs. Adz Dzariyat: 56).<br />
<br />
Untuk urusan bisnis dan kerja, sering orang membuat suatu target pencapaian dan perencanaan yang begitu matang. Namun sudahkah kita membuat suatu perencanaan dan target untuk ibadah.<br />
<br />
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Qs. Al Hasyr:18)<br />
<br />
Menurut Toto Tasmara, dalam bukunya Kecerdasan Ruhaniah, mengatakan bahwa orang yang menghayati ayat tersebut adalah orang yang mempunyai visi, yang mempunyai gambaran masa depan. “Mereka menjadikan masa lalu sebagai pelajaran yang sangat berharga untuk membuat rencana yang lebih cermat.”<br />
<br />
Sedangkan dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa maksud kalimat “Hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)” adalah hisablah dirimu sebelum dihisab oleh Allah, dan lihatlah apa yang sudah kamu tabung untuk diri-diri kamu, berupa amal saleh, untuk hari dimana kamu akan kembali dan berhadapan dengan Tuhan kamu.<br />
<br />
Sudahkah kita melihat dan meneliti apa yang telah kita lakukan dan membuat rencana kedepan agar lebih baik. Banyak orang yang menyatakan (terlepas dia seorang yang awam terhadap agama atau mereka yang memang faham akan agama), mereka menyatakan, “Ingat tahun ini harus lebih dari tahun lalu!”<br />
<br />
“Ya Allah! anugerahilah kepada kami kecintaan terhadap iman, dan anugerahilah kami kebencian terhadap kekufuran, kefasikan dan perbuatan maksiat. Jadikanlah kami diantara orang-orang yang mendapat petunjuk dan senantiasa bergesa atas panggilan dan perintah-Mu”.<br />
<br />
Semoga kita semua mendapatkan petunjuk Allah Swt., dan senantiasa dibimbing ke jalan yang diridlai oleh-Nya. Amin.Ushuluddin Nur, SHhttp://www.blogger.com/profile/04268661347934469722noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5646096252624822157.post-71789319856639261872011-08-28T14:11:00.000-07:002011-08-28T14:11:03.267-07:00Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada Selasa 30 AgustusMuhammadiyah menetapkan 1 Syawal 1432 Hijriyah jatuh pada Selasa tanggal 30 Agustus mendatang, yang juga merupakan Hari Raya Idul Fitri. Ketetapan itu dihasilkan berdasarkan hisap hakiki wujudul hilal yang dilakukan Majelis Tarjih.<br />
<br />
"Berdasarkan hasil hisab tersebut maka Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan tanggal 1 Syawal 1432 H jatuh pada hari Selasa 30 Agustus 2011 Masehi," kata Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam rilis yang diterima detikcom, Minggu (28/8/2011).<br />
<br />
Haedar menjelaskan, ijtimak menjelang Syawwal 1432 H terjadi pada hari Senin 29 Agustus 2011 Masehi pukul 10:05:16 WIB. Tinggi hilal pada saat Matahari terbenam di Yogyakarta menandakan hilal sudah wujud dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat Matahari terbenam hilal sudah berada di atas ufuk.<br />
<br />
"Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri 1432 H dengan harapan semoga segenap kaum muslimin dapat mengambil makna ibadah puasa dan ibadah-ibadah lainnya untuk pencerahan ruhani, serta seluruh ibadah tersebut dapat diterima di sisi Allah SWT," ucap Haedar.<br />
<br />
Berkaitan dengan kemungkinan perbedaan pelaksanaan Idul Fitri, Haedar mengimbau semua pihak untuk saling menghormati dan mengembangkan tasamuh (toleransi). Sebab perbedaan tersebut didasarkan pada keyakinan agama serta memperolah jaminan konstitusi. Muhammadiyah yakin umat Islam memiliki kearifan, kedewasaan, dan sudah terbiasa dalam menghadapi perbedaan tersebut.<br />
<br />
"Perbedaan pelaksanaan Idul Fitri maupun Idul Adha selama ini sering terjadi dan tidak merusak ukhuwah serta berlangsung wajar adanya. Mari kembangkan sikap lapang hati dan gembira dalam menyiarkan gema Idul Fitri tanpa ada halangan, rintangan, dan saling menyalahkan," katanya.<br />
<br />
Menurut Haedar, Muhammadiyah selalu berkomitmen dalam mengembangkan ukhuwah dan membangun kebaikan untuk bangsa tanpa pamrih. Perbedaan tidak berarti rusaknya ukhuwah, lebih-lebih jika disertai dengan sikap saling menghormati dan toleransi. Ukhuwah dapat dikembangkan untuk membangun tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ke arah yang lebih tercerahkan sebagaimana pesan luhur puasa dan Idul Fitri.<br />
<br />
"Ukhuwah sesama umat Islam tidak dapat dipaksakan dalam satu pandangan tertentu karena pada kenyataannya umat Islam selama ini tersebar ke dalam berbagai paham dan golongan tanpa saling menegasikan. Muhammadiyah menilai ukhuwah baik sesama umat Islam maupun komponen bangsa selama ini telah terjalin dengan cukup baik. Kepada para tokoh umat dan pejabat publik dihimbau kearifannya untuk bersama-sama mengembangkan suasana positif dan memberikan uswah hasanah yang sebaik-baiknya," tutup Haedar.<br />
Ushuluddin Nur, SHhttp://www.blogger.com/profile/04268661347934469722noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5646096252624822157.post-77122327652686334662011-07-17T00:19:00.000-07:002011-07-17T00:20:45.249-07:00Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup MUHAMMADIYAHMATAN KEYAKINAN DAN CITA-CITA HIDUP MUHAMMADIYAH<br />
<br />
1. Muhammadiyah adalah Gerakan Islam danDakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang diridhai Allah SWT, untuk malaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.<br />
<a name='more'></a><br />
2. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yagn diwahyukan kepada Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan spritual, duniawi dan ukhrawi.<br />
3. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan: a. Al-Qur’an: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW; b. Sunnah Rasul: Penjelasan dan palaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur’an yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.<br />
4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang: a. ‘Aqidah b. Akhlak c. Ibadah d. Muamalah Duniawiyah<br />
4.1. Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid’ah dan khufarat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam.<br />
4.2. Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Qur’an dan Sunnah rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia.<br />
4.3. Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.<br />
4.4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu’amalat duniawiyah (pengolahan dunia dan pem-binaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadi semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT.<br />
5. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil dan makmur dan diridhoi Allah SWT: “BALDATUN THAYYIBATUB WA ROBBUN GHOFUR”<br />
(Keputusan Tanwir Tahun 1969 di Ponorogo)<br />
<br />
Catatan:<br />
Rumusan Matan tersebut telah mendapat perubahan dan perbaikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah: a. Atas kuasa Tanwir tahun 1970 di Yogyakarta; b. Disesuaikan dengan Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke 41 di Surakarta.<br />
<br />
SISTEMATIKA DAN PEDOMAN UNTUK MEMAHAMI RUMUSAN MATAN KEYAKINAN DAN CITA-CITA HIDUP MUHAMMADIYAH<br />
<br />
SISTEMATIKA<br />
1. Rumusan matan “Keyakinan dan Cita-cita hidup Muhammadiyah” terdiri dari 5 (lima) angka.<br />
2. Lima angka tersebut dapat dibagi menjadi kelompok.<br />
KELOMPOK KESATU: Mengandung pokok-pokok persoalan yang bersifat ideologis, ialah angka 1 dan 2, yang berbunyi:<br />
1. Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhai Allah SWT, untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.<br />
2. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yagn diwahyukan kepada para Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad SAW sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan sprituil, duniawi dan ukhrawi.<br />
KELOMPOK KEDUA: Mengandung persoalan mengenai faham Agama menurut Muhammadiyah, ialah: angka 3 dan 4, yang berbunyi:<br />
3. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan: a. Al-Qur’an: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW; b. Sunnah Rasul: Penjelasan dan pelak-sanaan ajaran-ajaran Al-Qur’an yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.<br />
4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang: a. Aqidah b. Akhlak c. Ibadah d. Mu’amalah Duniawiyah<br />
4.1. Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya Aqidah Islam yang murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid’ah dan khurafat, tanpa mengabaikan prinsip-prinsip toleransi menurut ajaran Islam.<br />
4.2. Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia.<br />
4.3. Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.<br />
4.4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya Mu’malah duniawiyah (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT.<br />
KELOMPOK KETIGA: Mengandung persoalan mengenai fungsi dan misi Muhammadiyah dalam masyarakat Negara Republik Indonesia, ialah angka 5 yang berbunyi:<br />
5. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan negara Republik Indonesia yang berdasar Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil dan makmur dan diridhai Allah SWT: “BALDATUN THAYYIBATUN WA ROBBUN GHAFUR”<br />
<br />
PEDOMAN UNTUK MEMAHAMI<br />
Uraian singkat mengenai Matan “Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah”.<br />
3. Pokok-pokok persoalan yang bersifat ideologis, yang terkandung dalam angka 1 dan 2 dari Matan “Keyakinan dan Cita-cita hidup Muhammadiyah”, ialah: a. Aqidah: Muhammadiyah adalah ber’aqidah Islam. b. Cita-cita/Tujuan: Bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhai Allah SWT. c. Ajaran yang digunakan untuk melaksanakan aqidah dalam mencapai cita-cita /tujuan tersebut: Agama Islam adalah agama Allah sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada ummat manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan sprituil, duniawi dan ukhrawi.<br />
4. Fungsi aqidah dalam persoalan Keyakinan dan Cita-cita hidup adalah sebagai sumber yang menentukan bentuk keyakinan dan cita-cita hidup itu sendiri. Berdasarkan Islam, artinya ialah: Islam sebagai sumber ajaran yang menentukan keyakinan dan cita-cita hidupnya. Ajaran Islam, yang inti ajarannya berupa keper-cayaan: tauhid membentuk keyakinan dan cita-cita hidup; bahwa hidup manusia di dunia ini semata-mata hanyalah untuk beribadah kepada Allah SWT, demi untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Hidup beribadah menurut ajaran Islam, ialah hidup bertaqarrub kepada Allah SWT, dengan menu-naikan amanah-Nya serta mematuhi ketentuan-ketentuan yang menjadi peraturan-Nya guna mendapatkan keridhaan-Nya. Amanah Allah yang menentukan fungsi dan misi manusia dalam hidupnya di dunia, ialah manusia sebagai hamba Allah dan khalifah (pengganti)Nya yang bertugas mengatur dan membangun dunia serta menciptakan dan memelihara keamanan dan ketertibannya untuk memakmurkannya.<br />
5. Fungsi cita-cita/tujuan dalam persoalan Keyakinan dan cita-cita hidup ialah sebagai kelanjutan/konsek-wensi dari Aqidah. Hidup yang beraqidah Islam, seperti yang disimpulkan pada angka 4 diatas, tidak bisa lain kecuali menimbulkan kesadaran pendirian, bahwa cita-cita/tujuan yang akan dicapai dalam hidupnya di dunia, ialah terwujudnya tata-kehidupan masyarakat yang baik, guna mewujudkan kemak-muran dunia dalam rangka ibadahnya kepada Allah SWT. Dalam hubungan ini, Muhammadiyah telah mene-gaskan cita-cita/tujuan perjuangannya dengan: “...sehingga terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur, yang diridhai Allah SWT”. (AD PS.3) Bagaimana bentuk/wujud masyarakat uatama yang adil dan makmur, yang diridhai Allah SWT yang dimaksud itu, harus dirumuskan dalam satu konsepsi yang jelas, gamblang dan menyeluruh.<br />
6. Berdasarkan keyakinan dan cita-cita hidup yang beraqidah Islam dan dikuatkan oleh hasil penyelidikan secara ilmiah, historis dan sosiologis, Muhammadiyah berkeyakinan, bahwa ajaran yang dapat untuk melaksanakan hidup yang sesuai dengan “Aqidahnya” dalam mencapai “cita-cita/tujuan” hidup dan perjuangannya sebagaimana dimaksud, hanyalah ajaran Islam. Untuk itu sangat diperlukan adanya rumusan secara kongkrit, sistematis dan menyeluruh tentang konsepsi ajaran Islam yang meliputi seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia/masyarakat, sebagai isi dari pada masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.<br />
7. Keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah yang persoalan-persoalan pokoknya telah diuraikan dengan singkat di atas, adalah dibentuk/ditentukan oleh pengertian dan fahamnya mengenai agama Islam. Agama Islam adalah sumber keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah, Maka dari itu, faham agama bagi Muhammadiyah dalah merupakan persoalan yang essensial bagi adanya keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah.<br />
8. Faham Agama<br />
8.1. Agama Islam ialah agama Allah yang diturunkan kepada para Rasul-Nya, sejak Nabi Adam sampai Nabi terakhir, ialah Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW sebagi Nabi yang terakhir, diutus dengan membawa syari’at agama yang sempurna, untuk seluruh umat manusia sepanjang masa. Maka dari itu agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW itulah yang tetap berlaku sampai sekarang dan untuk masa-masa selanjutnya.<br />
<br />
(teks arab)<br />
Artinya: Agama (yakni agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW) ialah apa yang diturunkan Allah di dalam Al-Qur’an dan yang tersebut dalam Sunnah yang shahih, berupa perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk-petunjuk untuk kebaikan umat manusia di dunia dan akhirat.<br />
<br />
(teks arab)<br />
Artinya: Agama adalah apa yang disyari’atkan Allah dengan perantaraan Nabi-Nabi-Nya, berupa perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk-petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia dan akhirat.<br />
(Putusan Majelis Tarjih)<br />
8.2. Dasar Agama Islam<br />
a. Al-Qur’an: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. b. Sunnah Rasul: Penjelasan dan pelaksanaan ajaran Al-Qur’an yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW, dengan mengunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam (nukilan dari matan).<br />
8.3. Al-Qur’an dan Sunnah Rasul sebagai penjelasannya adalah pokok dasar hukum/ajaran Islam yang mengandung ajaran yang benar. Akal pikiran/Ar-Ra’yu adalah alat untuk : a. mengungkap dan mengetahui kebenaran yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. b. mengetahui maksud-maksud yang tercakup dalam pengertian Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Sedang untuk mencari cara dan dalam melaksanakan ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Rasul dalam mengatur dunia guna memakmurkannya, akal pikiran yang dinamis dan progresif mempunyai peranan yang yang penting dan luas. Begitu pula akal pikiran bisa untuk mempertimbangkan seberapa jauh pengaruh keadaan dan waktu terhadap penerapan suatu ketentuan hukum daalm batas maksud-maksud pokok ajaran agama.<br />
8.4. Muhammadiyah berpendirian bahwa pintu ijtihad senantiasa terbuka.<br />
8.5. Muhammadiyah berpendirian bahwa orang dalam beragama hendaklah berdasarkan pengertian yang benar, dengan ijtihad atau ittiba’.<br />
8.6. Muhammadiyah dalam menetapkan tuntunan yang berhubungan dengan masalah agama, baik bagi kehidupan perseorangan ataupun bagi kehidupan gerakan, adalah dengan dasar-dasar seperti tersebut di atas; dilakukan dalam musyawarah oleh para ahlinya, dengan cara yang sudah lazim disebut “tarjih”, ialah membanding-banding pendapat-pendapat dalam musyawarah dan kemudian mengambil mana yang mempunyai alasan yang lebih kuat.<br />
8.7. Dengan dasar dan cara memahami agama seperti di atas, Muhammadiyah berpendirian bahwa ajaran Islam merupakan “kesatuan ajaran” yang tidak boleh dipisah-pisah dan meliputi : a. ‘Aqidah: ajaran yang berhubungan dengan kepercayaan. b. Akhlaq: ajaran yang berhubungan dengan pemberntukan mental. c. Ibadah (mahdloh): ajaran yang berhubungan dengan peraturan dan tata cara hubungan manusia dengan Tuhan. d. Mu’amalat Duniawiyat: ajaran yagn berhubungan dengan pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat. Dimana semuanya itu bertumpu dan untuk mencerminkan kepercayaan “Tauhid” dalam hidup dan kehidupan manusia, dalam wujud dan bentuk hidup dan kehidupan yang semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT dalam arti ibadah yang dirumuskan oleh Majelis Tarjih:<br />
<br />
(teks arab)<br />
Artinya: Ibadah ialah bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah, dengan mentaati segala perintah-perintahNya, menjauhi segala larangan-laranganNya, dan mengamalkan segala yang diizinkan Allah.<br />
Ibadah itu ada yang umum dan ada yang khusus. a. Yang umum, ialah segala amalan yang diizinkan Allah; b. Yang khusus, ialah apa yang telah ditetapkan Allah akan perincian-perinciannya, tingkah dan cara-caranya yang tertentu.<br />
9. Fungsi dan Misi Muhammadiyah<br />
9.1. Berdasarkan keyakinan dan cita-cita hidup yagn bersumberkan ajaran Islam yang murni seperti tersebut diatas, Muhammadiyah menyadari kewajibannya: berjuang dan mengajak segenap golongan dan lapisan bangsa Indonesia, untuk mengatur dan membangun tanah air dan negara Republik Indonesia, sehingga merupakan masyarakat dan negara yang adil dan makmur, sejahtera bahagia, materil dan sprituil yang diridhai Allah SWT.<br />
9.2. Mengingat perkembangan sejarah dan kenyataan bangsa Indonesia sampai dewasa ini, semua yang ingin dilaksanakan dan dicapai oleh Muham-madiyah dari pada keyakinan dan cita-cita hidup-nya, bukanlah hal yang baru, dan hakekatnya adalah sesuatu yang wajar.<br />
9.3. Sedang pola perjuangan Muhammadiyah dalam melaksanakan dan mencapai keyakinan dan cita-cita hidupnya dalam masyarakat Negara Republik Indonesia, Muhammadiyah menggunakan dakwah Islam dan Amar Ma’ruf nahi Munkar dalam arti dan proporsi yang sebenar-benarnya, sebagai jalan satu-satunya. Lebih lanjut mengenai soal ini dapat diketahui dan difahami dalam “Khittah Perjuangan Muhammadiyah”.Ushuluddin Nur, SHhttp://www.blogger.com/profile/04268661347934469722noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5646096252624822157.post-60089160377293766902011-07-16T23:51:00.000-07:002011-07-16T23:54:11.619-07:00HUKUM UPACARA PERINGATAN MALAM NISFU SYA'BANSegala puji hanyalah bagi Allah yang telah menyempurnakan agama-Nya bagi kita, dan mencukupkan nikmat-Nya kepada kita, semoga shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam pengajak ke pintu tobat dan pembawa rahmat.<br />
<a name='more'></a><br />
Amma ba’du:<br />
<br />
Sesungguhnya Allah telah berfirman:<br />
<br />
“Artinya : Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah<br />
Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Kuridhoi Islam sebagai agama<br />
bagimu.” [Al-Maidah :3]<br />
<br />
“Artinya : Apakah mereka mempunyai sesembahan-sesembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diridhoi Allah? Sekirannya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah mereka sudah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang zhalim itu akan memperoleh adzab yang pedih.” [Asy-Syura' : 21]<br />
<br />
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha dari Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda, “Barangsiapa mengada-adakan suatu perkara (dalam agama) yang sebelumnya belum pernah ada, maka ia tertolak.”<br />
<br />
Dalam lafazh Muslim: “Barangsiapa mengerjakan perbuatan yang tidak kami perintahkan (dalam agama), maka ia tertolak.”<br />
<br />
Dalam Shahih Muslim dari Jabir radhiallahu ‘anhu bahwasanya Nabi pernah bersabda dalam khutbah Jum’at: Amma ba’du, sesungguhnya sebaik- baik perkataan adalah Kitab Allah (Al-Qur’an), dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, dan sejahat-jahat perbuatan (dalam agama) ialah yang diada-adakan, dan setiap bid’ah (yang diada-adakan) itu adalah sesat.”<br />
<br />
Masih banyak lagi hadits-hadits yang senada dengan hadits ini, hal mana semuanya menunjukkan dengan jelas, bahwasanya Allah telah menyempurnakan agama ini untuk umat-Nya. Dia telah mencukupkan nikmat- Nya bagi mereka; Dia tidak mewafatkan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam kecuali sesudah beliau menyelesaikan tugas penyampaian risalahnya kepada umat dan menjelaskan kepada mereka seluruh syariat Allah, baik melalui ucapan maupun pengamalan. Beliau menjelaskan segala sesuatu yang akan diada-adakan oleh sekelompok manusia sepeninggalnya dan dinisbahkan kepada ajaran Islam baik berupa ucapan maupun perbuatan, semuanya itu bid’ah yang tertolak, meskipun niatnya baik. Para shahabat dan ulama’ mengetahui hal ini, maka mengingkari perbuatan-perbuatan bid’ah dan memperingatkan kita darinya. Hal itu disebutkan oleh mereka yang mengarang tentang pengagungan sunnah dan pengingkaran bid’ah, seperti Ibnu Wadhdhoh Ath Tharthusyi dan Abu Syaamah dan lain sebagainya.<br />
<br />
Di antara bid’ah yang biasa dilakukan oleh banyak orang ialah bid’ah mengadakan upacara peringatan malam Nisfu Sya’ban dan mengkhususkan pada hari tersebut dengan puasa tertentu. Padahal tidak ada satupun dalil yang dapat dijadikan sandaran, ada hadist-hadits tentang fadhilah malam tersebut tetapi hadits-hadits tersebut dlaif sehingga tidak dapat dijadikan landasan. Adapun hadits-hadits yang berkenaan dengan keutamaan shalat pada hari itu adalah maudhu’.<br />
<br />
Dalam hal ini, banyak di antara para ‘ulama yang menyebutkan tentang lemahnya hadits-hadits yang berkenaan dengan pengkhususan puasa dan fadhilah shalat pada hari Nisfu Sya’ban, selanjutnya akan kami sebutkan sebagian dari ucapan mereka. Pendapat para ahli Syam di antaranya Hafizh Ibnu Rajab dalam bukunya “Lathaiful Ma’arif” mengatakan bahwa perayaan malam Nisfu Sya’ban adalah bid’ah dan hadits-hadits yang menerangkan keutamaannya lemah. Hadits-hadits lemah bisa diamalkan dalam ibadah jika asalnya didukung oleh hadits-hadits shahih, sedangkan upacara perayaan malam Nisfu Sya’ban tidak ada dasar hadits yang shahih sehingga tidak bisa didukung dengan dalil hadits- hadits dhaif.<br />
<br />
Ibnu Taimiyah telah menyebutkan kaidah ini dan kami akan menukil pendapat para ahli ilmu kepada sidang pembaca sehingga masalahnya menjadi jelas; para ulama’ telah bersepakat bahwa merupakan suatu keharusan untuk mengembalikan segala apa yang diperselisihkan manusia kepada Kitab Allah (Al-Qur’an) dan Sunnan Rasul (Al-Hadits), apa saja yang telah digariskan hukumnya oleh keduanya atau salah satu daripadanya, maka wajib diikuti dan apa saja yang bertentangan dengan keduanya maka harus ditinggalkan, serta segala sesuatu amalan ibadah yang belum pernah disebutkan adalah bid’ah; tidak boleh dikerjakan apabila mengajak untuk mengerjakannya atau memujinya.<br />
<br />
Allah berfirman dalam surat An-Nisaa’:<br />
<br />
“Artinya : Hai orang-orang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan Ulil Amri (pemimpin-pemimpin) di antara kamu, maka jika kamu berselisih pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnah) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” [An-Nisaa': 59]<br />
<br />
“Artinya : Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, maka keputusannya (terserah) kepada Allah (yang mempunyai sifat-sifat demikian) itulah Tuhanku. Kepada-Nyala aku bertawakkal dan kepada-Nyalah aku kembali.” [Asy-Syuraa: 10]<br />
<br />
“Artinya : Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa sesuatu keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima sepenuhnya.” [An-Nisaa' : 65]<br />
<br />
Dan masih banyak lagi ayat-ayat Al-Qur’an yang semakna dengan ayat- ayat di atas, ia merupakan nash atau ketentuan hukum yang mewajibkan agar supaya masalah-masalah yang diperselisihkan itu dikembalikan kepada Al-Qur’an dan Hadits, selain mewajibkan kita agar rela terhadap hukum yang ditetapkan oleh keduanya (Al-Qur’an dan Hadits).<br />
<br />
Demikianlah yang dikehendaki oleh Islam, dan merupakan perbuatan baik bagi seorang hamba terhadap Tuhannya, baik di dunia atau di akherat nanti, sehingga pastilah ia akan menerima balasan yang setimpal.<br />
<br />
Dalam pembicaraan masalah malam Nisfu Sya’ban Ibnu Rajab berkata dalam bukunya “Lathaiful Ma’arif”, “Para Tabi’in dari ahli Syam (Syiria, sekarang) seperti Khalid bin Ma’daan, Makhul, Luqman dan lainnya pernah mengagung-agungkan dan berijtihad melakukan ibadah pada malam Nisfu Sya’ban kemudian orang- orang berikutnya mengambil keutamaan dan pengagungan itu dari mereka.<br />
<br />
Dikatakan bahwa mereka melakukan perbuatan demikian itu karena adanya cerita-cerita israiliyat, tatkala masalah itu tersebar ke penjuru dunia, berselisihlah kaum muslimin; ada yang menerima dan menyetujuinya ada juga yang mengingkarinya. Golongan yang menerima adalah Ahli Bashrah dan lainyya seang golongan yang mengingkarinya adalah mayoritas ulama Hijaz (Saudi Arabia, sekarang), seperti Atha’ dan Ibnu Abi Malikah dan dinukil oleh Abdurrahman bin Zaid bi Aslam dari fuqaha’ Madinah, yaitu ucapan Ashhabu Malik dan lain-lainnya. Mereka mengatakan bahwa semua perbuatan itu bid’ah. Adapun pendapat ulama’ ahli Syam berbeda dalam pelaksanaannya dengan dua pendapat:<br />
<br />
[1]. Menghidup-hidupkan malam Nisfu Sya’ban dalam masjid dengan berjamah adalah mustahab (disukai Allah).<br />
Dahulu Khalid bin Ma’daan dan Luqman bin Amir memperingati malam tersebut dengan memakai pakaian paling baru dan mewah, membakar menyan, memakai celak dan mereka bangun malam menjalankan shalatul lail di masjid. Ini disetujui oleh Ishaq bin Ruhwiyah, ia berkata: “Menjalankan ibadah di masjid pada malam itu secara jamaah tidak bid’ah.” Hal ini dicuplik oleh Harbu Al-Kirmany.<br />
<br />
[2]. Berkumpulnya manusia pada malam Nisfu Sya’ban di masjid untuk shalat, bercerita dan berdo’a adalah makruh hukumnya, tetapi boleh jika menjalankan shalat khusus untuk dirinya sendiri. Ini pendapat Auza’iy Imam Ahlu Syam, sebagai ahli fiqh dan cendekiawan mereka. Insya Allah pendapat inilah yang mendekati kebenaran, sedangkanpendapat Imam Ahmad tentang malam tentang malam Nisfu Sya’ban ini,tidak diketahui.”<br />
<br />
Ada dua riwayat sebagai sebab cenderungnya diperingati malam Nisfu Sya’ban, dari antara dua riwayat yang menerangkan tentang dua malam hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha). Dalam satu riwayat berpendapat bahwa memperingati dua malam hari raya dengan berjamaah adalah tidak disunnahkan, karena hal itu belum pernah dikerjakan oleh Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dan para shahabatnya. Riwayat lain berpendapat bahwa malam tersebut disunnahkan, karena Abdurrahman bin Yazid bin Aswad pernah mengerjakannya, dan ia termasuk tabi’in, begitu pula tentang malam Nisfu Sya’ban, Nabi belum pernah mengerjakannya atau menetapkannya, termasuk juga para sahabat, itu hanya ketetapan dari golongan tabi’in ahli fiqih Syam. Demikian maksud dari Al-Hafizh Ibnu Rajab (semoga Allah melimpahkan rahmat kepadanya).<br />
<br />
Ia mengomentari bahwa tidak ada suatu ketetapan pun tentang malam Nisfu Sya’ban ini, baik itu dari Nabi maupun dari para shahabat. Adapun pendapat Imam Auza’iy tentang bolehnya (istihbab) menjalankan shalat pada malam hari itu secara individu dan penukilan Al-Hafizh Ibnu Rajab dalam pendapatnya itu adalah gharib dan dhaif, karena segala perbuatan syariah yang belum pernah ditetapkan oleh dalil-dalil syar’iy, tidak boleh bagi seorang pun dari kaum muslimin mengada- adakannya dalam Islam, baik itu dikerjakan secara individu ataupun kolektif, baik itu dikerjakan secara sembunyi-sembunyi ataupun terang- terangan, sebab keumuman hadits Nabi:<br />
<br />
“Barangsiapa mengerjakan suatu amalan (dalam agama) yang tidak kami perintahkan, maka ia tertolak.”<br />
<br />
Dan banyak lagi hadits-hadits yang mengingkari perbuatan bid’ah dan memperingatkan agar dijauhi.<br />
<br />
Imam Abubakar Ath-Thurthusyiy berkata dalam bukunya, “Al-Hawadits wal Bida”, “Diriwayatkan oelh Wadhdhah dari Zaid bin Aslam berkata: kami belum pernah melihat seorang pun dari sesepuh dan ahli fiqih kami yang menghadiri perayaan malam Nisfu Sya’ban, tidak mengindahkan hadits Makhul (dhaif) dan tidak pula memandang adanya keutamaan pada malam tersebut terhadap malam-malam lainnya. Dikatakan kepada Ibnu Malikah bahwasanya Ziad An Numairiy berkata: Pahala yang didapat (dari ibadah) pada malam Nisfu Sya’ban menyamai pahala Lailatul Qadar. Ibnu Malikah menjawab: Seandainya saya mendengarnya sedang di tangan saya ada tongkat, pasti saya pukul. Ziad adalah seorang penceramah.<br />
<br />
Al-’Allaamah Syaukani menulis dalam bukunya, Al-Fawaaidul Majmu’ah, sebagai berikut: Hadits:<br />
<br />
“Wahai Ali, barangsiapa melakukan shalat pada malam Nisfu Sya’ban sebanyak 100 rakaat; ia membaca setiap rakaat Al-Fatihah dan Qul Huwallahu Ahad sebanyak sepuluh kali, pasti Allah memenuhi segala kebutuhannya… dan seterusnya.”<br />
<br />
Hadits ini adalah maudhu’, pada lafazh-lafazhnya menerangkan tentang pahala yang akan diterima oleh pelakunya adalah tidak diragukan kelemahannya bagi orang berakal, sedangkan sanadnya majhul (tidak dikenal). Hadits ini diriwayatkan dari jalan kedua dan ketiga, kesemuanya maudhu’ dan perawi-perawinya majhul.<br />
<br />
Dalam kitab “Al Mukhtashar” Syaukani melanjutkan : Hadits yang menerangkan shalat Nisfu Sya’ban adalah batil. Ibnu Hibban meriwayatkan hadits dari Ali radhiallahu ‘anhu: Jika datang malam Nisfu Sya’ban bershalat malamlah dan berpuasalah pada siang harinya, adalah dhaif. Dalam buku Allaali’ diriwayatkan bahwa: Seratus rakaat dengan tulus ikhlas pada malam Nisfu Sya’ban adalah pahalanya sepuluh kali lipat. Hadits riwayat Ad Dailamiy, hadits ini maudhu’ tetapi mayoritas perawinya pada jalan ketiga majhul dan dhaif (leman). Imam Syaukani berkata: Hadits yang menerangkan bahwa dua belas rakaat dengan tulus ikhlas pahalanya adalah tiga puluh kali lipat, maudhu’. Dan hadits empat belas rakaat … dan seterusnya adalah maudhu’ (tidakbisa diamalkan dan harus ditinggalkan, pent).<br />
<br />
Para fuqaha’ banyak tertipu dengan hadits-hadits di atas, seperti pengarang Ihya’ Ulumuddin dan lainnya juga sebagian dari mufassirin. Telah diriwayatkan bahwa, shalat pada malam ini, yakni malam Nisfu Sya’ban yang telah tersebar ke seluruh pelosok dunia itu, semuanya adalah bathil/tidak benar dan haditsnya adalah maudhu’.<br />
<br />
Anggapan itu tidak bertentangan dengan riwayat Tirmidzi dari hadits Aisyah bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam pergi ke Baqi’ dan Tuhan turun ke langit dunia pada malam Nisfu Sya’ban untuk mengampuni dosa sebanyak jumlah bulu domba dan bulu kambing. Sesungguhnya perkataan tersebut berkisar tentang shalat pada malam itu, tetapi hadits Aisyah ini lemah dan sanadnya munqathi’ (terputus) sebagaimana hadits Ali yang telah disebutkan di atas mengenai malam Nisfu Sya’ban, jadi dengan jelas bahwa shalat malam itu juga lemah dasarnya.<br />
<br />
Al-Hafizh Al-Iraqi berkata: Hadits (yang menerangkan) tentang shalat Nisfu Sya’ban maudhu’ dan pembohongan atas diri Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Dalam kitab Al Majmu’, Imam Nawawi berkata: Shalat yang sering kita kenal dengan shalat Raghaib ada (berjumlah) dua belas raka’at dikerjakan antara Maghrib dan Isya’ pada malam Jum’at pertama bulan Rajab; dan shalat seratus rakaat pada malam Nisfu Sya’ban. Dua shalat itu adalah bid’ah dan mungkar. Tak boleh seseorang terpedaya oleh kedua hadits itu hanya karena telah disebutkan di dalam buku Quutul Quluub dan Ihya’ Ulumuddin. Sebab pada dasarnya hadits-hadits tersebut batil (tidak boleh diamalkan). Kita tidak boleh cepat mempercayai orang-orang yang menyamarkan hukum bagi kedua hadits, yaitu dari kalangan Aimmah yang kemudian mengarang lembaran-lembaran untuk membolehkan pengamalan kedua hadits, dengan demikian berarti salah kaprah.<br />
<br />
Syaikh Imam Abu Muhammad Abdurrahman Ibnu Ismail al Muqadaasiy telah mengarang sebuah buku yang berharga; Beliau menolak (menganggap batil) kedua hadits (tentang malam Nisfu Sya’ban dan malam Jum’at pertama pada bulan Rajab), ia bersikap (dalam mengungkapkan pendapatnya) dalam buku tersebut, sebaik mungkin. Dalam hal ini telah banyak pengapat para ahli ilmu; maka jika kita hendak memindahkan pendapat mereka itu, akan memperpanjang pembicaraan kita. Semoga apa-apa yang telah kita sebutkan tadi, cukup memuaskan bagi siapa saja yang berkeinginan untuk mendapat sesuatu yang haq.<br />
<br />
Dari penjelasan di atas tadi, seperti ayat-ayat Al-Qur’an dan beberapa hadits serta pendapat para ulama, jelaslah bagi pencari kebenaran (haq) bahwa peringatan malam Nisfu Sya’ban dengan pengkhususan shalat atau lainnya, dan pengkhususan siang harinya dengan puasa; itu semua adalah bid’ah dan mungkar tidak ada dasar sandarannya dalam syariat ini (Islam), bahkan hanya merupakan pengada-adaan saja dalam Islam setelah masa hidupnya para shahabat radhiallahu ‘anhu. Marilah kita hayati ayat Al-Qur’an di bawah:<br />
<br />
“Artinya : Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Kuridhoi Islam sebagai agama bagimu.”[Al-Maidah : 3]<br />
<br />
Dan banyak lagi ayat-ayat lain yang semakna dengan ayat di atas. Selanjutnya Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa mengada-adakan sesuatu perkara dalam agama (sepeninggalku), yang sebelumnya belum pernah ada, maka ia tertolak.”<br />
<br />
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah pernah bersabda: “Janganlah kamu sekalian mengkhususkan malam Jum’at daripada malam-malam lainnya dengan suatu shalat, dan janganlah kamu sekalian mengkhususkan siang hariny autk berpuasa daripada hari-hari lainnya, kecuali jika (sebelumnya) hari itu telah berpuasa seseorang di antara kamu.” [Hadits Riwayat. Muslim]<br />
<br />
Seandainya pengkhususan suatu malam dengan ibadah tertentu itu dibolehkan oleh Allah, maka bukanlah malam Jum’at itu lebih baik daripada malam-malam lainnya, karena pada hari itu adalah sebaik-baik hari yang disinari matahari? Hal ini berdasarkan hadits-hadits<br />
Rasulullah yang shahih.<br />
<br />
Tatkala Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam melarang untuk mengkhususkan shalat pada malam hari itu daripada malam lainnya, hal itu menunjukkan bahwa pada malam lain pun lebih tidak boleh dikhususkan dengan ibadah tertentu, kecuali jika ada dalil shahih yang mengkhususkannya/menunjukkan atas kekhususannya. Menakala malam Lailatul Qadar dan malam-malam blan puasa itu disyariatkan supaya shalat dan bersungguh-sungguh dengan ibadah tertentu. Nabi mengingatkan dan menganjurkan kepada umatnya agar supaya melaksanakannya, beliau pun juga mengerjakannya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih dari Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi<br />
wasallam, bahwasanya beliau bersabda:<br />
<br />
“Artinya : Barangsiapa berdiri (melakukan shalat) pada bulan Ramadhan dengan penuh rasa iman dan harapan (pahala), niscaya Allah akan mengampuni dosanya yang telah lewat. Dan barangsiapa berdiri (melakukan shalat) pada malam Lailatul Qadar dengan penuh rasa iman dan harapan (pahala), niscaya Allah akan mengampuni dosanya yang telah lewat.” [Muttafaqun 'alaih]<br />
<br />
Jika seandainya malam Nisfu Sya’ban, malam Jum’at pertama pada bulan Rajab, serta malam Isra’ Mi’raj diperintahkan untuk dikhususkan dengan upacara atau ibadah tentang, pastilah Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam menunjukkan kepada umatnya atau beliau menjalankannya sendiri. Jika memang hal itu pernah terjadi, niscaya telah disampaikan oleh para shahabat kepada kita; mereka tidak akan menyembunyikannya,<br />
karena mereka adalah sebaik-baik manusia dan yang paling banyak memberi nasehat setelah para nabi.<br />
<br />
Dari pendapat-pendapat ulama’ tadi anda dapat menyimpulkan bahwasanya tidak ada ketentuan apapun dari Rasulullah ataupun dari para shahabat tentang keutamaan malam Nisfu Sya’ban dan malam Jum’at pertama pada bulan Rajab. Dari sini kita tahu bahwa memperingati perayaan kedua malam tersebut adalah bid’ah yang diada-adakan dalam Islam, begitu pula pengkhususan dengan ibadah tentang adalah bid’ah mungkar; sama halnya dengan malam 27 Rajab yang banyak diyakini orang sebagai malam Isra’ dan Mi’raj, begitu juga tidak boleh dikhususkan dengan ibadah- ibadah tertentu selain tidak boleh dirayakan dengan ibadah-ibadah tertentu selain tidak boleh dirayakan dengan upacara-upacara ritual, berdasarkan dalil-dalil yang disebutkan tadi.<br />
<br />
Demikianlah, maka jika anda sekalian sudah mengetahui, bagaimana sekarang pendapat anda? Yang benar adalah pendapat para ulama’ yang menandaskan tidak diketahuinya malam Isra’ dan Mi’raj secara tepat. Omongan orang bahwa malam Isra dan Mi’raj itu jatuh pada tanggal 27 Rajab adalah batil, tidak berdasarkan pada hadits-hadits shahih. Maka benar orang yang mengatakan;<br />
<br />
“Dan sebaik-baik suatu perkara adalah yang telah dikerjakan oleh para salaf, yang telah mendapat petunjuk. Dan sehina-hina perkara (dalam agama), yaitu perkara yang diada-adakan berupa bid’ah-bid’ah.”<br />
<br />
Allahlah yang bertanggung jawab untuk melimpahkan taufiq-Nya kepada kita dan kaum muslimin semua, taufiq untuk tetap berpegang teguh dengan sunnah dan konsisten di atasnya, serta waspada terhadap hal-hal yang bertentangan dengannya, karena hanya Allah yang terbaik dan termulia.<br />
<br />
Semoga shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada hamba-nya dan Rasul-Nya Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam begitu pula atas keluarga dan para shahabat beliau. Amiin.<br />
<br />
[Disalin dari kitab Waspada Terhadap Bid’ah Oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Penerjemah Farid Ahmad Oqbah, Riyadh: Ar-Raisah Al-'Ammah li-IdaratiAl-Buhuts Al-'Ilmiah wa Al-Ifta' wa Ad-Da'wah wa Al-Irsyad, 1413 H]Ushuluddin Nur, SHhttp://www.blogger.com/profile/04268661347934469722noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5646096252624822157.post-74110755511290486502011-06-15T06:39:00.000-07:002011-06-15T06:42:07.999-07:00Pengamatan Gerhana Bulan Total 16 Juni 2011Fenomena gerhana bulan total 16 juni 2011 ini bisa disaksikan di wilayah Eropa, Afrika, Amerika Selatan, Australia, dan Asia, termasuk Indonesia. Wilayah timur Afrika, Timur Tengah, Asia Tengah, dan barat Australia bisa menyaksikan keseluruhan tahap gerhana bulan total tersebut. Di Indonesia, wilayah yang beruntung dapat melihat kejadian luar biasa yaitu Gerhana Bulan Total tahun 2011 ini adalah daerah pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan sebagian Nusa Tenggara.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-DrZcBrtgMd0/Tfi2aOIV35I/AAAAAAAAAL0/ICqPmlhwpqc/s1600/GERHANA.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="285" width="285" src="http://4.bp.blogspot.com/-DrZcBrtgMd0/Tfi2aOIV35I/AAAAAAAAAL0/ICqPmlhwpqc/s400/GERHANA.jpg" /></a></div><br />
<a name='more'></a><br />
Pengamat di Eropa akan kehilangan tahap awal gerhana bulan total kali ini, sebab saat tahap itu terjadi sebelum Bulan terbit. Sementara pengamat di wilayah timur Asia, timur Australia, dan Selandia baru akan kehilangan tahap akhir gerhana bulan karena pada tahap itu Bulan sudah tenggelam. Wilayah Amerika Utara kurang beruntung sebab tak bisa menyaksikan seluruh gerhana ini.<br />
<br />
Durasi totalitas gerhana bulan total kali ini akan menjadi salah satu yang terpanjang dalam 100 tahun. Dalam publikasi Space.com, Sabtu (11/6/2011), totalitas gerhana bulan 16 juni 2011 yang bisa menandingi terjadi pada pada 16 Juli 1935 selama 101 menit, 6 Juli 1982, dan 16 Juli 2000 selama 107 menit. Totalitas gerhana bulan yang panjang berikutnya diperkirakan terjadi pada 27 Juli 2018 selama 106 menit.<br />
<br />
BAGAIMANA GERHANA BULAN ITU TERJADI<br />
Gerhana Bulan terjadi saat Matahari, Bumi, dan Bulan terjadi pada satu garis lurus di mana Bumi berada di antara Matahari dan Bulan. Tak seperti gerhana Matahari, gerhana Bulan aman disaksikan dengan mata telanjang tanpa perlu pelindung. Namun, karena terjadi tengah malam, pengamat disarankan istirahat terlebih dahulu.<br />
<br />
Berkaitan dengan gerhana Bulan total ini, astronom amatir Ma’rufin Sudibyo dalam halaman Facebook-nya memberitahukan penyelenggaraan acara “Nonton Bareng Gerhana Bulan Total 16 Juni 2011” mulai pukul 01.23 WIB. Acara tersebut berlangsung di Masjid Asy-Syifa di kompleks RSU Muhammadyah Gombong, Jawa Tengah.<br />
<br />
Sebelum pengamatan, Ma’rufin juga akan menyampaikan ulasan bertema “Seluk Beluk Gerhana Bulan Total 16 Juni 2011 serta Simulasi 1 Ramadhan dan 1 Syawal 1432 H/2011“. Sementara shalat gerhana juga akan digelar menjelang waktu subuh. Teleskop dengan kamera dan terhubung layar dan TV internal akan digunakan sehingga pengamat bisa melihat tanpa perlu berebut teleskop untuk mengamati gerhana bulan total kali ini.<br />
<br />
Observatorium Bosscha juga akan memanfaatkan momentum gerhana Bulan total ini untuk melakukan pengamatan. Namun, sampai saat ini belum ada rencana menggelar nonton bersama menggunakan teleskop seperti pada gerhana Bulan sebelumnya mengingat waktu gerhana bulan yang terjadi pada dini hari nanti sudah pasti sangat dingin di Lembang, Bandung.<br />
<br />
Inilah kekuasaan ALLAH, seperti yang disebutkan diatas fenomena alam Gerhana Bulan Total pada kamis 16 Juni 2011 besok adalah gerhana bulan yang terlama setelah 100 tahun. Dan sangat beruntung sekali bagian Indonesia seperti yang telah disebutkan diatas dapat melihat pemandangan indah Gerhana Bulan total kali ini.<br />
<br />
Namun tetap kita sebagai mahluk ciptaan ALLAH harus tetap berdoa agar Gerhana Bulan Total yang terjadi pada hari kamis tanggal 16 Juni 2011 besok tidak menjadi bencana bagi bumi kita. Silahkan menunggu dan melihat keindahan fenomena alam gerhana bulan total di indonesia.Ushuluddin Nur, SHhttp://www.blogger.com/profile/04268661347934469722noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5646096252624822157.post-75437205508062573442011-06-15T06:32:00.000-07:002011-06-15T06:32:19.774-07:00Gerhana Bulan Total 16 Juni 2011 Terpanjang Dalam 100 TahunGerhana Bulan Total 16 Juni 2011 Terpanjang Dalam 100 Tahun. Fenomena alam yaitu Gerhana Bulan Total akan terjadi pada hari kamis 16 Juni 2011. Menurut info yang didapat, gerhana bulan total kali ini dapat terlihat di indonesia dan diperkirakan awal terjadinya fenomena gerhana bulan ini mulai jam 00.25 WIB dan berakhir pada pukul 05.59 WIB. Berdasarkan publikasi NASA, totalitas atau kondisi saat Bulan tak tampak sama sekali akan berlangsung selama 100 menit, dari pukul 02.22 WIB hingga pukul 04.02 WIB.Ushuluddin Nur, SHhttp://www.blogger.com/profile/04268661347934469722noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5646096252624822157.post-63725125125060368862011-06-13T03:22:00.000-07:002011-06-13T03:24:00.914-07:00Tafsir Al-qur'an Surah Al-Kaafirun1. Katakanlah: `Hai orang-orang kafir,(QS. 109:1)<br />
<br />
Telah diriwayatkan bahwa Walid bin Mugirah, 'As bin Wail As Sahmi, Aswad bin Abdul Muttalib dan Umaiyah bin Khalaf bersama rombongan pembesar-pembesar Quraisy datang menemui Nabi SAW. menyatakan, "Hai Muhammad! Marilah engkau mengikuti agama kami dan kami mengikuti agamamu dan engkau bersama kami dalam semua masalah yang kami hadapi, engkau menyembah Tuhan kami setahun dan kami menyembah Tuhanmu setahun. Jika agama yang engkau bawa itu benar, maka kami berada bersamamu dan mendapat bagian darinya, dan jika ajaran yang ada pada kami itu benar, maka engkau telah bersekutu pula bersama-sama kami dan engkau akan mendapat bagian pula daripadanya". Beliau menjawab, "Aku berlindung kepada Allah dari mempersekutukan-Nya". Lalu turunlah surah Al Kafirun sebagai jawaban terhadap ajakan mereka. <br />
<a name='more'></a><br />
Kemudian Nabi SAW pergi ke Masjidilharam menemui orang-orang Quraisy yang sedang berkumpul di sana dan membaca surah Al Kafirun ini, maka mereka berputus asa untuk dapat bekerja sama dengan Nabi SAW. Sejak itu mulailah orang-orang Quraisy meningkatkan permusuhan mereka ke pada Nabi dengan menyakiti beliau dan para sahabatnya, sehingga tiba masanya hijrah ke Madinah. <br />
<br />
Dalam ayat-ayat ini Allah memerintahkan Nabi-Nya agar menyatakan kepada orang-orang kafir, bahwa "Tuhan" yang kamu sembah bukanlah "Tuhan" yang saya sembah, karena kamu menyembah "tuhan" yang memerlukan pembantu dan mempunyai anak atau ia menjelma dalam sesuatu bentuk atau dalam sesuatu rupa atau bentuk-bentuk lain yang kau dakwakan. <br />
Sedang saya menyembah Tuhan yang tidak ada tandingan-Nya dan tidak ada sekutu bagi-Nya; tidak mempunyai anak, tidak mempunyai teman wanita dan tidak menjelma dalam sesuatu tubuh. Akal tidak sanggup menerka bagaimana Dia, tidak ditentukan oleh tempat dan tidak terikat oleh masa, tidak memerlukan perantaraan dan tidak pula memerlukan penghubung. <br />
Maksudnya; perbedaan sangat besar antara "tuhan" yang kamu sembah dengan "Tuhan" yang saya sembah. Kamu menyakiti tuhanmu dengan sifat-sifat yang tidak layak sama sekali bagi Tuhan<br />
<br />
2. Aku tidak menyembah apa yang kamu sembah.(QS. 109:2)<br />
<br />
Telah diriwayatkan bahwa Walid bin Mugirah, 'As bin Wail As Sahmi, Aswad bin Abdul Muttalib dan Umaiyah bin Khalaf bersama rombongan pembesar-pembesar Quraisy datang menemui Nabi SAW. menyatakan, "Hai Muhammad! Marilah engkau mengikuti agama kami dan kami mengikuti agamamu dan engkau bersama kami dalam semua masalah yang kami hadapi, engkau menyembah Tuhan kami setahun dan kami menyembah Tuhanmu setahun. Jika agama yang engkau bawa itu benar, maka kami berada bersamamu dan mendapat bagian darinya, dan jika ajaran yang ada pada kami itu benar, maka engkau telah bersekutu pula bersama-sama kami dan engkau akan mendapat bagian pula daripadanya". Beliau menjawab, "Aku berlindung kepada Allah dari mempersekutukan-Nya". Lalu turunlah surah Al Kafirun sebagai jawaban terhadap ajakan mereka. <br />
<br />
Kemudian Nabi SAW pergi ke Masjidilharam menemui orang-orang Quraisy yang sedang berkumpul di sana dan membaca surah Al Kafirun ini, maka mereka berputus asa untuk dapat bekerja sama dengan Nabi SAW. Sejak itu mulailah orang-orang Quraisy meningkatkan permusuhan mereka ke pada Nabi dengan menyakiti beliau dan para sahabatnya, sehingga tiba masanya hijrah ke Madinah. <br />
<br />
Dalam ayat-ayat ini Allah memerintahkan Nabi-Nya agar menyatakan kepada orang-orang kafir, bahwa "Tuhan" yang kamu sembah bukanlah "Tuhan" yang saya sembah, karena kamu menyembah "tuhan" yang memerlukan pembantu dan mempunyai anak atau ia menjelma dalam sesuatu bentuk atau dalam sesuatu rupa atau bentuk-bentuk lain yang kau dakwakan. <br />
Sedang saya menyembah Tuhan yang tidak ada tandingan-Nya dan tidak ada sekutu bagi-Nya; tidak mempunyai anak, tidak mempunyai teman wanita dan tidak menjelma dalam sesuatu tubuh. Akal tidak sanggup menerka bagaimana Dia, tidak ditentukan oleh tempat dan tidak terikat oleh masa, tidak memerlukan perantaraan dan tidak pula memerlukan penghubung. <br />
Maksudnya; perbedaan sangat besar antara "tuhan" yang kamu sembah dengan "Tuhan" yang saya sembah. Kamu menyakiti tuhanmu dengan sifat-sifat yang tidak layak sama sekali bagi Tuhan<br />
<br />
3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.(QS. 109:3)<br />
<br />
Dalam ayat ini Allah menambahkan lagi pernyataan yang disuruh sampaikan kepada orang-orang kafir dengan menyatakan, "Kamu tidak menyembah Tuhanku yang aku panggil kamu untuk menyembah-Nya, karena berlainan sifat-sifat-Nya dari sifat-sifat "tuhan" yang kamu sembah dan tidak mungkin dipertemukan antara kedua macam sifat tersebut:<br />
<br />
4. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,(QS. 109:4)<br />
• <br />
Kemudian sesudah Allah menyatakan tentang tidak mungkin ada persamaan sifat antara Tuhan yang disembah oleh Nabi SAW. dengan yang disembah oleh mereka, maka dengan sendirinya tidak ada pula persamaan tentang ibadat. Mereka menganggap bahwa ibadat yang mereka lakukan di hadapan berhala-berhala atau di tempat-tempat beribadat lainnya, atau di tempat-tempat sepi, bahwa ibadat itu dilakukan secara ikhlas untuk Allah, sedangkan Nabi tidak melebihi mereka sedikitpun dalam hal itu, maka dalam ayat-ayat ini Allah memerintahkan Nabi-Nya agar menjelaskan bahwa, "Saya tidak beribadat sebagai ibadatmu dan kamu tidak beribadat sebagai ibadatku". Ini adalah pendapat Abu Muslim Al Asfahani. <br />
Maksud keterangan di atas menjelaskan bahwa hal tersebut menjadi jelas dengan adanya perbedaan apa yang disembah dan cara ibadat masing-masing. Oleh sebab itu tidak mungkin sama menyembah Tuhan Yang Maha Esa dan cara beribadat kepada-Nya, karena Tuhan yang saya sembah maha suci dari sekutu dan tandingan, tidak menjelma pada seseorang atau memihak kepada suatu bangsa atau orang tertentu. Sedang "tuhan" yang kamu sembah itu berbeda dari Tuhan yang tersebut di atas. Lagi pula ibadat saya hanya untuk Allah saja, sedang ibadatmu bercampur dengan syirik dan dicampuri dengan kelalaian dari Allah, maka yang demikian itu tidak dinamakan ibadat.<br />
<br />
5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.(QS. 109:5)<br />
<br />
Kemudian sesudah Allah menyatakan tentang tidak mungkin ada persamaan sifat antara Tuhan yang disembah oleh Nabi SAW. dengan yang disembah oleh mereka, maka dengan sendirinya tidak ada pula persamaan tentang ibadat. Mereka menganggap bahwa ibadat yang mereka lakukan di hadapan berhala-berhala atau di tempat-tempat beribadat lainnya, atau di tempat-tempat sepi, bahwa ibadat itu dilakukan secara ikhlas untuk Allah, sedangkan Nabi tidak melebihi mereka sedikitpun dalam hal itu, maka dalam ayat-ayat ini Allah memerintahkan Nabi-Nya agar menjelaskan bahwa, "Saya tidak beribadat sebagai ibadatmu dan kamu tidak beribadat sebagai ibadatku". Ini adalah pendapat Abu Muslim Al Asfahani. <br />
Maksud keterangan di atas menjelaskan bahwa hal tersebut menjadi jelas dengan adanya perbedaan apa yang disembah dan cara ibadat masing-masing. Oleh sebab itu tidak mungkin sama menyembah Tuhan Yang Maha Esa dan cara beribadat kepada-Nya, karena Tuhan yang saya sembah maha suci dari sekutu dan tandingan, tidak menjelma pada seseorang atau memihak kepada suatu bangsa atau orang tertentu. Sedang "tuhan" yang kamu sembah itu berbeda dari Tuhan yang tersebut di atas. Lagi pula ibadat saya hanya untuk Allah saja, sedang ibadatmu bercampur dengan syirik dan dicampuri dengan kelalaian dari Allah, maka yang demikian itu tidak dinamakan ibadat.<br />
<br />
6. Untukmulah agamamu, dan untukkulah, agamaku`.(QS. 109:6)<br />
<br />
Kemudian dalam ayat ini Allah mengancam orang-orang kafir dengan firman-Nya yaitu, "Bagi kamu balasan atas amal perbuatanmu dan bagiku balasan atas amal perbuatanku". Dalam ayat lain yang sama maksudnya Allah :<br />
<br />
Artinya: <br />
"Bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu". <br />
Q.S.(Al Baqarah): 139.Ushuluddin Nur, SHhttp://www.blogger.com/profile/04268661347934469722noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5646096252624822157.post-86729839416750343392011-06-12T03:29:00.001-07:002012-02-22T01:25:06.925-08:00Aneka Dosa besar dan Dosa KufurI. MENJAUHI DOSA- DOSA BESAR BERARTI MENGHAPUSKAN DOSA- DOSA KECIL<br />
<br />
Allah berfirman dalam Al- Qur’an Surat An- Nisa’ ayat 31:<br />
<br />
<br />
” Apabila kamu sekalian menjauhkan diri dari dosa- dosa besar yang dilarang kalian melakukannya, tentu kami hapuskan kesalahan/ dosa- dosa kecil kalian dan akan kami masukkan kalian ketempat yang mulia”.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Allah juga berfirman:<br />
<br />
“Dan hendaklah kalian meninggalkan dosa- dosa lahiriyah dan dosa- dosa bathiniyah. Sesungguhnya para pendosa itu akan dibalas (diakherat) tersebab apa yang telah mereka lakukan (tatkala didunia)”. (Al- An’am 120)<br />
<br />
II. MENJAUHI MAKSIYAT HARUS LEBIH DIUTAMAKAN DARI PADA MEMBANGUN MASLAHAT<br />
<br />
Adagium/ Qo’idah Ushul Fiqih menyatakan: “MENINGGALKAN PERKARA YANG MERUSAK HARUS LEBIH DIUTAMAKAN DARI PADA MEMBANGUN KEBAIKAN”.<br />
<br />
Oleh karena itu, biasanya murid- murid K.H.A.Rifa’i berusaha dilatih untuk menghafalkan bait- bait puisi indah yang berisi aneka dosa tersebut dibawah ini sehingga diharapkan mereka dalam kehidupan sehari- harinya akan mampu dan selalu berusaha untuk menjauhinya.<br />
<br />
Seseorang yang tidak mengerti bahwa sebuah perbuatan itu dinilai buruk dan dosa oleh hukum syar’I, ia akan cenderung melakukannya karena ketidak mengertiannya (buta agama).<br />
<br />
III. ANEKA PERBUATAN YANG DAPAT MENYEBABKAN KEKAFIRAN (DOSA<br />
<br />
KUFUR).<br />
<br />
1. Menafikan/ tidak percaya adanya Allah yang Maha Esa, Pencipta dan Pengatur alam semesta ini. (Ali Imron 10-12)<br />
<br />
2. Menafikan Nabi- nabi Allah yang telah tercantum dalam Al- Qur’an/ Hadist mutawatir.(An- Nisa’ 150- 151)<br />
<br />
<br />
3. Menghina atau menista terhadap salah satu HUKUM SYAR’I yang sudah IJMA” – MA’LUM- DHORURY. (Al- Baqoroh 14).<br />
<br />
- Ijma’ artinya kesepakatan seluruh Ulama’/ bukan masalah ikhtilaf/ debatable.<br />
<br />
- Ma’lum artinya dilakukan dengan kesadaran.<br />
<br />
- Dhorury artinya hukum yang sudah dikenal luas ditengah masyarakat seperti misalnya tentang hukum waris, bukan masalah pelik yang tersembunyi.<br />
<br />
4. Menyembah berhala (musyrik) dengan sengaja atau menyembah kepada matahari atau apapun makhluq yang telah diciptakan Allah, termasuk menyembah Malaikat atau menyembah Nabi atau menyembah orang besar. (An- Nisa’ 48/ Luqman 13, dll))<br />
<br />
5. Ragu- ragu kepada kerasulan Nabi Muhammad SAW atau ragu- ragu terhadap sabda- sabdanya yang sudah dinyatakan ke sohihan dan kemutawatirannya, atau ragu- ragu terhadap salah satu hukum Syar’I yang dibawa beliau setelah ditegakkan HUJJAH yang kuat.(An- Nisa’65)<br />
<br />
6. Percaya kepada kemampuan makhluq/ HUKUM A’DAH (hukum kausaliteit) diluar kemampuan Allah. Seorang mukmin sejati harus percaya bahwa apapun yang terjadi adalah atas ketentuan Kodrat, Irodat dan Ilmu Allah, bukan oleh kekuatan selain Nya.(H.R. Bukhori dan Muslim: (Laqod kafarolladziina qooluu inna muthirnaa biau’i kadza- wa kadza)<br />
<br />
7. Ragu- ragu tentang adanya HARI KIAMAT dengan segala peristiwanya.(Ar- Ruum 8/ At- Taghobun 7))<br />
<br />
8. Mengharamkan sesuatu yang jelas- jelas halal, atau menghalalkan segala- sesuatu yang sudah jelas haram. (Al- Ma’idah 87).<br />
<br />
9. Tidak percaya kepada seluruh/ sebagian ayat Al- Qur’an. Termasuk tentang Malaikat, tentang sorga – neraka, tentang Pohon Zaqqum, dll (Al- Baqoroh 97-98, dll)<br />
<br />
10. Menghina/ menista/ merendahkan sebagian/ seluruh ayat / Mushaf Al- Qur’an sebagi salah satu Syi’ar Allah SWT. (Al- Jaatsiyah 35)<br />
<br />
Hanya dengan jalan ber- TAUBAT NASUKHA dan MENGUCAPKAN DUA KALIMAT SYAHADAT, maka pelaku dosa kufur diatas akan diampuni oleh Allah.<br />
<br />
<br />
IV. ANEKA DOSA BESAR.<br />
<br />
Pelakunya TIDAK DIHUKUMI KAFIR, tapi ia dihukumi FASIQ, hilang sifatﻋﺪﺍﻠﺔ<br />
<br />
(‘Adalah/ kesalehan nya). Ia tidak pantas jadi Saksi Nikah, tidak dianjurkan untuk menikahkan atau jadi imam sholat. Bila ingin menikahkan anaknya, sebaiknya mewakilkan kepada seorang SALEH yang ada disekitarnya, kecuali kalau tidak ada, maka ia boleh menikahkan dengan bertaubat terlebih dahulu dengan membaca istighfar secara tulus.<br />
<br />
Bila pelaku dosa besar meninggal belum bertaubat, maka ia akan disiksa diakherat<br />
<br />
sesuai dengan kedurhakaannya kepada Allah, tapi karena masih ada iman, maka ia<br />
<br />
BA’DAL HISAB (seudah diperhitungkan dosanya), ia akan masuk sorga.<br />
<br />
<br />
Yaitu:<br />
<br />
1. Membunuh/ melukai seseorang tanpa hak yuridis/ Syar’I, Juga bunuh diri. Tidak termasuk berdosa seorang Algojo yang sedang menjalankan tugas hukum/ syar’i. (An-Nisa’ 93/ An- Nisa’ 29/ Muslim No. 2564 bab Al- Bir Was- Shilah)<br />
<br />
2. Berzina atau melakukan SODOMI (Liwath). Al- Furqon 68-69<br />
<br />
3. Makan/ meminum sesuatu yang memabukkan seperti Khomer, alcohol, atau ganja. (Al- Ma’idah 90)<br />
<br />
4. Makan harta anak yatim tanpa dasar hukum syar’i. (An- Nisa’ 10)<br />
<br />
5. Makan harta RIBA/ rentenir. (Al- Baqoroh 275)<br />
<br />
6. Mencuri walau sedikit, Menilep/ KORUPSI, atau menipu. (Ali Imron 161/ Al- Ma’idah 38)<br />
<br />
7. Berjudi walau sedikit (Al- Ma’idah 90-91)<br />
<br />
<br />
8. Menuduh orang lain berzina tanpa bukti (empat saksi yang melihat langsung) -An- Nur 23.<br />
<br />
9. Menjadi saksi palsu .(Bukhori 3/151-152 – Muslim 87)<br />
<br />
10. Merampok, merampas, menodong, memaksa minta uang.(Al- Ma’idah 33)<br />
<br />
11. Melarikan diri saat BERJIHAD tanpa uzur. (Al- Anfaal 16)<br />
<br />
12. Mendurhakai salah satu atau kedua orang tuanya .(Maryam 32).<br />
<br />
13. Meninggalkan sholat lima waktu atau sholat Jum’at tanpa udzur. (Al- Muddattsir 42-43)<br />
<br />
<br />
14. Meninggalkan Kewajiban Puasa Romadhon walau sehari tanpa uzur. (Al- Baqoroh 183)<br />
<br />
15. Berbohong atas nama Nabi/ kepada Nabi.( Hadist: Man kaddzaba alayya…./ Az- Zumar 60)<br />
<br />
16. Menista/ memusuhi salah satu sahabat Nabi, lebih- lebih kepada Khulafa’ur Rosyidin.(H.R. Bukhori dan Muslim: Laa tasubbuu ashaabiy…/ Man ‘Aadaa lii waliyyan Bukhori No. 6137))<br />
<br />
17. Tidak mau meluangkan waktu untuk belajar ilmu wajib seperti ilmu tentang sholat, dsb. (Al- Mu’minun 1 dst/ Al- Maa’uun)<br />
<br />
18. Menyembunyikan diri sebagai saksi, padahal kesaksiannya dapat menyelamatkan seseorang dari suatu jerat hukum. (Al- Baqoroh 283)<br />
<br />
19. Bersumpah palsu. (Ali Imron 77)<br />
<br />
20. Memutuskan tali persaudaraan/ sillaturrokhim. (Al- Baqoroh 27).<br />
<br />
21. Memalsukan timbangan, takaran dan ukuran ketika jual beli. (Al- Muthoffifiin 1-4)<br />
<br />
22. Menyogok atau memakan uang sogok pada suatu kasus hukum.( Al- Baqoroh 188)<br />
<br />
23. Melukai orang Islam, baik pada harga dirinya, harta atau darahnya, tanpa uzur.(H.R.Muslim tentang Muflis/ tentang Al- Birr was- Shilah)<br />
<br />
24. Meninggalkan kewajiban zakat, termasuk zakat fitrah. (At-Taubah 34)<br />
<br />
25. Memakan bangkai tanpa uzur, (Al- Ma’idah 3)<br />
<br />
26. Putus pengharapan atas karunia/ pengampunan Allah. (Az- Zumar 53).<br />
<br />
27. Meninggalkan tugas AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR, padahal ia mampu. (Al- Ma’idah 78-79).<br />
<br />
28. Menyembunyikan ilmu wajib, seperti ilmu tentang Thoharoh, Ilmu tentang Sholat, ilmu tentang Zakat, ilmu tentang Haji, dsb. (Al- Baqoroh 159).<br />
<br />
29. Mengumpulkan lelaki dan perempuan Ghoiru Mahrom kedalam suatu majlis dengan tidak menutup aurat. (Ikhtilath)<br />
<br />
30. SI’AYAH ‘INDAS SULTHON = artinya membisiki/ menghasut penguasa agar mencelakakan orang lain. (Hadist shohih Bukhori)<br />
<br />
31. Mengamalkan ILMU SIHIR, SANTET, GUNA- GUNA, TELUH, percaya ramalan DSB. (Bukhori 2766- Muslim 89/ Al- Isro’ 36)<br />
<br />
32. Gossip jelek (ghoibah) kepada Ulama’ tanpa bukti. (Al- Hujuroot/ H.R.Bukhori. no 6137 Bab. Ar- Roqooiq: Man ‘aadaa lii waliyyan….)<br />
<br />
33. Gossip jelek (ghoibah) kepada Penghafal Al- Qur’an tanpa bukti.(Al- Hujurooat/ idem)<br />
<br />
34. NUSYUZ = artinya seorang wanita yang tidak taat kepada suaminya. Nuzuz terberat adalah berbuat selingkuh.( An- Nisa’ 34)<br />
<br />
35. Makan daging babi tanpa uzur. Bila terpaksa harus makan, misalnya karena tersesat ditengah hutan, maka ia boleh makan, namun sekedar penyambung nyawa, tidak lebih. (Al- Ma’idah 3)<br />
<br />
36. NAMIMAH = artinya mengadu domba/ membenturkan dua orang/ kelompok manusia agar bentrok dan bermusuhan.(Al- Qolam 10- 11/ H. Shohih: Laa yadkhulul Jannah Nammaam)<br />
<br />
37. Merasa bebas dan aman dari takdir dan ketentuan Allah. Berbuat maksiyat tanpa takut kepada murka Allah.(Al- A’rof 99 – Yunus 7-8)<br />
<br />
38. Seorang suami berbuat ZALIM/ melakukan DZIHAR kepada istrinya. Dzihar adalah adat jahiliyah dengan mengucapkan kalimat:” Punggungmu bagiku seperti pungung ibuku“, dengan maksud membiarkan istrinya terkatung- katung tanpa kepastian. Dicerai tidak, dipergauli sebagai istri juga tidak. Lihat bab DZIHAR. (Al- Mujadalah 1-4)<br />
<br />
39. Membakar rumah atau bangunan, bahkan dalam perang juga dilarang oleh Rasulullah. (sesuai wasiyat Rasul pada Mu’adz bin Jabal, tatkala dia diangkat sebagai gubernur di Yaman).<br />
<br />
40. Melalaikan hafalan Al- qur’an tanpa adanya ikhtiar yang memadai.(H.Shohih..)<br />
<br />
41. Terus menerus bergelimang dalam dosa kecil secara sadar, tanpa merasa bersalah dan tidak pernah memohon ampun atau melakukan amaliyah sholihah yang banyak, sebagai bentuk pertobatan kepada Allah. (Ali Imron )<br />
<br />
42. Menyiksa hewan/ membakar hewan HIDUP- HIDUP dengan api tanpa uzur.(H.R.Muslim,Riyadhus sholihin no 1+2 bab Tahrim At- Ta’dziib bin Naar)<br />
<br />
43. UJUB- merasa dirinya paling hebat. Sebagaimana Syetan yang menganggap dirinya hebat, ia berkata: “Engkau ciptakan aku dari api, dan engkau ciptakan Adam dari tanah liat….)<br />
<br />
44. RIYA’- Segala yang ia lakukan bukan karena Allah. (Al- Ma’uun 5-6)<br />
<br />
45. TAKABBUR- Sombong, menolak kebenaran. (Al- A’rof 146)<br />
<br />
46. HASAD- Hasud, dengki , irihati dan tidak suka melihat orang lain berhasil.(Al- Falaq/ Al- Baqoroh 109)<br />
<br />
Dll, masih banyak lagi, tapi biasanya merupakan cabang dari jenis- jenis dosa tersebut diatas.Ushuluddin Nur, SHhttp://www.blogger.com/profile/04268661347934469722noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5646096252624822157.post-23095478395824988982011-06-09T09:30:00.000-07:002011-06-09T09:31:11.864-07:00Hibah TanahH. Karno Atmojo telah menghibahkan tanahnya seluas 22.000 M2 untuk pengembangan amal usaha Muhammadiyah pada acara Musda V Muhammadiyah Kotim 2011.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-Jcsu4clPXzc/TfD1CvcI39I/AAAAAAAAALE/Tk6tfk9rxCM/s1600/Piagam%2BWakaf%2BTanah%2BMuhammadiyah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="242" width="400" src="http://1.bp.blogspot.com/-Jcsu4clPXzc/TfD1CvcI39I/AAAAAAAAALE/Tk6tfk9rxCM/s400/Piagam%2BWakaf%2BTanah%2BMuhammadiyah.jpg" /></a></div>Ushuluddin Nur, SHhttp://www.blogger.com/profile/04268661347934469722noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5646096252624822157.post-45981170955768320402011-06-06T09:46:00.001-07:002011-06-06T09:50:30.526-07:00Menangkal Korupsi Menurut Perspektif Al-Qur’anKorupsi sesungguhnya merupakan nama keren dari mencuri, dan mencuri menurut istilah bahasa arab “sarakah” (menyembunyikan sesuatu yang bukan miliknya) dan di dalam KUHP disebutkan bahwa mencuri adalah memindahkan sesuatu dari tempat semula ke tempat lain yang bukan miliknya. Perilaku korupsi bisa juga iindikasikan dari berbagai perspektif atau pendekatan. Tindakan korupsi menurut perspektif keadilan atau pendekatan hukum misalnya mengatakan bahwa korupsi adalah mengambil bagian yang bukan menjadi haknya.<br />
<a name='more'></a><br />
Korupsi adalah mengambil secara tidak jujur perbendaharaan milik publik atau barang yang diadakan dari pajak yang dibayarkan masyarakat untuk kepentingan memperkaya dirinya sendiri. Korupsi adalah tingkah laku yang menyimpang dari tugas-tugas resmi yang secara sengaja dilakukan sendiri atau bersama-sama untuk memperoleh keuntungan berupa status, kekayaan atau uang untuk perorangan, keluarga dekat atau kelompok sendiri.<br />
<br />
Pendekatan atau perspektif orang awam dengan lugas mengatakan menggelapkan uang kantor, menyalahgunakan wewenangnya untuk menerima suap, menikmati gaji buta tanpa bekerja secara serius adalah tindakan korupsi. Bisa saja hal itu dikatakan untuk menjelaskan hal yang kita benci dan akan kita jinakkan. Sanksi bagi pencuri dalam agama kan sudah jelas. Namun perlu disadari bahwa untuk menghilangkan korupsi bukanlah perkara gampang karena ia telah berurat berakar dan menjalar kemana-mana terutama di negeri kita ini. Bangsa dari sebuah negara dengan tingkat keberagamaan (religiusitas) nya ternyata tidak bisa dijadikan sebagai ukuran. Karena ternyata, negara yang dikenal sangat religius seperti Indonesia, dalam beberapa survei justru meraih rekor yang sangat tinggi dalam urusan korupsi. Sebaliknya, sejumlah negara sekuler yang abai pada agama, justru berhasil menekan tingkat korupsi hingga pada tingkatan yang paling minim. Padahal, jika merujuk doktrin-doktrin normatif agama yang amat ideal (dalam hal ini Islam), Indonesia –sebagai negara dengan populasi muslim paling besar di dunia– tidak sepantasnya menduduki peringkat negara terkorup. Pertanyaannya, mengapa hal itu bisa terjadi?<br />
<br />
Jawabannya, karena tidak adanya hubungan antara agama dengan tingkat korupsi, masalah korupsi mungkin lebih bersifat karikatural. Boleh dikatakan, bahwa terdapat dua kelompok orang yang bersih dari korupsi. Pertama, orang yang betul-betul takut dengan hukum Tuhan. Tapi kelompok pertama ini sedikit sekali jumlahnya. Kedua, khususnya di negeri yang sekuler, motif tidak korupsi bukan karena takut kepada Tuhan, tapi lebih bersifat rasionalis saja. Misalnya, kalau mereka menyuap polisi, mereka sadar itu akan menghancurkan tatanan hukum. Kalau mengambil hak orang lain, mereka sadar akan menyengsarakan banyak orang. Walaupun penulis sepakat dengan Teten Masduki yang berkesimpulan bahwa korupsi bisa dikategorikan sebagai perbuatan syirik, tapi sifatnya sosial.<br />
<br />
Kesadaran sosial, semacam penghargaan terhadap hak orang lain, sedikitnya akan mampu mengerem untuk melakukan perbuatan korupsi. Jika mereka sadar betul kalau korupsi akan menilap hak orang. Mereka sadar kalau korupsi akan merusak sistem ekonomi, dengan merusak sistim perekonomian maka negara akan hancur. Islam kan sebenarnya menanamkan kesadaran seperti itu. Pada hakikatnya Islam dilahirkan untuk membebaskan manusia dari pelbagai bentuk perbudakan dan eksploitasi.<br />
<br />
Jadi sebenarnya, Islam datang untuk memerangi sistem ketidakadilan. Tindak korupsi tentu termasuk hal yang harus diperangi Islam karena dapat menimbulkan masalah besar. Korupsi dapat menghancurkan apa saja, walau ada pihak yang menyebut soal ini tidak berkaitan dengan soal agama. Itu karena mereka sudah merasa sangat mengerti bagaimana cara bertaubatnya.Yang jelas, mungkin praktik agama kita yang pemaknaannya keliru, karena lebih menekankan hal-hal yang bersifat ritual. Makanya, kadang sedikit aneh jika melihat orang-orang yang getol shalat sampai hitam jidatnya, tapi dalam kehidupan sosial justru menolelir tindak-tindak korupsi.<br />
<br />
Untuk konteks Indonesia, ketika sistem hukum dan sistim sosial tidak mendukung, maka keteladanan tokoh masyarakat akan berperan sangat penting dalam memberantas korupsi. Jadi harus dimulai dari diri sendiri. Untuk pola hubungan masyarakat yang masih sangat dipengaruhi community leader (pemimpin kelompok) faktor keteladanan memang harus lebih ditonjolkan. Sayangnya, sentimen sosial kaum muslim terhadap isu-isu seperti korupsi, dan problem-problem sosial lainnya yang bersinggungan langsung dengan kita, nampaknya kurang bersemangat untuk mendapatkan perhatian dibandingkan dengan sentimen persaudaraan sesama muslim seperti dengan Palestina ataupun Irak yang sangat luar biasa. Semua energi bisa dilibatkan dan sedia dikerahkan. Padahal menurut sejarah, perhatian pertama Nabi Muhammad dalam dakwahnya terletak pada usaha perbaikan sistem sosial.<br />
<br />
Untuk itu, cita-cita untuk menjadi Indonesia baru, membutuhkan ekstra kerja keras dalam menangani permasalahan yang sangat krusial ini, yang segera harus dicarikan jalan keluarnya untuk menangkal agar tidak lagi bangsa ini dihantui dengan berbagai kasus korupsi. Karena kalau kita perhatikan bahwa permasalahan korupsi tidak saja menjadi kendala struktural, namun lebih dari itu. Karena masalah struktural tadi, korupsi telah membudaya (nation culture), menjadi bagian yang tak terpisahkan dari realitas birokrasi kita. Gerakan pemberantasan memang telah banyak dilakukan. Bahkan beragam metode dan model gerakan telah digalakkan. Mulai dari gerakan moral-kultural, politis-struktural, maupun pembaharuan substansi perundang-undangan. Tapi korupsi tak urung usai, ia senantiasa menyelinap dalam setiap sendi kehidupan kita: ekonomi, politik, sosial, budaya, bahkan agama.<br />
<br />
Bangsa ini perlu banyak belajar dan merenung untuk menghargai bahwa korupsi merugikan orang banyak yang telah bekerja keras dan berlaku jujur, tindakan korupsi tidak menghargai fitrah manusia yang diilhamkan kepadanya untuk cinta kepada kebaikan, dengan begitu kita semua sedang belajar untuk hidup lebih lurus.<br />
<br />
Tentu saja, sebagai bentuk kepedulian moral, agama harus tetap diikutkan untuk masalah yang satu ini. Karena, kita masih berkeyakinan bahwa saat ini, kwalitas moral politisi sesungguhnya punya pengaruh yang sangat signifikan dalam membuka pintu-pintu terjadinya praktik korupsi. Pada level inilah, agama perlu menjadi moral guardian (benteng moral) untuk mengawal aktivitas politik penganutnya agar tidak terjebak pada pengingkaran amanah.<br />
<br />
Makanya diperlukan pemaknaan kembali atas agama. Banyak sekali ayat-ayat Al-Qur’an yang berbicara soal kemiskinan. Dan korupsi itu jelas dampaknya menimbulkan kemiskinan.<br />
<br />
<br />
<br />
Pada sisi yang berbeda, realitas kaum pinggiran yang kini semakin memprihatinkan dalam kehidupan bangsa kita, juga merupakan tanggung jawab agama. Sungguh argumen reflektif Hassan Hanafi perlu kita hadirkan di sini. Bagi Hanafi, walaupun Islam meneguhkan adanya konsep ummatan wahidatan dalam Islam, namun secara empiris kaum muslimin terbagi dalam dua kelompok, yakni umat yang kaya dan umat yang miskin. Jika semakin hari semakin lebar jarak itu, maka di sinilah, agama telah kehilangan vitalitasnya sebagai agen kemanusiaan (humanity agency).<br />
<br />
Beberapa ayat dalam al-Quran yang memberi argumen cukup tegas bahwa dalam setiap harta yang dimiliki manusia, senantiasa ada hak yang tersurat. Dan hak itu, jelas bukan miliknya (Qs. Al-Maarij [70]: 24-25). Dengan ungkapan yang berbeda, Allah ingin memberi ketegasan, bahwa sesungguhnya seorang manusia harus menafkahkan atas harta yang dikuasai (Qs. Al-Hadid [57]: 7). Lalu, jika korupsi dilakukan, bukankah itu merupakan pengingkaran besar atas amanah kebendaan yang dititipkan pada manusia. Hanya saja, ini sekadar menjadi kesadaran kultural, tidak punya daya paksa struktural, sehingga sang koruptor menjadi tak bergeming.<br />
<br />
Sesungguhnya memang sudah saatnya al-Quran tidak lagi diletakkan sebagai kesadaran normatif yang hanya bergerak pada wilayah kultural. Ia juga harus mampu menyelinap dalam perbaikan pada ruang-ruang struktural. Dan itu artinya, al-Quran juga sesungguhnya bisa menjadi landasan teoritik yang bisa dipakai untuk melakukan pembebasan kemanusiaan, bahkan untuk masalah seperti korupsi.<br />
<br />
Al-Quran mempunyai kekuatan untuk membentuk budaya masyarakat. Al-Quran memiliki impetus emosional yang dapat menggerakkan umat Islam untuk bersikap sesuai dengan ajaran yang dikandungnya. Hanya saja, yang patut disayangkan, doktrin-doktrin normatif yang tertuang dalam al-Quran itu, bagi kebanyakan umatnya tidak mempunyai dimensi sosial dan intelektual yang kuat dalam membendung realitas kemungkaran yang terjadi.Asumsi ini jelas perlu diperbaharui. Islam bukanlah teologi eskapistik yang mengamini umatnya untuk larut dalam buaian spiritual, sehingga lupa akan tanggung jawab sosialnya. Jika ditelaah lebih jauh, al-Quran mempunyai perangkat teoritis yang bisa dipakai untuk membentuk ragam manifes ketidakadilan sosial.<br />
<br />
<br />
<br />
Terkait korupsi, bagi saya al-Quran tidak saja mampu membentuk kesadaran moral manusia untuk tidak rakus memakan harta rakyat. Al-Quran juga punya perangkat teoritis untuk memberantas korupsi. Dalam banyak ayat, seringkali terdapat penegasan akan tesis Lord Acton bahwa kekuasaan itu cenderung korup (power tends to corrupt). Dan al-Quran, tidak saja menghadirkan penegasan itu, ia juga sekaligus melarang umat Islam untuk memilih kaum penindas jadi penguasa (Qs. An-Naml: 34, Al-Kahfi: 71, Saba: 34-35, Al-Zuhruf: 23, Al-Isra: 16, Hud: 27). Namun jika mereka terlanjur berkuasa, maka perlu dilakukan oposisi melawan hegemoni kaum penindas itu (Qs. Al-Hujurat: 9).<br />
<br />
Demikian itulah, kenapa di dalam Al-Quran juga sempat disinggung bahwa kaum tertindas perlu menjadi pemimpin di bumi ini (Al-Shaff: 5, Al-Anfal: 137). Jika dipahami secara kontekstual, dapat dimengerti bahwa sifat-sifat seorang pemimpin seharusnya bukan sosok yang korup, namun profil populis yang dekat dengan rakyat, dan mencintai mereka. Gerakan oposisi terhadap penguasa yang korup bahkan diyakini sebagai jihad fi sabilillah (Al-Nisa: 75) yang juga merupakan agenda para rasul (Al-Anfal: 157). Di sinilah praksis pembelaan terhadap kaum lemah perlu dilakukan. Dengan demikian, boleh dibilang bahwa ruang ketakwaan tidak saja dilihat melalui ibadah ritual serta kepuasan spiritual yang telah diraih, namun lebih dari itu, yang terpenting adalah bagaimana seseorang dapat bermanfaat bagi orang lain. Maka membela kaum lemah juga merupakan bagian dari karakter insan takwa (Qs. Al-Baqarah: 197, Ali Imran: 134, Al-Insan: 8-9, Al-Maarij: 24, Al-Dzariyat: 19). Bahkan sangat mungkin, iman pada level inilah yang justru lebih penting.<br />
<br />
Korupsi sebagai bagian dari monopoli dan konsentrasi kekuasaan juga disinggung oleh al-Quran, seraya mengutuknya (Qs. Al-Hasyr: 7). Pada sisi inilah, secara radikal kemudian al-Quran “begitu berani” mengklaim orang yang (mushally) sebagai pendusta agama jika ia tidak memiliki keperpihakan pada anak yatim (Qs. Al-Maun: 1-7). Dan tudingan celaka, bagi umat Islam yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya tanpa ada kesadaran nurani (inner conscious) untuk mewujudkan kesejahteraan sosial (social welfare) (Qs. Al-Humazah: 1-9).<br />
<br />
Dari sinilah, keberimanan masyarakat oleh al-Quran perlu dipandu untuk menghidupkan kembali rasa kemanusiaan kita, melalui pembaharuan struktural, dan tidak hanya dorongan moral. Al-Qur’an harus menjadi inspirasi dan pelopor untuk melakukan gerakan pembebasan, termasuk dalam memberantas korupsi. Wallahu ‘alam.Ushuluddin Nur, SHhttp://www.blogger.com/profile/04268661347934469722noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5646096252624822157.post-27380552948525597242011-05-27T22:49:00.000-07:002011-05-27T22:56:54.112-07:00Pelepasan Siswa-siswi SMK Muhammadiyah Sampit 2010-2011Meretas Cita Menggapai Asa<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-OtEr1vbUacA/TeCM3Tbdv7I/AAAAAAAAAEY/B2k4XFMOM5k/s1600/11052011940.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="249" width="333" src="http://1.bp.blogspot.com/-OtEr1vbUacA/TeCM3Tbdv7I/AAAAAAAAAEY/B2k4XFMOM5k/s400/11052011940.jpg" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-4QPjzVC12Mg/TeCNy7mxdVI/AAAAAAAAAEg/7Zyfcm3iJxo/s1600/11052011949.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="249" width="333" src="http://3.bp.blogspot.com/-4QPjzVC12Mg/TeCNy7mxdVI/AAAAAAAAAEg/7Zyfcm3iJxo/s400/11052011949.jpg" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-VxNd1NX1y-s/TeCOPzc_LVI/AAAAAAAAAEo/n8nzq6wtvEI/s1600/11052011950.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="249" width="333" src="http://1.bp.blogspot.com/-VxNd1NX1y-s/TeCOPzc_LVI/AAAAAAAAAEo/n8nzq6wtvEI/s400/11052011950.jpg" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-RidPo8t4mEQ/TeCOoMpJ25I/AAAAAAAAAEw/Agq6rlPIELY/s1600/11052011951.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="249" width="333" src="http://4.bp.blogspot.com/-RidPo8t4mEQ/TeCOoMpJ25I/AAAAAAAAAEw/Agq6rlPIELY/s400/11052011951.jpg" /></a></div>Ushuluddin Nur, SHhttp://www.blogger.com/profile/04268661347934469722noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5646096252624822157.post-1660502336576669682011-04-24T16:29:00.001-07:002011-04-24T16:40:40.979-07:00AD & ART Muhammadiyah<div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: 13.6pt; margin-left: 0mm; margin-right: 0mm; margin-top: 13.6pt; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH</span><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: 13.6pt; margin-left: 0mm; margin-right: 0mm; margin-top: 13.6pt; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"></span></span></div><a name='more'></a><br />
<br />
<div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">BAB I<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">NAMA, PENDIRI, DAN TEMPAT KEDUDUKAN</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 1<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Nama</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: 13.6pt; margin-left: 0mm; margin-right: 0mm; margin-top: 13.6pt; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Persyarikatan ini bernama Muhammadiyah.<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 2<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Pendiri</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: 13.6pt; margin-left: 0mm; margin-right: 0mm; margin-top: 13.6pt; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah bertepatan tanggal 18 November 1912 Miladiyah di Yogyakarta untuk jangka waktu tidak terbatas.<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 3<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Tempat Kedudukan</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: 13.6pt; margin-left: 0mm; margin-right: 0mm; margin-top: 13.6pt; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Muhammadiyah berkedudukan di Yogyakarta.<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">BAB II<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">IDENTITAS, ASAS, DAN LAMBANG</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 4<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Identitas dan Asas</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">(1) Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Da’wah Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Tajdid, bersumber pada Al-Qur`an dan As-Sunnah.<br />
(2) Muhammadiyah berasas Islam.<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 5<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Lambang</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Lambang Muhammadiyah adalah matahari bersinar utama dua belas, di tengah bertuliskan (Muhammadiyah) dan dilingkari kalimat (Asyhadu an lã ilãha illa Allãh wa asyhadu anna Muhammadan Rasul Allãh )<br />
BAB III<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">MAKSUD DAN TUJUAN SERTA USAHA</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 6<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Maksud dan Tujuan</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Maksud dan tujuan Muhammadiyah ialah menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.<br />
Pasal 7<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Usaha</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">(1) Untuk mencapai maksud dan tujuan, Muhammadiyah melaksanakan Da’wah Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Tajdid yang diwujudkan dalam usaha di segala bidang kehidupan.<br />
(2) Usaha Muhammadiyah diwujudkan dalam bentuk amal usaha, program, dan kegiatan, yang macam dan penyelenggaraannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.<br />
(3) Penentu kebijakan dan penanggung jawab amal usaha, program, dan kegiatan adalah Pimpinan Muhammadiyah.<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">BAB IV<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">KEANGGOTAAN</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 8<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Anggota serta Hak dan Kewajiban</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">(1) Anggota Muhammadiyah terdiri atas:<br />
a. Anggota Biasa ialah warga negara Indonesia beragama Islam.<br />
b. Anggota Luar Biasa ialah orang Islam bukan warga negara Indonesia.<br />
c. Anggota Kehormatan ialah perorangan beragama Islam yang berjasa terhadap Muhammadiyah dan atau karena kewibawaan dan keahliannya bersedia membantu Muhammadiyah.<br />
(2) Hak dan kewajiban serta peraturan lain tentang keanggotaan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">BAB V<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">SUSUNAN DAN PENETAPAN ORGANISASI</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 9<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Susunan Organisasi</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Susunan organisasi Muhammadiyah terdiri atas:<br />
1. Ranting ialah kesatuan anggota dalam satu tempat atau kawasan<br />
2. Cabang ialah kesatuan Ranting dalam satu tempat<br />
3. Daerah ialah kesatuan Cabang dalam satu Kota atau Kabupaten<br />
4. Wilayah ialah kesatuan Daerah dalam satu Propinsi<br />
5. Pusat ialah kesatuan Wilayah dalam Negara<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 10<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Penetapan Organisasi</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">(1) Penetapan Wilayah dan Daerah dengan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh Pimpinan Pusat.<br />
(2) Penetapan Cabang dengan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh Pimpinan Wilayah.<br />
(3) Penetapan Ranting dengan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh Pimpinan Daerah.<br />
(4) Dalam hal-hal luar biasa Pimpinan Pusat dapat mengambil ketetapan lain.<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">BAB VI<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">PIMPINAN</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 11<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Pimpinan Pusat</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">(1) Pimpinan Pusat adalah pimpinan tertinggi yang memimpin Muhammadiyah secara keseluruhan.<br />
(2) Pimpinan Pusat terdiri atas sekurang-kurangnya tiga belas orang, dipilih dan ditetapkan oleh Muktamar untuk satu masa jabatan dari calon-calon yang diusulkan oleh Tanwir.<br />
(3) Ketua Umum Pimpinan Pusat ditetapkan oleh Muktamar dari dan atas usul anggota Pimpinan Pusat terpilih.<br />
(4) Anggota Pimpinan Pusat terpilih menetapkan Sekretaris Umum dan diumumkan dalam forum Muktamar.<br />
(5) Pimpinan Pusat dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu dengan mengusulkannya kepada Tanwir.<br />
(6) Pimpinan Pusat diwakili oleh Ketua Umum atau salah seorang Ketua bersama-sama Sekretaris Umum atau salah seorang Sekretaris, mewakili Muhammadiyah untuk tindakan di dalam dan di luar pengadilan.<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 12<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Pimpinan Wilayah</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">(1) Pimpinan Wilayah memimpin Muhammadiyah dalam wilayahnya serta melaksanakan kebijakan Pimpinan Pusat.<br />
(2) Pimpinan Wilayah terdiri atas sekurang-kurangnya sebelas orang ditetapkan oleh Pimpinan Pusat untuk satu masa jabatan dari calon-calon yang dipilih dalam Musyawarah Wilayah.<br />
(3) Ketua Pimpinan Wilayah ditetapkan oleh Pimpinan Pusat dari dan atas usul calon-calon anggota Pimpinan Wilayah terpilih yang telah disahkan oleh Musyawarah Wilayah.<br />
(4) Pimpinan Wilayah dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu dengan mengusulkannya kepada Musyawarah Pimpinan Wilayah yang kemudian dimintakan ketetapan Pimpinan Pusat.<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 13<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Pimpinan Daerah</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">(1) Pimpinan Daerah memimpin Muhammadiyah dalam daerahnya serta melaksanakan kebijakan Pimpinan di atasnya.<br />
(2) Pimpinan Daerah terdiri atas sekurang-kurangnya sembilan orang ditetapkan oleh Pimpinan Wilayah untuk satu masa jabatan dari calon-calon anggota Pimpinan Daerah yang telah dipilih dalam Musyawarah Daerah.<br />
(3) Ketua Pimpinan Daerah ditetapkan oleh Pimpinan Wilayah dari dan atas usul calon-calon anggota Pimpinan Daerah terpilih yang telah disahkan oleh Musyawarah Daerah.<br />
(4) Pimpinan Daerah dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu dengan mengusulkannya kepada Musyawarah Pimpinan Daerah yang kemudian dimintakan ketetapan Pimpinan Wilayah.<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 14<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Pimpinan Cabang</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">(1) Pimpinan Cabang memimpin Muhammadiyah dalam Cabangnya serta melaksanakan kebijakan Pimpinan di atasnya.<br />
(2) Pimpinan Cabang terdiri atas sekurang-kurangnya tujuh orang ditetapkan oleh Pimpinan Daerah untuk satu masa jabatan dari calon-calon yang dipilih dalam Musyawarah Cabang.<br />
(3) Ketua Pimpinan Cabang ditetapkan oleh Pimpinan Daerah dari dan atas usul calon-calon anggota Pimpinan Cabang terpilih yang telah disahkan oleh Musyawarah Cabang.<br />
(4) Pimpinan Cabang dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu dengan mengusulkannya kepada Musyawarah Pimpinan Cabang yang kemudian dimintakan ketetapan Pimpinan Daerah.<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 15<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Pimpinan Ranting</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">(1) Pimpinan Ranting memimpin Muhammadiyah dalam Rantingnya serta melaksanakan kebijakan Pimpinan di atasnya.<br />
(2) Pimpinan Ranting terdiri atas sekurang-kurangnya lima orang ditetapkan oleh Pimpinan Cabang untuk satu masa jabatan dari calon-calon yang dipilih dalam Musyawarah Ranting.<br />
(3) Ketua Pimpinan Ranting ditetapkan oleh Pimpinan Cabang dari dan atas usul calon-calon anggota Pimpinan Ranting terpilih yang telah disahkan oleh Musyawarah Ranting.<br />
(4) Pimpinan Ranting dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu dengan mengusulkannya kepada Musyawarah Pimpinan Ranting yang kemudian dimintakan ketetapan Pimpinan Cabang.<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 16<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Pemilihan Pimpinan</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">(1) Anggota Pimpinan terdiri atas anggota Muhammadiyah.<br />
(2) Pemilihan dapat dilakukan secara langsung atau formatur.<br />
(3) Syarat anggota Pimpinan dan cara pemilihan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 17<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Masa Jabatan Pimpinan</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">(1) Masa jabatan Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang, dan Pimpinan Ranting lima tahun.<br />
(2) Jabatan Ketua Umum Pimpinan Pusat, Ketua Pimpinan Wilayah, Ketua Pimpinan Daerah, masing-masing dapat dijabat oleh orang yang sama dua kali masa jabatan berturut-turut.<br />
(3) Serah-terima jabatan Pimpinan Pusat dilakukan pada saat Muktamar telah menetapkan Pimpinan Pusat baru. Sedang serah-terima jabatan Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang, dan Pimpinan Ranting dilakukan setelah disahkan oleh Pimpinan di atasnya.<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 18<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Ketentuan Luar Biasa</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: 13.6pt; margin-left: 0mm; margin-right: 0mm; margin-top: 13.6pt; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Dalam hal-hal luar biasa yang terjadi berkenaan dengan ketentuan pada pasal 12 sampai dengan pasal 17, Pimpinan Pusat dapat mengambil ketetapan lain.<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 19<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Penasihat</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">(1) Pimpinan Muhammadiyah dapat mengangkat penasihat.<br />
(2) Ketentuan tentang penasihat diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">BAB VII<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">UNSUR PEMBANTU PIMPINAN</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 20<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Majelis dan Lembaga</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">(1) Unsur Pembantu Pimpinan terdiri atas Majelis dan Lembaga.<br />
(2) Majelis adalah Unsur Pembantu Pimpinan yang menjalankan sebagian tugas pokok Muhammadiyah.<br />
(3) Lembaga adalah Unsur Pembantu Pimpinan yang menjalankan tugas pendukung Muhammadiyah.<br />
(4) Ketentuan tentang tugas dan pembentukan Unsur Pembantu Pimpinan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">BAB VIII<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">ORGANISASI OTONOM</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 21<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Pengertian dan Ketentuan</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">(1) Organisasi Otonom ialah satuan organisasi di bawah Muhammadiyah yang memiliki wewenang mengatur rumah tangganya sendiri, dengan bimbingan dan pembinaan oleh Pimpinan Muhammadiyah.<br />
(2) Organisasi Otonom terdiri atas organisasi otonom umum dan organisasi otonom khusus.<br />
(3) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi Otonom disusun oleh organisasi otonom masing-masing berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah.<br />
(4) Pembentukan dan pembubaran Organisasi Otonom ditetapkan oleh Tanwir.<br />
(5) Ketentuan lain mengenai organisasi otonom diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">BAB IX<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">PERMUSYAWARATAN</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 22<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Muktamar</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">(1) Muktamar ialah permusyawaratan tertinggi dalam Muhammadiyah yang diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Pimpinan Pusat.<br />
(2) Anggota Muktamar terdiri atas:<br />
a. Anggota Pimpinan Pusat<br />
b. Ketua Pimpinan Wilayah<br />
c. Anggota Tanwir Wakil Wilayah<br />
d. Ketua Pimpinan Daerah<br />
e. Wakil Daerah yang dipilih oleh Musyawarah Pimpinan Daerah, terdiri atas wakil Cabang berdasarkan perimbangan jumlah Cabang dalam tiap Daerah<br />
f. Wakil Pimpinan Organisasi Otonom tingkat Pusat.<br />
(3) Muktamar diadakan satu kali dalam lima tahun.<br />
(4) Acara dan ketentuan lain tentang Muktamar diatur dalam Anggaran Rumah Tangga<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 23<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Muktamar Luar Biasa</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">(1) Muktamar Luar Biasa ialah muktamar darurat disebabkan oleh keadaan yang membahayakan Muhammadiyah dan atau kekosongan kepemimpinan, sedang Tanwir tidak berwenang memutuskannya.<br />
(2) Muktamar Luar Biasa diadakan oleh Pimpinan Pusat atas keputusan Tanwir..<br />
(3) Ketentuan mengenai Muktamar Luar Biasa diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 24<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Tanwir</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">(1) Tanwir ialah permusyawaratan dalam Muhammadiyah di bawah Muktamar, diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Pimpinan Pusat.<br />
(2) Anggota Tanwir terdiri atas:<br />
a. Anggota Pimpinan Pusat<br />
b. Ketua Pimpinan Wilayah<br />
c. Wakil Wilayah<br />
d. Wakil Pimpinan Organisasi Otonom tingkat Pusat<br />
(3) Tanwir diadakan sekurang-kurangnya tiga kali selama masa jabatan Pimpinan.<br />
(4) Acara dan ketentuan lain tentang Tanwir diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.<br />
Pasal 25<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Musyawarah Wilayah</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">(1) Musyawarah Wilayah ialah permusyawaratan Muhammadiyah dalam Wilayah, diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Pimpinan Wilayah.<br />
(2) Anggota Musyawarah Wilayah terdiri atas:<br />
a. Anggota Pimpinan Wilayah<br />
b. Ketua Pimpinan Daerah<br />
c. Anggota Musyawarah Pimpinan Wilayah Wakil Daerah<br />
d. Ketua Pimpinan Cabang<br />
e. Wakil Cabang yang dipilih oleh Musyawarah Pimpinan Cabang yang jumlahnya ditetapkan oleh Pimpinan Wilayah atas dasar perimbangan jumlah Ranting dalam tiap Cabang<br />
f. Wakil Pimpinan Organisasi Otonom tingkat Wilayah<br />
(3) Musyawarah Wilayah diadakan satu kali dalam lima tahun.<br />
(4) Acara dan ketentuan lain tentang Musyawarah Wilayah diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 26<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Musyawarah Daerah</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">(1) Musyawarah Daerah ialah permusyawaratan Muhammadiyah dalam Daerah, diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Pimpinan Daerah.<br />
(2) Anggota Musyawarah Daerah terdiri atas:<br />
a. Anggota Pimpinan Daerah<br />
b. Ketua Pimpinan Cabang<br />
c. Anggota Musyawarah Pimpinan Daerah Wakil Cabang<br />
d. Ketua Pimpinan Ranting<br />
e. Wakil Ranting yang dipilih oleh Musyawarah Pimpinan Ranting yang jumlahnya ditetapkan oleh Pimpinan Daerah atas dasar perimbangan jumlah anggota<br />
f. Wakil Pimpinan Organisasi Otonom tingkat Daerah<br />
(3) Musyawarah Daerah diadakan satu kali dalam lima tahun.<br />
(4) Acara dan ketentuan lain tentang Musyawarah Daerah diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 27<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Musyawarah Cabang</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">(1) Musyawarah Cabang ialah permusyawaratan Muhammadiyah dalam Cabang, diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Pimpinan Cabang.<br />
(2) Anggota Musyawarah Cabang terdiri atas:<br />
a. Anggota Pimpinan Cabang<br />
b. Ketua Pimpinan Ranting<br />
c. Anggota Musyawarah Pimpinan Cabang Wakil Ranting<br />
d. Wakil Pimpinan Organisasi Otonom tingkat Cabang<br />
(3) Musyawarah Cabang diadakan satu kali dalam lima tahun.<br />
(4) Acara dan ketentuan lain tentang Musyawarah Cabang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.<br />
Pasal 28<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Musyawarah Ranting</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">(1) Musyawarah Ranting ialah permusyawaratan Muhammadiyah dalam Ranting, diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Pimpinan Ranting.<br />
(2) Anggota Musyawarah Ranting terdiri atas:<br />
a. Anggota Muhammadiyah dalam Ranting<br />
b. Wakil Organisasi Otonom tingkat Ranting<br />
(3) Musyawarah Ranting diadakan satu kali dalam lima tahun.<br />
(4) Acara dan ketentuan lain tentang Musyawarah Ranting diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 29<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Musyawarah Pimpinan</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">(1) Musyawarah Pimpinan ialah permusyawaratan Pimpinan dalam Muhammadiyah pada tingkat Wilayah sampai dengan Ranting yang berkedudukan di bawah Musyawarah pada masing-masing tingkat.<br />
(2) Musyawarah Pimpinan diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Pimpinan Muhammadiyah masing-masing tingkat.<br />
(3) Acara dan ketentuan lain mengenai Musyawarah Pimpinan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 30<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Keabsahan Musyawarah</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: 13.6pt; margin-left: 0mm; margin-right: 0mm; margin-top: 13.6pt; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Musyawarah tersebut dalam pasal 22 sampai dengan pasal 29 kecuali pasal 23 dinyatakan sah apabila dihadiri oleh dua pertiga anggotanya yang telah diundang secara sah oleh Pimpinan Muhammadiyah di tingkat masing-masing.<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 31<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Keputusan Musyawarah</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: 13.6pt; margin-left: 0mm; margin-right: 0mm; margin-top: 13.6pt; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Keputusan Musyawarah tersebut dalam pasal 22 sampai dengan pasal 29 kecuali pasal 23 diusahakan dengan cara mufakat. Apabila keputusan secara mufakat tidak tercapai maka dilakukan pemungutan suara dengan suara terbanyak mutlak.<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">BAB X<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">RAPAT</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 32<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Rapat Pimpinan</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">(1) Rapat Pimpinan ialah rapat dalam Muhammadiyah di tingkat Pusat, Wilayah, dan Daerah, diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Pimpinan Muhammadiyah apabila diperlukan.<br />
(2) Rapat Pimpinan membicarakan masalah kebijakan organisasi.<br />
(3) Ketentuan lain mengenai Rapat Pimpinan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.<br />
Pasal 33<br />
Rapat Kerja<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">(1) Rapat Kerja ialah rapat yang diadakan untuk membicarakan segala sesuatu yang menyangkut amal usaha, program dan kegiatan organisasi.<br />
(2) Rapat Kerja dibedakan dalam dua jenis yaitu Rapat Kerja Pimpinan dan Rapat Kerja Unsur Pembantu Pimpinan.<br />
(3) Rapat Kerja Pimpinan pada tiap tingkat diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu tahun.<br />
(4) Rapat Kerja Unsur Pembantu Pimpinan diadakan dua kali dalam satu masa jabatan.<br />
(5) Ketentuan mengenai masing-masing jenis Rapat Kerja diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 34<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Tanfidz</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">(1) Tanfidz adalah pernyataan berlakunya keputusan Muktamar, Tanwir, Musyawarah, dan Rapat yang dilakukan oleh Pimpinan Muhammadiyah masing-masing tingkat.<br />
(2) Keputusan Muktamar, Tanwir, Musyawarah, dan Rapat berlaku sejak ditanfidzkan oleh Pimpinan Muhammadiyah masing-masing tingkat.<br />
(3) Tanfidz keputusan Muktamar, Tanwir, Musyawarah, dan Rapat semua tingkat<br />
a. Bersifat redaksional<br />
b. Mempertimbangkan kemaslahatan<br />
c. Tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">BAB XI<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">KEUANGAN DAN KEKAYAAN</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 35<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Pengertian</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: 13.6pt; margin-left: 0mm; margin-right: 0mm; margin-top: 13.6pt; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Keuangan dan kekayaan Muhammadiyah adalah semua harta benda yang diperoleh dari sumber yang sah dan halal serta digunakan untuk kepentingan pelaksanaan amal usaha, program, dan kegiatan Muhammadiyah.<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 36<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Sumber</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Keuangan dan kekayaan Muhammadiyah diperoleh dari:<br />
1. Uang Pangkal, Iuran, dan Bantuan<br />
2. Hasil hak milik Muhammadiyah<br />
3. Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf, Wasiat, dan Hibah<br />
4. Usaha-usaha perekonomian Muhammadiyah<br />
5. Sumber-sumber lain<br />
Pasal 37<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Pengelolaan dan Pengawasan</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: 13.6pt; margin-left: 0mm; margin-right: 0mm; margin-top: 13.6pt; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Ketentuan mengenai pengelolaan dan pengawasan keuangan dan kekayaan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">BAB XII<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">LAPORAN</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 38<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Laporan</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">(1) Pimpinan Muhammadiyah semua tingkat wajib membuat laporan perkembangan organisasi dan laporan pertanggungjawaban keuangan serta kekayaan, disampaikan kepada Musyawarah Pimpinan, Musyawarah tingkat masing-masing, Tanwir, dan Muktamar.<br />
(2) Ketentuan lain tentang laporan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">BAB XIII</span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;"><br />
</span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;"><br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">ANGGARAN RUMAH TANGGA</span></span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;"><strong><span style="font-family: Cambria, serif;"><br />
</span></strong></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 39<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Anggaran Rumah Tangga</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">(1) Anggaran Rumah Tangga menjelaskan dan mengatur hal-hal yang tidak diatur dalam Anggaran Dasar.<br />
(2) Anggaran Rumah Tangga dibuat oleh Pimpinan Pusat berdasarkan Anggaran Dasar dan disahkan oleh Tanwir.<br />
(3) Dalam keadaan yang sangat memerlukan perubahan, Pimpinan Pusat dapat mengubah Anggaran Rumah Tangga dan berlaku sampai disahkan oleh Tanwir.<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">BAB XIV<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">PEMBUBARAN</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 40<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Pembubaran</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">(1) Pembubaran Muhammadiyah hanya dapat dilakukan dalam Muktamar Luar Biasa yang diselenggarakan khusus untuk keperluan itu atas usul Tanwir.<br />
(2) Muktamar Luar Biasa yang membicarakan usul Tanwir tentang pembubaran dihadiri sekurang-kurangnya tiga perempat dari jumlah anggota Muktamar Luar Biasa.<br />
(3) Keputusan pembubaran diambil sekurang-kurangnya tiga perempat dari yang hadir.<br />
(4) Muktamar Luar Biasa memutuskan segala hak milik Muhammadiyah diserahkan untuk kepentingan kemaslahatan umat Islam setelah Muhammadiyah dinyatakan bubar.<br />
BAB XV<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">PERUBAHAN</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 41<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Perubahan Anggaran Dasar</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">(1) Perubahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh Muktamar.<br />
(2) Rencana perubahan Anggaran Dasar diusulkan oleh Tanwir dan harus sudah tercantum dalam acara Muktamar.<br />
(3) Perubahan Anggaran Dasar dinyatakan sah apabila diputuskan oleh sekurang-kurangnya dua pertiga dari jumlah anggota Muktamar yang hadir<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">BAB XVI<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">PENUTUP</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">Pasal 42<br />
<strong><span style="font-family: Cambria, serif;">Penutup</span></strong><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 16.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: Cambria, serif; font-size: 11pt;">(1) Anggaran Dasar ini ini telah disahkan dan ditetapkan oleh Muktamar ke-45 yang berlangsung pada tanggal 26 Jumadil Awal s.d. 1 Jumadil Akhir 1426 H bertepatan dengan tanggal 3 s.d. 8 Juli 2005 M. di Malang, dan dinyatakan mulai berlaku sejak ditanfidzkan.<br />
(2) Setelah Anggaran Dasar ini ditetapkan, Anggaran Dasar sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi.<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><a href="http://nurdinmappa.wordpress.com/category/pedoman-bermuhammadiyah/"><span class="Apple-style-span" style="color: black;">http://nurdinmappa.wordpress.com/category/pedoman-bermuhammadiyah/</span></a></div>Ushuluddin Nur, SHhttp://www.blogger.com/profile/04268661347934469722noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5646096252624822157.post-598393944265640622011-04-24T16:23:00.000-07:002011-04-24T16:23:27.670-07:00Kepribadian Muhammadiyah<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan Gerakan Islam. Maksud gerakanya ialah Dakwah Islam dan Amar Ma’ruf nahi Munkar yang ditujukan kepada dua bidang: perseorangan dan masyarakat . Dakwah dan Amar Ma’ruf nahi Munkar pada bidang pertama terbagi kepada dua golongan: Kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid), yaitu </span></i></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-hansi-theme-font: major-latin;"></span></i></div><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><a name='more'></a></i><br />
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-hansi-theme-font: major-latin;">mengembalikan kepada ajaran Islam yang asli dan murni; dan yang kedua kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam.<o:p></o:p></span></i></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Adapun da’wah Islam dan Amar Ma’ruf nahi Munkar bidang kedua, ialah kepada masyarakat, bersifat kebaikan dan bimbingan serta peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan dengan dasar taqwa dan mengharap keridlaan Allah semata-mata.<o:p></o:p></span></i></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Dengan melaksanakan dakwah Islam dan amar ma’ruf nahi munkar dengan caranya masing-masing yang sesuai, Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, ialah “Terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.<o:p></o:p></span></i></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br />
</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><strong><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-hansi-theme-font: major-latin;">DASAR DAN AMAL USAHA MUHAMMADIYAH</span></i></strong><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><o:p></o:p></span></i></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju tujuan terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, dimana kesejahteraan, kebaikan dan kebahagiaan luas-merata, Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar, yaitu:<o:p></o:p></span></i></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-hansi-theme-font: major-latin;">1. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah.<o:p></o:p></span></i></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-hansi-theme-font: major-latin;">2. Hidup manusia bermasyarakat.<o:p></o:p></span></i></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-hansi-theme-font: major-latin;">3. Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan berkeyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia akhirat.<o:p></o:p></span></i></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-hansi-theme-font: major-latin;">4. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ikhsan kepada kemanusiaan.<o:p></o:p></span></i></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-hansi-theme-font: major-latin;">5. Ittiba’ kepada langkah dan perjuangan Nabi Muhammad SAW.<o:p></o:p></span></i></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-hansi-theme-font: major-latin;">6. Melancarkan amal usaha dan perjuangannya dengan ketertiban organisasi.<o:p></o:p></span></i></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br />
</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><strong><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-hansi-theme-font: major-latin;">PEDOMAN AMAL USAHA DAN PERJUANGAN MUHAMMADIYAH</span></i></strong><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><o:p></o:p></span></i></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Menilik dasar prinsip tersebut di atas, maka apapun yang diusahakan dan bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya, harus berpedoman: “Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun di segenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridlai Allah”.<o:p></o:p></span></i></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br />
</div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><strong><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-hansi-theme-font: major-latin;">SIFAT MUHAMMADIYAH</span></i></strong><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><o:p></o:p></span></i></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Menilik: (a) Apakah Muhammadiyah itu, (b) Dasar amal usaha Muhammadiyah dan (c) Pedoman amal usaha dan perjuangan Muhammadiyah, maka Muhammadiyah memiliki dan wajib memelihara sifat-sifatnya, terutama yang terjalin di bawah ini:<o:p></o:p></span></i></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-hansi-theme-font: major-latin;">1. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.<o:p></o:p></span></i></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-hansi-theme-font: major-latin;">2. Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah.<o:p></o:p></span></i></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-hansi-theme-font: major-latin;">3. Lapang dada, luas pandangan, dengan memegang teguh ajaran Islam.<o:p></o:p></span></i></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-hansi-theme-font: major-latin;">4. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.<o:p></o:p></span></i></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-hansi-theme-font: major-latin;">5. Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar dan falsafah negara yang sah.<o:p></o:p></span></i></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-hansi-theme-font: major-latin;">6. Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik.<o:p></o:p></span></i></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-hansi-theme-font: major-latin;">7. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan, sesuai dengan ajaran Islam.<o:p></o:p></span></i></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-hansi-theme-font: major-latin;">8. Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannya.<o:p></o:p></span></i></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-hansi-theme-font: major-latin;">9. Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun Negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridlai Allah SWT.<o:p></o:p></span></i></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0mm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-hansi-theme-font: major-latin;">10. Bersifat adil serta kolektif ke dalam dan keluar dengan bijaksana.<o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0mm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br />
</div>Ushuluddin Nur, SHhttp://www.blogger.com/profile/04268661347934469722noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5646096252624822157.post-35720980847265407862011-04-03T04:44:00.000-07:002011-04-03T04:44:11.014-07:00Harus Jadi Pemain Utama Peradaban<span class="Apple-style-span" style="color: #171717; font-family: MyriadPWebro, arial, verdana; font-size: 12px; line-height: 16px;">Penasehat Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Amien Rais mengatakan, Muhammadiyah harus menjadi pemain utama dalam peradaban. Untuk itu, Muhammadiyah harus memegang kunci-kunci perkembangan dunia.</span><span class="Apple-style-span" style="color: #171717; font-family: MyriadPWebro, arial, verdana; font-size: 12px; line-height: 16px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="color: #171717; font-family: MyriadPWebro, arial, verdana; font-size: 12px; line-height: 16px;"></span><br />
<a name='more'></a><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #171717; font-family: MyriadPWebro, arial, verdana; font-size: 12px; line-height: 16px;">“Muhammadiyah harus ikut pegang kunci-kunci perkembangan dunia dalam bidang perbankan, pendidikan, kesehatan. Jika tidak bisa dipegang, tidak akan ikut di depan peradapan utama. Jangan jadi marginal elemen, tapi harus ke tengah,“ ujarnya di Yogyakarta, Selasa (29/6).</span><span class="Apple-style-span" style="color: #171717; font-family: MyriadPWebro, arial, verdana; font-size: 12px; line-height: 16px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="color: #171717; font-family: MyriadPWebro, arial, verdana; font-size: 12px; line-height: 16px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="color: #171717; font-family: MyriadPWebro, arial, verdana; font-size: 12px; line-height: 16px;">Dikatakannya, selama ini Muhammadiyah sudah menunjukkan perannya dalam perkembangan Indonesia. Muhammadiyah, ujarnya, ikut membantu pemerintah dalam memenuhi tugas-tugas konstitusional. “Muhammadiyah ikut mengurangi kewajiban negara dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui lembaga pendidikan yang dimilikinya, “ jelasnya.</span><span class="Apple-style-span" style="color: #171717; font-family: MyriadPWebro, arial, verdana; font-size: 12px; line-height: 16px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="color: #171717; font-family: MyriadPWebro, arial, verdana; font-size: 12px; line-height: 16px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="color: #171717; font-family: MyriadPWebro, arial, verdana; font-size: 12px; line-height: 16px;">Ke depan, Amien mengharapkan Muhammadiyah ikut mengembalikan pemerintah untuk memenuhi tugas konstitusional. Dia pun merekomendasikan agar kembali ke pasal 33 Undang-undang Dasar 1945. “Kita kembalikan perekenomian kita ke ekonomi kerakyatan, “ terangnya.</span><span class="Apple-style-span" style="color: #171717; font-family: MyriadPWebro, arial, verdana; font-size: 12px; line-height: 16px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="color: #171717; font-family: MyriadPWebro, arial, verdana; font-size: 12px; line-height: 16px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="color: #171717; font-family: MyriadPWebro, arial, verdana; font-size: 12px; line-height: 16px;">Selain itu, Muhammadiyah dituntut untuk dapat memerhatikan isu ekologi. Diungkapkannya, lingkungan Indonesia sudah mulai rusak akibat penambangan yang tidak memperhatikan ekologi. “Pemerintah harus lebih perhatian terhadap isu ekologi, seperti kasus penambangan di Papua. Itu sudah merusak lingkungan,“ jelasnya.</span><span class="Apple-style-span" style="color: #171717; font-family: MyriadPWebro, arial, verdana; font-size: 12px; line-height: 16px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="color: #171717; font-family: MyriadPWebro, arial, verdana; font-size: 12px; line-height: 16px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="color: #171717; font-family: MyriadPWebro, arial, verdana; font-size: 12px; line-height: 16px;">Ditambahkannya, Muhammadiyah harus dapat mendorong kepercayaan diri pemerintah. Rasa percaya diri (PD) ini, ujarnya, dibutuhkan agar Indonesia tidak mudah terpengaruh dengan intervensi asing. “Muhammadiyah harus mendorong pemerintah untuk PD menghadapi tekanan-tekanan dunia internasional, “ ujarnya menegaskan.</span>Ushuluddin Nur, SHhttp://www.blogger.com/profile/04268661347934469722noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5646096252624822157.post-59283881513787387852011-04-03T04:37:00.000-07:002011-04-03T04:37:55.042-07:00Sang Jendral Kader Muhammadiyah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-oOQ2nkXZcvU/TZhbz1OQZCI/AAAAAAAAACc/oyHe0N8nbYM/s1600/pak+dirman.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-oOQ2nkXZcvU/TZhbz1OQZCI/AAAAAAAAACc/oyHe0N8nbYM/s1600/pak+dirman.jpg" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">Tiada Kata menyerah untuk kejayaan Bangsa</div>Ushuluddin Nur, SHhttp://www.blogger.com/profile/04268661347934469722noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5646096252624822157.post-43615233416623497892011-03-31T05:38:00.000-07:002011-03-31T05:38:37.321-07:00LAKSANAKAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR<a href="http://suara-muhammadiyah.com/site/Khutbah_Jumat.html">http://suara-muhammadiyah.com/site/Khutbah_Jumat.html</a>Ushuluddin Nur, SHhttp://www.blogger.com/profile/04268661347934469722noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5646096252624822157.post-89247517630481152802011-03-14T04:31:00.000-07:002011-03-14T04:31:02.896-07:00Sejarah Berdirinya Muhammadiyah<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', Trebuchet, Verdana, sans-serif; font-size: 13px;">Muhammadiyah adalah sebuah organisasi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam" style="color: #de7008;" title="Islam">Islam</a> yang besar di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" style="color: #de7008;" title="Indonesia">Indonesia</a>. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad" style="color: #de7008;" title="Muhammad">Muhammad</a> s.a.w.<br />
Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan seluruh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_menyimpang" style="color: #de7008;" title="Perilaku menyimpang">penyimpangan</a> yang terjadi dalam proses dakwah. Penyimpangan ini sering menyebabkan ajaran Islam bercampur-baur dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan alasan adaptasi.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', Trebuchet, Verdana, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<a name='more'></a><br />
Gerakan Muhammadiyah berciri semangat membangun tata sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik. Menampilkan ajaran Islam bukan sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis dan berkedudukan sebagai sistem kehidupan manusia dalam segala aspeknya. Akan tetapi, ia juga menampilkan kecenderungan untuk melakukan perbuatan yang ekstrem.<br />
Dalam pembentukannya, Muhammadiayah banyak merefleksikan kepada perintah-perintah <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Al_Quran" style="color: #de7008;" title="Al Quran">Al Quran</a>, diantaranya surat <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ali_Imran" style="color: #de7008;" title="Ali Imran">Ali Imran</a> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ayat_104&action=edit&redlink=1" style="color: #de7008;" title="Ayat 104 (halaman belum tersedia)">ayat 104</a> yang berbunyi: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. Ayat tersebut, menurut para tokoh Muhammadiyah, mengandung isyarat untuk bergeraknya umat dalam menjalankan dakwah Islam secara teorganisasi, umat yang bergerak, yang juga mengandung penegasan tentang hidup berorganisasi. Maka dalam butir ke-6 Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah dinyatakan, melancarkan amal-usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi, yang mengandung makna pentingnya organisasi sebagai alat gerakan yang niscaya.<br />
Sebagai dampak positif dari organisasi ini, kini telah banyak berdiri rumah sakit, panti asuhan, dan tempat pendidikan di seluruh Indonesia.<br />
Berdasarkan situs resmi Muhammadiyah, Muhammadiyah didirikan oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ahmad_Dahlan" style="color: #de7008;" title="Ahmad Dahlan">K.H. Ahmad Dahlan</a> di Kampung Kauman <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yogyakarta" style="color: #de7008;" title="Yogyakarta">Yogyakarta</a> pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/18_November" style="color: #de7008;" title="18 November">18 November</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1912" style="color: #de7008;" title="1912">1912</a>.<br />
Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk mendukung usaha KH Ahmad Dahlan untuk memurnikan ajaran Islam yang dianggap banyak dipengaruhi hal-hal mistik. Kegiatan ini pada awalnya juga memiliki basis<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dakwah" style="color: #de7008;" title="Dakwah">dakwah</a> untuk wanita dan kaum muda berupa pengajian Sidratul Muntaha. Selain itu peran dalam pendidikan diwujudkan dalam pendirian sekolah dasar dan sekolah lanjutan, yang dikenal sebagai Hooge School Muhammadiyah dan selanjutnya berganti nama menjadi Kweek School Muhammadiyah.<br />
Terdapat pula organisasi khusus wanita bernama Aisyiyah.<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammadiyah#cite_note-0" style="color: #de7008;" title="">[1]</a><br />
<a href="" id="Daftar_Pimpinan_Muhammadiyah_Indonesia" name="Daftar_Pimpinan_Muhammadiyah_Indonesia" style="color: #de7008;"></a><br />
[<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Muhammadiyah&action=edit&section=2" style="color: #de7008;" title="Sunting bagian: Daftar Pimpinan Muhammadiyah Indonesia">sunting</a>] Daftar Pimpinan Muhammadiyah Indonesia<br />
<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ahmad_Dahlan" style="color: #de7008;" title="Ahmad Dahlan">KH Ahmad Dahlan</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1912" style="color: #de7008;" title="1912">1912</a>-<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1922" style="color: #de7008;" title="1922">1922</a><br />
<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/KH_Ibrahim" style="color: #de7008;" title="KH Ibrahim">KH Ibrahim</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1923" style="color: #de7008;" title="1923">1923</a>-<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1934" style="color: #de7008;" title="1934">1934</a><br />
<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/KH_Hisyam" style="color: #de7008;" title="KH Hisyam">KH Hisyam</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1935" style="color: #de7008;" title="1935">1935</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1936" style="color: #de7008;" title="1936">1936</a><br />
<a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/KH_Mas_Mansur" style="color: #de7008;" title="KH Mas Mansur">KH Mas Mansur</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1937" style="color: #de7008;" title="1937">1937</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1941" style="color: #de7008;" title="1941">1941</a><br />
<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ki_Bagus_Hadikusuma" style="color: #de7008;" title="Ki Bagus Hadikusuma">Ki Bagus Hadikusuma</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1942" style="color: #de7008;" title="1942">1942</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1953" style="color: #de7008;" title="1953">1953</a><br />
<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ahmad_Rasyid_Sutan_Mansur" style="color: #de7008;" title="Ahmad Rasyid Sutan Mansur">Buya AR Sutan Mansur</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1956" style="color: #de7008;" title="1956">1956</a><br />
<a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=H.M._Yunus_Anis&action=edit&redlink=1" style="color: #de7008;" title="H.M. Yunus Anis (halaman belum tersedia)">H.M. Yunus Anis</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1959" style="color: #de7008;" title="1959">1959</a><br />
<a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=KH._Ahmad_Badawi&action=edit&redlink=1" style="color: #de7008;" title="KH. Ahmad Badawi (halaman belum tersedia)">KH. Ahmad Badawi</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1962" style="color: #de7008;" title="1962">1962</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1965" style="color: #de7008;" title="1965">1965</a><br />
<a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=KH._Faqih_Usman&action=edit&redlink=1" style="color: #de7008;" title="KH. Faqih Usman (halaman belum tersedia)">KH. Faqih Usman</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1968" style="color: #9e5205;" title="1968">1968</a><br />
<a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=KH._AR_Fachruddin&action=edit&redlink=1" style="color: #de7008;" title="KH. AR Fachruddin (halaman belum tersedia)">KH. AR Fachruddin</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1971" style="color: #de7008;" title="1971">1971</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1985" style="color: #de7008;" title="1985">1985</a><br />
<a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=KHA._Azhar_Basyir,_M.A.&action=edit&redlink=1" style="color: #de7008;" title="KHA. Azhar Basyir, M.A. (halaman belum tersedia)">KHA. Azhar Basyir, M.A.</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1990" style="color: #de7008;" title="1990">1990</a><br />
<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amien_Rais" style="color: #de7008;" title="Amien Rais">Prof. Dr. H. M. Amien Rais</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1995" style="color: #de7008;" title="1995">1995</a><br />
<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Syafii_Ma%27arif" style="color: #de7008;" title="Syafii Ma'arif">Prof. Dr. H.A. Syafii Ma'arif</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1998" style="color: #de7008;" title="1998">1998</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2005" style="color: #de7008;" title="2005">2005</a><br />
<a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Din_Syamsuddin" style="color: #de7008;" title="Din Syamsuddin">Prof. Dr. HM Din Syamsuddin</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2005" style="color: #de7008;" title="2005">2005</a> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2010" style="color: #de7008;" title="2010">2010</a>Ushuluddin Nur, SHhttp://www.blogger.com/profile/04268661347934469722noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5646096252624822157.post-78999774136984092532011-03-14T04:25:00.000-07:002011-03-14T04:25:20.502-07:00Macam-macam Syirik<span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana, arial, 'trebuchet ms', sans-serif; font-size: 13px; line-height: 22px;"></span><br />
<div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Saudariku, setelah di edisi kemarin kita dapat mengetahui hakikat kesyirikan maka kini kami ingin menjelaskan mengenai macam-macam syirik. Syirik tidak hanya menyembah berhala, menyembah selain-Nya namun riya’ juga merupakan syirik. Dengan demikian marilah saudariku kita simak penjelasan di bawah ini.</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span id="more-60" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"></span></div><a name='more'></a><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Pembagian syirik ada berbagai macam tergantung dikelompokkan pada kelompok yang mana.<br />
<div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">1. Syirik yang Terkait dengan Kekhususan Allah Ta’ala</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">a. Syirik di dalam Rububiyyah</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Yaitu meyakini bahwa selain Allah mampu menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan atau mematikan dan lainnya dari sifat-sifat rububiyyah.</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">b. Syirik di dalam Uluhiyyah</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Yaitu meyakini bahwa selain Allah bisa memberikan madharat atau manfaat, memberikan syafaat tanpa izin Allah, dan lainnya yang termasuk sifat-sifat uluhiyyah.</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">c. Syirik di dalam Asma’ wa Sifat</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Yaitu seorang meyakini bahwa sebagian makhluk Allah memiliki sifat-sifat khusus yang Allah ta’alla miliki, seperti mengetahui perkara gaib, dan sifat-sifat lainnya yang merupakan kekhususan Rabb kita yang Maha Suci.</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">2. Syirik Menurut Kadarnya</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">a. Syirik Akbar (besar)</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Yaitu syirik dalam keyakinan, dan hal ini mengeluarkan pelakunya dari agama islam.</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">- Syirik dalam berdoa</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Adalah merendahkan diri kepada selain Allah dengan tujuan untuk istighatsah dan isti’anah kepada selain-Nya.</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">- Syirik dalam niat, kehendak dan maksud</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Adalah manakala melakukan ibadah tersebut semata-mata ingin dilihat orang atau untuk kepentingan dunia semata.</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">- Syirik dalam keta’atan</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Yaitu menjadikan sesuatu sebagai pembuat syariat selain Allah Subhanahu wa Ta’ala atau menjadikan sesuatu sebagai sekutu bagi Allah dalam menjalankan syariat dan ridho atas hukum tersebut.</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">- Syirik dalam kecintaan</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Adalah mengambil makhluk sebagai tandingan bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Menyetarakan kecintaan makhluk dengan Allah.</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">b. Syirik Ashghar (kecil)</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Yaitu riya’, hal ini tidak mengeluarkan pelakunya dari agama islam, akan tetapi pelakunya wajib untuk bertaubat. Akan tetapi bukan hanya riya’ saja yang termasuk syirik Ashgar. Riya’ termasuk Syirik Ashghar namun tidak semua Syirik Ashghar hanya berupa riya’.</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">c. Syirik Khafi (tersembunyi)</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Yaitu seorang beramal dikarenakan keberadaan orang lain, hal ini pun termasuk riya’, dan hal ini tidak mengeluarkan pelakunya dari agama islam sebagaimana anda ketahui, namun pelakunya wajib bertaubat.</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">3. Syirik Menurut Letak Terjadinya</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">a. Syirik I’tiqodi</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Syirik yang berupa keyakinan, misalnya meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menciptakan kita dan memberi rizki pada kita namun di sisi lain juga percaya bahwa dukun bisa mengubah takdir yang digariskan kepada kita. Hal ini termasuk Syirik Akbar yang mengeluarkan pelakunya dari agama islam, kita berlindung kepada Allah dari hal ini.</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">b. Syirik Amali</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Yaitu setiap amalan fisik yang dinilai oleh syari’at islam sebagai sebuah kesyirikan, seperti menyembelih untuk selain Allah, dan bernazar untuk selain Allah dan lainnya.</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">c. Syirik Lafzhi</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Yaitu setiap lafazh yang dihukumi oleh syari’at islam sebagai sebuah kesyirikan, seperti bersumpah dengan selain nama Allah, seperti perkataan sebagian orang, <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Tidak ada bagiku kecuali Allah dan engkau”</em>, dan <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Aku bertawakal kepadamu”</em>, <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Kalau bukan karena Allah <strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">dan</strong> si fulan maka akan begini dan begitu”</em>, dan lafazh-lafazh lainnya yang mengandung unsur kesyirikan.</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Dengan mengetahui beberapa kategori syirik diatas dapat membantu kita untuk menghindarinya agar tidak terjatuh dalam kesyirikan dalam bentuk apapun dan cara bagaimana pun. Semoga kita semua bisa terhindar dari syirik tersebut di manapun dan kapan pun jua. <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Wallohu a’lam bishowab.</em></div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Maraji’:</strong><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Penjelasan <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Al-Qaul Al-Mufid fii Adillati At-Tauhid</em> (terj)</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">***</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Artikel www.muslimah.or.id</div>Ushuluddin Nur, SHhttp://www.blogger.com/profile/04268661347934469722noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5646096252624822157.post-47912464119366125192011-03-14T04:22:00.000-07:002011-03-14T04:22:41.962-07:00Memahami Hakikat Syirik<span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana, arial, 'trebuchet ms', sans-serif; font-size: 13px; line-height: 22px;"></span><br />
<div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Syirik merupakan dosa paling besar, kezaliman yang paling zalim, dosa yang tidak akan diampuni Allah, dan pelakunya diharamkan masuk surga serta seluruh amal yang pernah dilakukannya selama di dunia akan hangus dan sia-sia. Oleh sebab itu mengenal hakikat syirik dan bahayanya adalah perkara yang sangat penting.</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"></div><a name='more'></a><br />
<br />
<div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Dosa yang paling besar</strong></div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Allah <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">ta’ala</em> berfirman yang artinya,</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia akan mengampuni dosa di bawah tingkatan syirik bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya. </em>(QS. An Nisaa’ : 48, 116).</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Syaikh Abdurrahman bin Hasan <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">rahimahullah</em> berkata, “Dengan ayat ini maka jelaslah bahwasanya syirik adalah dosa yang paling besar. Karena Allah<em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"> ta’ala</em> mengabarkan bahwa Dia tidak akan mengampuninya bagi orang yang tidak bertaubat darinya (<em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Fathul Majid</em>).</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Ibnu Mas’ud <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">radhiyallahu’anhu</em> bertanya kepada Nabi, “Wahai Rasulullah, dosa apakah yang paling besar ? Maka beliau menjawab, <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Yaitu engkau mengangkat tandingan/sekutu bagi Allah (dalam beribadah) padahal Dia lah yang telah menciptakanmu.</em> (HR. Bukhari dan Muslim).</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Dalam hadits yang lain dari Abdurrahman bin Abi Bakrah, dari ayahnya, ayahnya berkata: Rasulullah <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda, <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang dosa besar yang paling besar ?</em>. Beliau bertanya sebanyak tiga kali. Para sahabat menjawab, “Mau wahai Rasulullah! Lalu beliau bersabda, <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Yaitu mempersekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.</em> Lalu beliau duduk tegak setelah sebelumnya bersandar seraya melanjutkan sabdanya, <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Ingatlah, begitu juga berkata-kata dusta.</em> Beliau mengulang-ulang kalimat itu sampai-sampai aku bergumam karena kasihan, “Mudah-mudahan beliau diam. (HR. Bukhari dan Muslim).</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Oleh karena itulah, Adz Dzahabi yang menulis kitab Al Kaba’ir menempatkan dosa syirik kepada Allah sebagai dosa besar nomor satu sebelum dosa-dosa yang lainnya. Beliau berkata, “Dosa besar yang terbesar adalah kesyirikan kepada Allah <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">ta’ala</em>.. (<em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Al Kaba’ir</em>)</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Kezaliman yang paling zalim</strong></div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"></strong></div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Allah <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">ta’ala</em> berfirman yang artinya,</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Sungguh Kami telah mengutus para utusan Kami dengan keterangan-keterangan, dan Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca supaya manusia menegakkan keadilan</em> (QS. Al Hadiid : 25).</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa di dalam ayat ini Allah memberitakan bahwa Dia mengutus para Rasul-Nya, menurunkan kitab-kitab-Nya supaya manusia menegakkan <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">al qisth</em> yaitu keadilan. Salah satu nilai keadilan yang paling agung adalah tauhid. Ia adalah pokok keadilan yang terbesar dan pilar penegaknya. Sedangkan syirik adalah kezaliman yang sangat besar. Sehingga syirik merupakan kezaliman yang paling zalim, sedangkan tauhid merupakan keadilan yang paling adil (<em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Ad Daa’ wa Ad Dawaa’</em>).</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Perhatikanlah firman Allah yang mulia yang mengisahkan nasehat seorang ayah yang bijak kepada puteranya, yang artinya,</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Wahai puteraku, janganlah berbuat syirik kepada Allah, karena sesungguhnya syirik itu adalah kezaliman yang sangat besar.</em> (QS. Luqman : 13).</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Ibadah adalah hak Allah, maka memperuntukkan ibadah kepada selain Allah adalah pelanggaran hak. Oleh sebab itu syirik disebut sebagai kezaliman, bahkan inilah kezaliman terbesar yang harus ditumpas oleh umat manusia! Sampai-sampai beberapa hari menjelang wafatnya Nabi <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> masih sempat memperingatkan umat dari bahaya syirik dalam masalah kuburan. Beliau shallallahu <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">‘alaihi wa sallam</em> bersabda,</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Allah melaknat kaum Yahudi dan Nasrani karena mereka menjadikan kubur-kubur Nabi mereka sebagai tempat ibadah. Ketahuilah sesungguhnya aku melarang kalian dari perbuatan itu.</em> ‘Aisyah mengatakan, “Beliau memberikan peringatan keras dari perbuatan mereka itu. (HR. Bukhari dan Muslim).</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Pelanggaran terhadap hak Sang pencipta</strong></div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"></strong></div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Rasulullah <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> pernah bertanya kepada Mu’adz, <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Wahai Mu’adz, tahukah kamu apa hak Allah atas hamba dan hak hamba atas Allah ?</em> Maka Mu’adz menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu. Lalu Rasul bersabda, <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Hak Allah atas hamba adalah mereka menyembah-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Sedangkan hak hamba atas Allah adalah Allah tidak akan menyiksa hamba yang tidak mepersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.(</em>HR. Al Bukhari dan Muslim).</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Syaikh Abdullah bin Shalih Al Fauzan berkata, Hadits ini menunjukkan bahwasanya Allah<em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">subhanahu wa ta’ala</em> memiliki hak yang harus ditunaikan oleh para hamba. Barangsiapa yang menyia-nyiakan hak ini maka sesungguhnya dia telah menyia-nyiakan hak yang paling agung. (<em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Hushul Al Ma’mul</em>)</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Dosa yang tak terampuni</strong></div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"></strong></div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Seandainya seorang hamba berjumpa dengan Allah <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">ta’ala</em> dengan dosa sepenuh bumi niscaya Allah akan mengampuni dosa itu semua, akan tetapi tidak demikian halnya bila dosa itu adalah syirik. Allah <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">ta’ala</em> berfirman melalui lisan Nabi-Nya dalam sebuah hadits qudsi,</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Wahai anak Adam, seandainya engkau menjumpai-Ku dengan membawa dosa kesalahan sepenuh bumi dalam keadaan tidak mempersekutukan Aku, niscaya Akupun akan menjumpaimu dengan ampunan sepenuh itu pula</em> (HR. Tirmidzi, disahihkan oleh Al Albani dalam Ash Shahihah 127).</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Bahkan, di dalam Al Qur’an Allah telah menegaskan dalam firman-Nya yang artinya,</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni dosa yang berada di bawah tingkatan syirik bagi orang-orang yang dikehendaki-Nya</em> (QS. An Nisaa’ : 48 dan 116).</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Ibnu Katsir <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">rahimahullah</em> menafsirkan ayat di atas, “Allah <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">ta’ala</em> mengabarkan bahwasanya Dia tidak akan mengampuni dosa syirik, artinya Dia tidak mengampuni hamba yang bertemu dengan-Nya dalam keadaan musyrik, dan (Dia mengampuni dosa yang dibawahnya bagi orang yang dikehendaki-Nya); yaitu dosa-dosa (selain syirik-pent) yang akan Allah ampuni kepada hamba-hamba yang dikehendaki-Nya. ( <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Tafsir Ibnu Katsir</em>).</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Kekal di dalam neraka</strong></div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Allah <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">ta’ala</em> berfirman yang artinya,</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dari kalangan ahli kitab dan orang-orang musyrik berada di dalam neraka Jahannam dan kekal di dalamnya, mereka itulah sejelek-jelek ciptaan.</em> (QS. Al Bayyinah : 6).</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Dari Jabir <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">radhiyallahu’anhu</em>, Rasulullah <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda,</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Barang siapa yang berjumpa Allah dalam keadaan tidak mempersekutukan sesuatupun dengan-Nya, niscaya masuk surga. Dan barang siapa yang berjumpa Allah dalam keadaan memepersekutukan sesuatu dengan-Nya, maka dia masuk neraka.</em> (HR. Muslim)</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Pemusnah pahala amalan</strong></div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"></strong></div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Rasul <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda,</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Sesungguhnya orang pertama kali diadili pada hari kiamat adalah seseorang yang mati syahid di jalan Allah. Dia didatangkan kemudian diingatkan kepadanya nikmat-nikmat yang diberikan kepadanya maka dia pun mengakuinya. Allah bertanya, “Apa yang kamu lakukan dengannya ? Dia menjawab, “Aku berperang untuk-Mu sampai aku mati syahid. Allah berfirman, “Engkau dusta, sebenarnya engkau berperang karena ingin disebut sebagai pemberani. Dan itu sudah kau dapatkan. Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya tertelungkup di atas wajahnya hingga dilemparkan ke dalam neraka. Kemudian ada seseorang yang telah mendapatkan anugerah kelapangan harta. Dia didatangkan dan diingatkan kepadanya nikmat-nikmat yang diperolehnya. Maka dia pun mengakuinya. Allah bertanya, “Apakah yang sudah kamu perbuat dengannya ? Dia menjawab, “Tidaklah aku tinggalkan suatu kesempatan untuk menginfakkan harta di jalan-Mu kecuali aku telah infakkan hartaku untuk-Mu. Allah berfirman, “Engkau dusta, sebenarnya engkau lakukan itu demi mendapatkan julukan orang yang dermawan, dan engkau sudah memperolehnya. Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya tertelungkup di atas wajahnya hingga dilemparkan ke dalam neraka. Kemudian seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya dan juga membaca Al Qur’an. Dia didatangkan kemudian diingatkan kepadanya nikmat-nikmat yang sudah didapatkannya dan dia pun mengakuinya. Allah bertanya, “Apakah yang sudah kau perbuat dengannya ? Maka dia menjawab, “Aku menuntut ilmu, mengajarkannya dan membaca Al Qur’an karena-Mu. Allah berfirman, Engkau dusta, sebenarnya engkau menuntut ilmu supaya disebut orang alim. Engkau membaca Qur’an supaya disebut sebagai Qari’. Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya tertelungkup di atas wajahnya hingga dilemparkan ke dalam neraka.</em>(HR. Muslim).</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Kehilangan rasa aman dan petunjuk</strong></div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"></strong></div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Allah <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">ta’ala</em> berfirman yang artinya,</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri keimanan mereka dengan kezaliman, mereka itulah yang akan mendapatkan keamanan dan merekalah orang yang mendapatkan hidayah</em> (QS. Al An’aam : 82).</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud, ketika ayat ini diturunkan para sahabat mengatakan, Wahai Rasulullah. Siapakah di antara kita ini yang tidak melakukan kezaliman terhadap dirinya? Maka Rasulullah pun menjawab, <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Maksud ayat itu tidak seperti yang kalian katakan. Sebab makna,Tidak mencampuri keimanan mereka dengan kezaliman adalah (tidak mencampurinya) dengan kesyirikan. Bukankah kalian pernah mendengar ucapan Luqman kepada puteranya,Wahai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, karena sesungguhnya syirik itu adalah kezaliman yang sangat besar</em>. (HR. Bukhari).</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Semoga Allah menyelamatkan diri kita dari bahaya syirik, yang tampak maupun yang tersembunyi.</div><div style="margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi</div>Ushuluddin Nur, SHhttp://www.blogger.com/profile/04268661347934469722noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5646096252624822157.post-91468137074548725472011-03-12T22:41:00.000-08:002011-03-12T22:41:35.275-08:00Waspada berbagai syirik disekitar kita<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px;"></span><br />
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Kalau ada seorang penceramah berkata di atas mimbar: “Sungguh perbuatan syirik dan pelanggaran tauhid sering terjadi dan banyak tersebar di masyarakat kita!”, mungkin orang-orang akan keheranan dan bertanya-tanya: “Benarkah itu sering terjadi? Mana buktinya?”.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"></div><a name='more'></a><br />
<br />
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Tapi kalau berita ini bersumber dari firman Allah <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Ta’ala</em> dalam al-Qur’an, masihkah ada yang meragukan kebenarannya? Allah <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Ta’ala</em> berfirman,</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">{وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلَّا وَهُمْ مُشْرِكُونَ}</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">“<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Dan sebagian besar manusia tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan-Nya (dengan sembahan-sembahan lain)</em>” (QS Yusuf:106).</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Ibnu Abbas <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">radhiyallahu ‘anhuma</em> menjelaskan arti ayat ini: “Kalau ditanyakan kepada mereka: Siapakah yang menciptakan langit? Siapakah yang menciptakan bumi? Siapakah yang menciptakan gunung? Maka mereka akan menjawab: “Allah (yang menciptakan semua itu)”, (tapi bersamaan dengan itu) mereka mempersekutukan Allah (dengan beribadah dan menyembah kepada selain-Nya)<a href="http://muslim.or.id/aqidah/waspada-berbagai-syirik-di-sekitar-kita.html#_ftn1" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #324d03; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">[1]</a>.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Semakna dengan ayat di atas Allah <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Ta’ala</em> juga berfirman,</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">{وَمَا أَكْثَرُ النَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِينَ}</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">“<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Dan sebagian besar manusia tidak beriman (dengan iman yang benar) walaupun kamu sangat menginginkannya</em>” (QS Yusuf:103).</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Artinya: Mayoritas manusia walaupun kamu sangat menginginkan dan bersunguh-sungguh untuk (menyampaikan) petunjuk (Allah), mereka tidak akan beriman kepada Allah (dengan iman yang benar), karena mereka memegang teguh (keyakinan) kafir (dan syirik) yang merupakan agama (warisan) nenek moyang mereka<a href="http://muslim.or.id/aqidah/waspada-berbagai-syirik-di-sekitar-kita.html#_ftn2" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #324d03; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">[2]</a>.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Dalam hadits yang shahih Rasulullah <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> lebih menegaskan hal ini dalam sabda beliau,</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">«</strong>لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَلْحَقَ قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِي بِالْمُشْرِكِينَ وَحَتَّى يَعْبُدُوا الأَوْثَانَ<strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">»</strong></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">“<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Tidak akan terjadi hari kiamat sampai beberapa qabilah (suku/kelompok) dari umatku bergabung dengan orang-orang musyrik dan sampai mereka menyembah berhala (segala sesuatu yang disembah selain Allah </em><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Ta’ala</em><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">)</em>”<a href="http://muslim.or.id/aqidah/waspada-berbagai-syirik-di-sekitar-kita.html#_ftn3" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #324d03; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">[3]</a>.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Ayat-ayat dan hadits di atas menunjukkan bahwa perbuatan syirik terus ada dan terjadi di umat Islam sampai datangnya hari kiamat<a href="http://muslim.or.id/aqidah/waspada-berbagai-syirik-di-sekitar-kita.html#_ftn4" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #324d03; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">[4]</a>.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: red; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Hakikat </strong><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">S</strong><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">yirik</strong></span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Perbuatan syirik adalah menjadikan <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">syarik</em> (sekutu) bagi Allah <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Ta’ala</em> dalam sifat <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">rububiyah</em>-Nya (perbuatan-perbuatan Allah <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Ta’ala</em> yang khusus bagi-Nya, seperti mencipta, melindungi, mengatur dan memberi rizki kepada makhluk-Nya) dan <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">uluhiyah</em>-Nya (hak untuk disembah dan diibadahi semata-mata tanpa disekutukan). Meskipun mayoritas perbuatan syirik (yang terjadi di umat ini) adalah (syirik) dalam sifat <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">uluhiyah</em>-Nya, yaitu dengan berdoa (meminta) kepada selain Allah bersamaan dengan (meminta) kepada-Nya, atau mempersembahkan satu bentuk ibadah kepada selain-Nya, seperti menyembelih (berkurban), bernazar, rasa takut, berharap dan mencintai<a href="http://muslim.or.id/aqidah/waspada-berbagai-syirik-di-sekitar-kita.html#_ftn5" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #324d03; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">[5]</a>.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Syaikhul Islam Muhammad bin ‘Abdul Wahhab menjelaskan hakikat perbuatan syirik yang diperangi oleh semua Rasul <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> yang diutus oleh Allah <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Ta’ala</em>, beliau berkata, “Ketahuilah, semoga Allah merahmatimu, sesungguhnya tauhid adalah mengesakan Allah <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Ta’ala</em> dalam beribadah. Inilah agama (yang dibawa) para Rasul yang diutus oleh Allah kepada umat manusia.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Rasul yang pertama adalah (nabi) Nuh ‘<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">alaihis salam</em> yang diutus oleh Allah kepada kaumnya ketika mereka bersikap<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">g</em><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">h</em><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">uluw</em> (berlebihan dan melampaui batas dalam mengagungkan) orang-orang yang shaleh (di kalangan mereka, yaitu) Wadd, Suwa’, Yaguts, Ya’uq dan Nasr<a href="http://muslim.or.id/aqidah/waspada-berbagai-syirik-di-sekitar-kita.html#_ftn6" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #324d03; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">[6]</a>.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Rasul yang terakhir (yaitu) nabi Muhammad <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> dialah yang menghancurkan gambar-gambar (patung-patung) orang-orang shaleh tersebut. Beliau <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> diutus oleh Allah kepada kaum (orang-orang musyrik) yang selalu beribadah, berhaji, bersedekah dan banyak berzikir kepada Allah, akan tetapi mereka (berbuat syirik dengan) menjadikan makhluk sebagai perantara antara mereka dengan Allah (dalam beribadah). Mereka mengatakan: “Kami menginginkan dari perantara-perantara makhluk itu untuk mendekatkan diri kepada Allah<a href="http://muslim.or.id/aqidah/waspada-berbagai-syirik-di-sekitar-kita.html#_ftn7" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #324d03; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">[7]</a>, dan kami menginginkan syafa’at mereka di sisi-Nya”<a href="http://muslim.or.id/aqidah/waspada-berbagai-syirik-di-sekitar-kita.html#_ftn8" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #324d03; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">[8]</a>. (Perantara-perantara tersebut adalah) seperti para malaikat, nabi Isa bin Maryam, dan orang-orang shaleh lainnya.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Maka Allah mengutus nabi Muhammad <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> untuk memperbaharui (memurnikan kembali) ajaran agama yang pernah dibawa oleh nabi Ibrahim ‘<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">alaihis salam</em> (yaitu ajaran tauhid) dan menyerukan kepada mereka bahwa (bentuk) pendekatan diri dan keyakinan (seperti) ini adalah hak Allah yang murni (khusus bagi-Nya) dan tidak boleh diperuntukkan sedikitpun kepada selain-Nya, meskipun itu malaikat atau nabi utusan-Nya, apalagi yang selainnya”<a href="http://muslim.or.id/aqidah/waspada-berbagai-syirik-di-sekitar-kita.html#_ftn9" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #324d03; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">[9]</a>.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: red; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Contoh-Contoh Perbuatan Syirik </strong><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">y</strong><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">ang Banyak Terjadi Di Masyarakat</strong></span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Perbuatan-perbuatan syirik seperti ini sangat sering dilakukan oleh sebagian kaum muslimin, bahkan perbuatan syirik yang dilakukan oleh orang-orang di jaman Jahiliyah, sebelum datangnya Islam, masih juga sering terjadi di jaman modern ini.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu berkata: “Perbuatan syirik yang terjadi di jaman Jahiliyah (juga) terjadi pada (jaman) sekarang ini:</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">1-</strong> Dulunya orang-orang musyrik (di jaman Jahiliyah) meyakini bahwa Allah Dialah Yang Maha Pencipta dan Pemberi rizki (bagi semua mekhluk-Nya), akan tetapi (bersamaan dengan itu) mereka berdoa (meminta/menyeru) kepada para wali (orang-orang yang mereka anggap shaleh dan dekat kepada Allah <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Ta’ala</em>) dalam bentuk berhala-berhala, sebagai perantara untuk (semakin) mendekatkan mereka kepada Allah (menurut persangkaan sesat mereka). Maka Allah tidak meridhai (perbuatan) mereka menjadikan perantara (dalam berdoa) tersebut, bahkan Allah menyatakan kekafiran mereka dalam firman-Nya,</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">{وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى، إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ، إِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ}</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">“<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak menyembah mereka (sembahan-sembahan kami) melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan. Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang pendusta dan sangat besar kekafirannya</em>” (QS az-Zumar:3).</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Allah <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Ta’ala</em> maha mendengar lagi maha dekat, Dia tidak butuh kepada perantara dari makhluk-Nya. Allah <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Ta’ala</em>berfirman,</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">{وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ}</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">“<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwa Aku adalah maha dekat</em>” (QS al-Baqarah:186).</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Kita saksikan di jaman sekarang ini kebanyakan kaum muslimin berdoa (meminta/menyeru) kepada wali-wali dalam wujud (penyembahan terhadap) kuburan mereka, dengan tujuan untuk mendekatkan diri mereka kepada Allah.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Maka berhala-berhala (di jaman Jahiliyah) adalah wujud dari para wali (orang-orang yang mereka anggap shaleh dan dekat kepada Allah <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Ta’ala</em>) yang telah wafat menurut pandangan orang-orang musrik (di jaman Jahiliyah), sedangkan kuburan adalah wujud dari para wali yang telah wafat menurut pandangan orang-orang yang melakukan perbuatan Jahiliyah (di jaman sekarang), meskipun harus diketahui bahwa fitnah (kerusakan/keburukan yang ditimbulkan) dari (penyembahan terhadap) kuburan lebih besar dari fitnah (penyembahan) berhala !</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">2-</strong> Dulunya orang-orang musyrik (di jaman Jahiliyah) selalu berdoa kepada Allah semata di waktu-waktu sulit dan sempit, kemudian mereka menyekutukan-Nya di waktu lapang. Allah berfirman:</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">{فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ}</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">“<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Maka apabila mereka mengarungi (lautan) dengan kapal mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan agama bagi-Nya; kemudian tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah)</em>, (QS al-‘Ankabuut:65).</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Maka bagaimana mungkin diperbolehkan bagi seorang muslim untuk berdoa kepada selain Allah dalam waktu sempit dan lapang (sebagaimana yang sering dilakukan oleh banyak kaum muslimin di jaman ini)?<a href="http://muslim.or.id/aqidah/waspada-berbagai-syirik-di-sekitar-kita.html#_ftn10" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #324d03; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">[10]</a>.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Contoh-contoh lain perbuatan perbuatan <a href="http://muslim.or.id/aqidah/waspada-berbagai-syirik-di-sekitar-kita.html" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #324d03; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">syirik </a>yang banyak tersebar di masyarakat<a href="http://muslim.or.id/aqidah/waspada-berbagai-syirik-di-sekitar-kita.html#_ftn11" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #324d03; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">[11]</a>:</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">1-</strong> Mempersembahkan salah satu bentuk ibadah kepada selain Allah <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Ta’ala</em>, seperti berdoa (memohon) kepada orang-orang shaleh yang telah mati, meminta pengampunan dosa, menghilangkan kesulitan (hidup), atau mendapatkan sesuatu yang diinginkan, seperti keturunan dan kesembuhan penyakit, kepada orang-orang shaleh tersebut. Juga seperti mendekatkan diri kepada mereka dengan sembelihan qurban, bernazar, thawaf, shalat dan sujud…Ini semua adalah perbuatan syirik, karena Allah <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Ta’ala</em> berfirman,</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">{ قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ}</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">“<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam.</em><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">T</em><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">iada sekutu baginya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)</em>” (QS al-An’aam:162-163).</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">2-</strong> Mendatangi para dukun, tukang sihir, peramal (paranormal) dan sebagainya, serta membenarkan ucapan mereka. Ini termasuk perbuatan kafir (mendustakan) agama yang diturunkan kepada nabi Muhammad <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>, berdasarkan sabda beliau <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>, “Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal kemudian membenarkan ucapannya, maka sungguh dia telah kafir terhadap agama yang diturunkan kepada nabi Muhammad <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>”<a href="http://muslim.or.id/aqidah/waspada-berbagai-syirik-di-sekitar-kita.html#_ftn12" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #324d03; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">[12]</a>.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Allah <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Ta’ala</em> menyatakan kekafiran para dukun, peramal dan tukang sihir tersebut dalam firman-Nya,</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">{وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنزلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلا تَكْفُرْ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلا يَنْفَعُهُمْ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ خَلاقٍ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ}</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">“<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil, yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan, “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), maka janganlah kamu kafir.” Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorang pun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepada diri mereka sendiri dan tidak memberi manfaat. Padahal sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya sendiri dengan sihir, kalau mereka mengetahui</em>. (QS al-Baqarah:102).</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Hal ini dikarenakan para dukun, peramal dan tukang sihir tersebut mengaku-ngaku mengetahui hal-hal yang gaib, padahal ini merupakan kekhususan bagi Allah <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Ta’ala</em>,</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">{قُلْ لا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ الْغَيْبَ إِلا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ}</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">“<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Katakanlah:”Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bilamana mereka akan dibangkitkan</em>” (QS an-Naml:65).</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Selain itu, mereka selalu bekerjasama dengan para jin dan setan dalam menjalankan praktek perdukunan dan sihir mereka, bahkan para jin dan setan tersebut tidak mau membantu mereka dalam praktek tersebut sampai mereka melakukan perbuatan syirik dan kafir kepada Allah <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Ta’ala</em>, misalnya mempersembahkan hewan qurban untuk para jin dan setan tersebut, menghinakan al-Qur’an dengan berbagai macam cara, atau perbuatan-perbuatan kafir lainnya<a href="http://muslim.or.id/aqidah/waspada-berbagai-syirik-di-sekitar-kita.html#_ftn13" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #324d03; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">[13]</a>. Allah <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Ta’ala</em> berfirman,</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">{وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا}</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">“<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Dan bahwasannya ada beberapa orang dari (kalangan) manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari (kalangan) jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan</em>” (QS al-Jin:6).</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">3-</strong> Berlebihan dan melampaui batas dalam mengagungkan nabi Muhammad <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>. Beliau<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> sendiri yang melarang hal ini dalam sabda beliau <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam,</em>“<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Janganlah kalian berlebihan dan melampaui batas dalam memujiku sebagaimana orang-orang Nashrani berlebihan dan melampaui batas dalam memuji (nabi Isa) bin Maryam, karena sesungguhnya aku adalah hamba (Allah), maka katakanlah: hamba Allah dan rasul-Nya</em>”<a href="http://muslim.or.id/aqidah/waspada-berbagai-syirik-di-sekitar-kita.html#_ftn14" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #324d03; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">[14]</a>.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Maka Rasulullah <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> adalah seorang hamba yang tidak mungkin beliau ikut memiliki sebagian dari sifat-sifat yang khusus milik Allah <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Ta’ala</em>, seperti mengetahui ilmu gaib, memberikan manfaat atau mudharat bagi manusia, mengatur alam semesta, dan lain-lain. Allah <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Ta’ala</em> berfirman,</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">{قُلْ لا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلا ضَرًّا إِلا مَا شَاءَ اللَّهُ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَا إِلا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ}</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">“<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Katakanlah:Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan seandainya aku mengetahui yang gaib, tentulah aku akan melakukan kebaikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman</em>” (QS al-A’raaf:188).</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Di antara bentuk-bentuk pengagungan yang berlebihan dan melampaui batas kepada Rasulullah <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> adalah sebagai berikut:</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">- Meyakini bahwa beliau mengetahui perkara yang gaib dan bahwa dunia diciptakan karena beliau <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">- Memohon pengampunan dosa dan masuk surga kepada beliau <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>, karena semua perkara ini adalah khusus milik Allah <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Ta’ala</em> dan tidak ada seorang makhlukpun yang ikut serta memilikinya.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">- Melakukan safar (perjalanan) dengan tujuan menziarahi kuburan beliau <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>, karena beliau<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> sendiri yang melarang perbuatan ini dalam sabda beliau <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>, “Tidak boleh melakukan perjalanan (dengan tujuan ibadah) kecuali ke tiga masjid: Masjidil haram, Masjid nabawi dan Masjidil aqsha”<a href="http://muslim.or.id/aqidah/waspada-berbagai-syirik-di-sekitar-kita.html#_ftn15" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #324d03; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">[15]</a>.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Dan semua hadits yang menyebutkan keutamaan melakukan perjalanan untuk mengunjungi kuburan beliau<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> adalah hadits yang lemah dan tidak benar penisbatannya kepada beliau <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>, sebagaimana yang ditegaskan oleh sejumlah imam ahli hadits.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Adapun melakukan perjalanan untuk melakukan shalat di Masjid nabawi maka ini adalah perkara yang dianjurkan dalam Islam berdasarkan hadits yang shahih<a href="http://muslim.or.id/aqidah/waspada-berbagai-syirik-di-sekitar-kita.html#_ftn16" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #324d03; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">[16]</a>.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">- Meyakini bahwa keutamaan Masjid nabawi adalah karena adanya kuburan Rasulullah <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>. Ini jelas merupakan kesalahan yang sangat fatal, karena Rasulullah <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> telah menyebutkan keutamaan shalat di Mesjid nabawi sebelum beliau wafat.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">4-</strong> Berlebihan dan melampaui batas dalam mengagungkan kuburan orang-orang shaleh, yang terwujud dalam berbagai bentuk di antaranya:</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">- Memasukkan kuburan ke dalam mesjid dan meyakini adanya keberkahan dengan masuknya kuburan tersebut.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Rasulullah <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda, “Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nashrani, (kerena) mereka menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai mesjid (tempat ibadah)”<a href="http://muslim.or.id/aqidah/waspada-berbagai-syirik-di-sekitar-kita.html#_ftn17" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #324d03; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">[17]</a>.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Dalam hadits lain, Rasulullah <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda, “Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian selalu menjadikan kuburan para nabi dan orang-orang shaleh (di antara) mereka sebagai mesjid (tempat ibadah), maka janganlah kalian (wahai kaum muslimin) menjadikan kuburan sebagai mesjid, sesungguhnya aku melarang kalian dari perrbuatan tersebut”<a href="http://muslim.or.id/aqidah/waspada-berbagai-syirik-di-sekitar-kita.html#_ftn18" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #324d03; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">[18]</a>.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">- Membangun (meninggikan) kuburan dan mengapur (mengecat)nya.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Dalam hadits yang shahih Jabir bin Abdullah <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">radhiyallahu ‘anhu</em> berkata, “Rasulullah <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>melarang dari mengapur (mengecat) kuburan, duduk di atasnya, dan membangun di atasnya”<a href="http://muslim.or.id/aqidah/waspada-berbagai-syirik-di-sekitar-kita.html#_ftn19" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #324d03; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">[19]</a>.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Perbuatan-perbuatan ini dilarang karena merupakan sarana yang membawa kepada perbuatan syirik (menyekutukan Allah <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Ta’ala</em> dengan orang-orang shaleh tersebut).</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">5-</strong> Termasuk perbuatan yang merusak tauhid dan akidah seorang muslim adalah menggantungkan jimat, yang berupa benang, manik-manik atau benda lainnya, pada leher, tangan, atau tempat-tempat lainnya, dengan meyakini jimat tersebut sebagai penangkal bahaya dan pengundang kebaikan.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Perbuatan ini dilarang keras oleh Rasulullah <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> dalam sabda beliau, “Barangsiapa yang menggantungkan jimat maka sungguh di telah berbuat syirik”<a href="http://muslim.or.id/aqidah/waspada-berbagai-syirik-di-sekitar-kita.html#_ftn20" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #324d03; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">[20]</a>.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">6-</strong> Demikian juga perbuatan <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">ath-Thiyarah/at-Tathayyur</em>, yaitu menjadikan sesuatu sebagai sebab kesialan atau keberhasilan suatu urusan, padahal Allah <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Ta’ala</em> tidak menjadikannya sebagai sebab.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Perbuatan ini juga dilarang keras oleh Rasulullah <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> dalam sebda beliau, “(Melakukan) <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">ath-thiyarah</em> adalah kesyirikan”<a href="http://muslim.or.id/aqidah/waspada-berbagai-syirik-di-sekitar-kita.html#_ftn21" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #324d03; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">[21]</a>.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">7-</strong> Demikian juga perbuatan bersumpah dengan nama selain Allah. Rasulullah <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda, “Barngsiapa yang bersumpah dengan (nama) selain Allah maka sungguh dia telah berbuat syirik”<a href="http://muslim.or.id/aqidah/waspada-berbagai-syirik-di-sekitar-kita.html#_ftn22" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #324d03; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">[22]</a>.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: red; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Nasehat dan </strong><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">P</strong><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">enutup</strong></span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Demikianlah sedikit dari contoh-contoh perbuatan syirik yang terjadi di masyarakat, yang ini semua seharusnya menjadikan seorang muslim selalu memikirkan dan mengkhawatirkan dirinya akan kemungkinan terjerumus ke dalam perbuatan tersebut. Karena siapa yang mampu menjamin dirinya dan keluarganya selamat dari keburukan yang terjadi pada orang-orang yang hidup disekitarnya?</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Kalau nabi Ibrahim ‘<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">alaihis salam</em> saja sampai mengkhawatirkan dirinya dan keluarganya terjerumus dalam perbuatan menyembah kepada selain Allah (syirik), sebagaimana doa yang diucapkannya:</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">{وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الأصْنَامَ}</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">“<em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Jauhkanlah diriku dan anak cucuku dari (perbuatan) menyembah berhala</em>” (QS Ibrahim:35)</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Padahal beliau <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">‘alaihis salam</em> adalah nabi mulia yang merupakan panutan dalam kekuatan iman, kekokohan tauhid, serta ketegasan dalam memerangi syirik dan pelakunya.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Maka tentunya kita lebih pantas lagi mengkhawatirkan hal tersebut menimpa diri kita, dengan semakin bersunggh-bersungguh berdoa dan meminta perlindungan kepada-Nya agar dihindarkan dari semua perbuatan tersebut dan sebab-sebab yang membawa kepadanya.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Sebagaimana doa yang diajarkan oleh Rasulullah <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> kepada sahabat yang mulia, Abu Bakar ash-Shiddiq <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">radhiyallahu ‘anhu,</em></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">«</strong>اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ<strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">»</strong><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"></strong></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan menyekutukan-Mu yang aku ketahui, dan aku memohon ampun kepada-Mu dari apa yang tidak aku ketahui (sadari)”<a href="http://muslim.or.id/aqidah/waspada-berbagai-syirik-di-sekitar-kita.html#_ftn23" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #324d03; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">[23]</a>.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Juga tentu saja, dengan semakin giat mengusahakan sebab-sebab yang semakin memantapkan akidah tauhid dalam diri kita, yaitu dengan semakin semangat mempelajari ilmu tentang tauhid dan keimanan, serta berusaha semaksimal mungkin mempraktekkan dan merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Artikel <a href="http://www.muslim.or.id/" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #324d03; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">www.muslim.or.id</a></div>Ushuluddin Nur, SHhttp://www.blogger.com/profile/04268661347934469722noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5646096252624822157.post-16843539360572771542011-03-12T22:34:00.000-08:002011-03-12T22:34:18.608-08:00Tawaddu'<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;"></span><br />
Sikap merendah tanpa menghinakan diri- merupakan sifat yg sangat terpuji di hadapan Allah dan seluruh makhluk-Nya. Sudahka h kita memilikinya?<br />
Merendahkan diri adl sifat yg sangat terpuji di hadapan Allah dan juga di hadapan seluruh makhluk-Nya. Setiap orang mencintai sifat ini sebagaimana Allah dan Rasul-Nya mencintainya. Sifat terpuji ini mencakup dan mengandung banyak sifat terpuji <span class="IL_AD" id="IL_AD7" style="background-attachment: scroll !important; background-clip: initial !important; background-color: transparent !important; background-image: none !important; background-origin: initial !important; background-position: 0% 50%; background-repeat: repeat repeat !important; border-bottom-color: rgb(0, 153, 0) !important; border-bottom-style: solid !important; border-bottom-width: 1px !important; color: rgb(0, 153, 0) !important; cursor: pointer !important; display: inline !important; float: none !important; font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif !important; font-size: 14px !important; font-style: normal !important; font-weight: normal !important; padding-bottom: 1px !important; padding-left: 0px !important; padding-right: 0px !important; padding-top: 0px !important; position: static; text-decoration: underline !important;">lainnya</span>.<br />
Tawadhu’ adl ketundukan kepada kebenaran dan menerima dari siapapun datang baik ketika suka atau dlm keadaan marah. Arti janganlah kamu memandang dirimu berada di atas semua orang. Atau engkau menganggap semua orang membutuhkan dirimu.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Lawan dari sifat tawadhu’ adl takabbur sifat yg sangat dibenci Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah mendefinisikan sombong dgn sabdanya:<br />
“Kesombongan adl menolak kebenaran dan menganggap remeh orang lain.”<br />
Jika anda mengangkat kepala di hadapan kebenaran baik dlm rangka menolak atau mengingkari berarti anda belum tawadhu’ dan anda<span class="IL_AD" id="IL_AD11" style="background-attachment: scroll !important; background-clip: initial !important; background-color: transparent !important; background-image: none !important; background-origin: initial !important; background-position: 0% 50%; background-repeat: repeat repeat !important; border-bottom-color: rgb(0, 153, 0) !important; border-bottom-style: solid !important; border-bottom-width: 1px !important; color: rgb(0, 153, 0) !important; cursor: pointer !important; display: inline !important; float: none !important; font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif !important; font-size: 14px !important; font-style: normal !important; font-weight: normal !important; padding-bottom: 1px !important; padding-left: 0px !important; padding-right: 0px !important; padding-top: 0px !important; position: static; text-decoration: underline !important;">memiliki</span> benih sifat sombong.<br />
Tahukah anda apa yg diperbuat Allah subhanahu wa ta’ala terhadap Iblis yg terkutuk? Dan apa yg diperbuat Allah kepada Fir’aun dan tentara-tentaranya? Kepada Qarun dgn semua anak buah dan hartanya? Dan kepada seluruh penentang para Rasul Allah? Mereka semua dibinasakan Allah subhanahu wa ta’ala krn tdk memiliki sikap tawadhu’ dan sebalik justru menyombongkan dirinya.<br />
Tawadhu’ di Hadapan Kebenaran<br />
Menerima dan tunduk di hadapan kebenaran sebagai perwujudan tawadhu’ adl sifat terpuji yg akan mengangkat derajat seseorang bahkan mengangkat derajat suatu kaum dan akan menyelamatkan mereka di dunia dan akhirat. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:<br />
“Negeri akhirat itu Kami jadikan utk orang2 yg tdk menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di muka bumi dan kesudahan yg baik bagi orang2 yg bertakwa.”<br />
Fudhail bin Iyadh t <span class="IL_AD" id="IL_AD9" style="background-attachment: scroll !important; background-clip: initial !important; background-color: transparent !important; background-image: none !important; background-origin: initial !important; background-position: 0% 50%; background-repeat: repeat repeat !important; border-bottom-color: rgb(0, 153, 0) !important; border-bottom-style: solid !important; border-bottom-width: 1px !important; color: rgb(0, 153, 0) !important; cursor: pointer !important; display: inline !important; float: none !important; font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif !important; font-size: 14px !important; font-style: normal !important; font-weight: normal !important; padding-bottom: 1px !important; padding-left: 0px !important; padding-right: 0px !important; padding-top: 0px !important; position: static; text-decoration: underline !important;">dita</span> tentang tawadhu’ beliau menjawab: “Ketundukan kepada kebenaran dan memasrahkan diri kepada serta menerima dari siapapun yg mengucapkannya.” . Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:<br />
“Tidak akan berkurang harta yg dishadaqahkan dan Allah tdk akan menambah bagi seorang hamba yg pemaaf melainkan kemuliaan dan tidaklah seseorang merendahkan diri krn Allah melainkan akan Allah angkat derajatnya.”<br />
Ibnul Qayyim t dlm kitab Madarijus Salikin berkata: “Barangsiapa yg angkuh utk tunduk kepada kebenaran walaupun datang dari anak kecil atau orang yg dimarahi atau yg dimusuhi mk kesombongan orang tersebut hanyalah kesombongan kepada Allah krn Allah adl Al-Haq ucapan haq<span class="IL_AD" id="IL_AD10" style="background-attachment: scroll !important; background-clip: initial !important; background-color: transparent !important; background-image: none !important; background-origin: initial !important; background-position: 0% 50%; background-repeat: repeat repeat !important; border-bottom-color: rgb(0, 153, 0) !important; border-bottom-style: solid !important; border-bottom-width: 1px !important; color: rgb(0, 153, 0) !important; cursor: pointer !important; display: inline !important; float: none !important; font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif !important; font-size: 14px !important; font-style: normal !important; font-weight: normal !important; padding-bottom: 1px !important; padding-left: 0px !important; padding-right: 0px !important; padding-top: 0px !important; position: static; text-decoration: underline !important;">agama</span> haq. Al-Haq datang dari Allah dan kepada-Nya akan kembali. Barangsiapa menyombongkan diri utk menerima kebenaran berarti dia menolak segala yg datang dari Allah dan menyombongkan diri di hadapan-Nya.”<br />
Perintah utk Tawadhu’<br />
Dalam pembahasan masalah akhlak kita selalu terkait dan bersandar kepada firman Allah subhanahu wa ta’ala:<br />
“Sungguh telah ada bagi kalian pada diri Rasul teladan yg baik.”<br />
Dalam hal ini banyak ayat yg memerintahkan kepada beliau utk tawadhu’ tentu juga perintah tersebut utk umat dlm rangka meneladani beliau. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:<br />
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang2 yg mengikutimu yaitu orang2 yg beriman.” .<br />
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:<br />
“Sesungguh Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian merendahkan diri sehingga seseorang tdk menyombongkan diri atas yg lain dan tdk berbuat zhalim atas yg lain.” .<br />
Demikianlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan kepada kita bahwa tawadhu’ itu sebagai sebab tersebar persatuan dan persamaan derajat keadilan dan kebaikan di tengah-tengah manusia sebagaimana sifat sombong akan melahirkan keangkuhan yg mengakibatkan memperlakukan orang lain dgn kesombongan.<br />
Macam-macam Tawadhu’<br />
Telah dibahas oleh para ulama sifat tawadhu’ ini dlm karya-karya mereka baik dlm bentuk penggabungan dgn pembahasan yg lain atau menyendirikan pembahasannya. Di antara mereka ada yg membagi tawadhu’ menjadi dua:<br />
1. Tawadhu’ yg terpuji yaitu ke-tawadhu’-an seseorang kepada Allah dan tdk mengangkat diri di hadapan hamba-hamba Allah.<br />
2. Tawadhu’ yg dibenci yaitu tawadhu’- seseorang kepada pemilik dunia krn menginginkan dunia yg ada di sisinya. .<br />
Wallahu a’lam. <br />
Sumber: www.asysyariah.comUshuluddin Nur, SHhttp://www.blogger.com/profile/04268661347934469722noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5646096252624822157.post-40779963582034068772011-03-12T22:29:00.000-08:002011-03-12T22:29:19.858-08:00Tafsir Surah Al-Ma'uunPEMBELAAN ATAS KAUM TERTINDAS<br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #2a2a2a; font-family: Verdana, Tahoma, Arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #2a2a2a; font-family: Verdana, Tahoma, Arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: normal;"></span></span><br />
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Memang surat pendek ini penuh makna dan memposisikan kaum teraniaya, tidak berdaya (dari segi harta) untuk mendapatkan tempat dan perhatian yang sungguh-sungguh dari ummat yang mengaku beragama. Di mata surat ini, <strong>pendusta agama</strong> adalah orang yang <strong>menghardik anak yatim dan tidak mengajurkan memberi makan orang miskin</strong>. Pernyataan Allah yang begitu tegasnya untuk menegasi bahwa kekurangperhatian pada orang-orang “tak berdaya” dan membiarkan orang miskin berada dalam kemiskinan adalah PENDUSTA AGAMA. Yap… pendusta. Maka kecelakaanlah buat orang-orang yang shalat, yang lalai dalam shalatnya, berbuat riya dan enggan menolong dengan barang yang berguna.<span id="more-1176"></span></div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"></div><a name='more'></a><br />
<br />
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Beragama dalam surah Al-Ma’un tidak selau identik dengan kesalehan dan ketakwaan. Beragama dan melakukan ritual-ritual agama tidak selalu menjadikan seseorang bisa dipercaya dan membawa amanah (hlm 3). Wacana besar yang dibawa surah ini adalah membalik semua itu dengan mengatakan bahwa kalangan orang beragama itu “ada pendusta agama”. Orang yang haji dan shalatnya rajinpun bisa jadi adalah pendusta agama. Simbol agama dan kesalehan vertikal tak selamanya sepadan atau segaris dengan apa yang ditunjukkan oleh agama itu sendiri. Bahkan bisa jadi kesalehan ritual agama yang dilakukannya merupakan manipulasi semata untuk mengkhianati agama .</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Surah Al-Ma’un ini juga membawa pesan : betapa pentingnya keterlibatan sosial dan pembelaan sosial kepada masyarakat miskin, minoritas, dan pentingya membela ketidakadilan dan menjustifikasi gerakan-gerakan sosial berbasiskan santri dan kitab kuning (hlm 4). Jelas sekali bahwa surat ini memberikan petunjuk bahwa kesalehan ritual tidak menjadi bermakna tanpa kesalehan sosial.</div>Ushuluddin Nur, SHhttp://www.blogger.com/profile/04268661347934469722noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5646096252624822157.post-16090269240512170862011-03-11T02:08:00.000-08:002011-03-12T22:23:30.163-08:00Mutiara Surga Anak Yatim<span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; color: #333333; font-family: tahoma; font-size: 12px;">Anak yatim sangat dimuliakan Rasulullah saw. Beliau menyayangi dan mencintai mereka sepenuh hati dan jiwa. Allah SWT dan Rasulullah saw telah memerintahkan agar kita menyantuni dan mengasihi anak yatim. Sebaliknya, kita dilarang keras untuk menelantarkan mereka. Bahkan, hanya dengan menghardiknya, kita sudah dimasukkan kepada kelompok orang-orang yang mendustakan agama.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; color: #333333; font-family: tahoma; font-size: 12px;"></span><br />
<a name='more'></a><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://lh5.googleusercontent.com/-9w2RbXc2Yfk/TXxikIjE8mI/AAAAAAAAACY/qJ7lQTUAJvQ/s1600/cewek+panti.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://lh5.googleusercontent.com/-9w2RbXc2Yfk/TXxikIjE8mI/AAAAAAAAACY/qJ7lQTUAJvQ/s320/cewek+panti.jpg" width="232" /></a></div><br />
<span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; color: #333333; font-family: tahoma; font-size: 12px;"></span><br />
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 5px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 5px;">Bagi orang-orang yang menyantuni anak yatim, Allah dan rasul-Nya telah menjanjikan banyak kemuliaan dan keutamaan, baik itu di dunia maupun di akhirat kelak. Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah saw bersabda,</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 5px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 5px;"><em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">"Aku dan orang yang merawat anak yatim di dalam surga, seperti ini (sambil mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengahnya).”</em> (HR Bukhari).</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 5px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 5px;">Dalam hadits lainnya, Nabi saw bersabda, <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">"Barangsiapa yang mengasuh tiga anak yatim, dia bagaikan bangun pada malam hari dan puasa pada siang harinya, dan bagaikan orang yang keluar setiap pagi dan sore menghunus pedangnya untuk berjihad fisabilillah. Dan, kelak di surga bersamaku bagaikan saudara, sebagaimana kedua jari ini, yaitu jari telunjuk dan jari tengah.”</em> (HR Ibnu Majah).</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 5px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 5px;">Rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim yang diasuh dengan baik, Rasulullah mengatakan bahwa itulah sebaik-baik rumah kaum muslimin. Betapa keutamaan ini merupakan tambang yang amat besar untuk dijadikan sarana pencari mutiara surga. Jika kita ikhlas karena Allah, hanya dengan mengusap kepala anak yatim pun, kita akan mendapatkan kebaikan dari Allah SWT sebanyak rambut yang kita usap di kepalanya. </div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 5px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 5px;">Oleh sebab itu, alangkah rugi dan besarnya dosa kita jika membiarkan anak anak-anak yatim terlantar. Padahal, mereka adalah generasi penerus yang telah putus dari kasih sayang orangtuanya. Dengan kematian orangtuanya, mereka telah kehilangan pegangan tempat mereka bergantung. Kondisi ini merupakan sisi berbahaya jika tidak ada pihak lain luar yang ikut mengulurkan tangannya, membantu nafkah kebutuhannya, baik lahir maupun batin.</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 5px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 5px;">Buku <strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><a href="http://qultummedia.com/Wawasan-Wacana/Dahsyatnya-Menyantuni-Anak-Yatim.html" style="color: #7d2b18; font-family: Arial; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;">"Dahsyatnya Menyantuni Anak Yatim”</a></em></strong> yang ditulis oleh Prof. Dr. H. Abdul Rozak ini membuka mata hati dan pikiran kita terhadap anak yatim. Anda akan menemukan berbagai rahasia yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang peduli terhadap anak yatim dan mutiara surga yang begitu amat berharga demi kebahagiaan hidup Anda, baik di dunia maupun di akhirat.</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 5px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 5px;">Buku yang diterbitkan QultumMedia ini menjelaskan kepada Anda apa saja yang mesti kita lakukan terhadap anak yatim. Yakni mulai dari hakikat anak yatim dalam sudut pandang fenomena dan pandangan anak yatim menurut Allah dan Rasulullah, keutamaan mengasuh anak yatim, rahasia doa anak yatim, hak-hak anak yatim dan cara-cara menyantuninya, sampai kisah-kisah hikmah anak yatim yang mampu menggetarkan hati Anda.</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 5px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 5px;">Tidak hanya itu, buku ini juga dilengkapi daftar panti asuhan dan lembaga dompet dhuafa yang akan memudahkan Anda menemukan mereka. Anda bisa berkunjung menemui mereka dan menemukan mutiara surga dan rahasia-rahasia hikmah yang mereka miliki dari Allah SWT.</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 5px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 5px;">Dengan membaca buku ini dan mengamalkannya, insya Allah keberkahan hidup Anda akan mengalir dan dekat dengan rahmat serta ampunan Allah. Sehingga dengannya, Anda menjadi orang yang istiqamah, terhindar dari sifat kikir, bertumbuhkembangnya kemurahan hati, mendapatkan kemudahan dari Allah dalam setiap urusan, menjadi penunai hak sesama muslim, dan menjadi pelaksana wasiat Rasulullah saw.</div>Ushuluddin Nur, SHhttp://www.blogger.com/profile/04268661347934469722noreply@blogger.com0